Setelah mengalami beberapa kali keguguran, akhirnya pasangan Yazir Andreas dan Lulu Andreas dikaruniai seorang putra yang diberi nama Azhami Ardaf Andreas. Tepat saat usia pernikahan mereka menginjak angka 10 tahun.
Selang lima tahun berlalu dengan segala usaha ingin memiliki momongan kembali--yang sayangnya tak kunjung berhasil--pasangan itu mengadopsi seorang bayi perempuan. Bayi yang menjadi korban keegoisan orang tua itu mereka beri nama Azalea Webhi Andreas.
Siapa sangka, saat usia Webhi memasuki tujuh tahun dan Ardaf 12 tahun, pasangan yang sudah tak lagi muda itu ternyata diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk menjadi orang tua bagi bayi laki-laki yang diberi nama Devan Bassedh Andreas.
Kehidupan tiga 'bersaudara' itu tak pernah dibeda-bedakan bahkan setelah fakta terungkap tanpa ada yang mereka tutupi. Saat itu usia Webhi 15 tahun, Yazir dan Lulu memilih memberi tahu hal yang sebenarnya. Namun, mereka mengatakan dengan tulus kalau rasa sayang yang mereka curahkan sama rata. Pasangan dermawan itu menganggap kehadiran Webhi seperti anugerah yang dititipkan Tuhan di tengah keluarga mereka, meskipun dengan cara yang sedikit berbeda.
Awalnya Webhi bingung, sedih, serta kecewa. Setengah marah pada orang yang berkontribusi besar menghadirkannya ke dunia, tetapi tak tahu cara mempertanggungjawabkan. Webhi yang saat itu masih labil mengelola emosi hanya mampu diam dan menangis tersedu sedan.
Hingga dua pria yang Webhi anggap seorang ayah dan kakak dalam hidupnya, datang untuk menenangkan. Memeluk dan merengkuhnya dengan kasih sayang, membuat rasa marah dan kecewa yang melukai hati berangsur pulih. Berganti dengan rasa syukur karena ditempatkan Tuhan dalam keluarga penuh kasih sayang.
Setelah banyak cinta yang tak terkira dicurahkan padanya, wanita yang Webhi panggil Mamah meminta ia menikah dengan seorang pria pilihan mereka.
Lantas, Webhi tak kuasa untuk menolak permintaan pertama orang tua angkatnya sejak ia dibesarkan.
"Bhi, papa mau tanya sekali lagi. Kamu bener nggak ada lelaki yang kamu sukai?"
Webhi tersenyum menatap pantulan pria berwibawa lewat cermin riasnya. Ia putar tubuhnya santai, merentangkan tangan pada pria tambun itu sebelum detik selanjutnya berada dalam pelukan hangat lelaki yang mengambil peran besar dalam hidupnya.
"Nggak ada, Pah."
"Jadi kamu nggak apa-apa sama perjodohan ini?" tanya Yazir lagi.
Pria itu tak pernah mengekang anak-anaknya dalam urusan apa pun termasuk mencari pendamping hidup. Asal mereka bahagia dengan kehidupan yang mereka jalani dan mampu bertanggung jawab dengan segala konsekuensi yang mereka ambil, ia tak masalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seatap (tak) Sehati ✔️
Aktuelle Literatur•TAMAT• •COMPLETED• ⚠️bijaklah dalam memilih bacaan⚠️ Pasangan aneh, yang satu menikah karena warisan dan satunya lagi menjadikan itu alasan untuk mengalihkan perasaan. Lantas, bagaimana narasi panjang yang penuh tawa dan kecewa dalam kelu...