010. Keinginan Azka

9.3K 828 43
                                    

ᨏᨐᨓ Happy reading ᨓᨐᨏ

"Kenapa? "

Baru saja masuk selangkah kaki di pintu, tiba- tiba dua kulkas sudah berdiri dan mewawancarai mereka berdua.

"Tidur, Bang. Dia lelah habis —aaakh! "
Wira memekik saat kakinya di injak oleh Wisnu. " Lo, apa—" Dia berhenti saat melihat tatapan Wisnu yang mengancamnya seakan mengatakan ' Lo jujur, Gue bunuh! '.

"Habis apa? " tanya Bastian dengan mata penuh selidik.

"Habis bermain. Ya, habis bermain, Bang" lanjut Wira dengan senyum tengilnya.

Bastian tidak bertanya lagi. Dia yakin kalau mereka menyembunyikan sesuatu darinya. Dia lalu mengambil alih tubuh Piyo dalam gendongan Wisnu.

"Uung" lenguh Piyo.

"Tidurlah" Bastian menepuk punggung Piyo dengan lembut dan menimang nya ke kanan kiri seperti menimang bayi. Sedangkan Eron menatap Bastian tidak senang. Seharusnya dia yang menggendong adiknya, bukan pria titisan batu ini. Ini sangat mengesalkan untuknya.

"Eron, ayo naik ke punggung Abang! Kita main kuda-kudaan" ajak Wira sambil berjongkok memungungi Eron. Dia tadi melihat ekspresi Eron yang seperti orang cemburu. Dia pikir Eron ingin di gendong sama Bastian.

Eron tidak merespon. Dia melewati Wira begitu saja. Wisnu yang melihat itu langsung menoyor kepala belakang Wira.

"Memang goblok! Eron tuh berbeda dari anak yang lain. Selain mulut Lo turunan beo, otak Lo juga selaras dengan keledai, ya" cela Wisnu sebelum meninggalkan Wira.

"Wisnu stress! Ucapannya menusuk jantung orang. Memang sinting tuh anak. Untung hati gue sekuat baja" dumel Wira.

𖧷𖧷𖧷𖧷𖧷

Malam hari di kediaman keluarga Edgardo. Azka merengek terus pada Dilan. Dia meminta Dilan mengajak Abang Duo W ke rumah lagi.

"Pokoknya Azka mau Bang Nunu sama Bang Rara. Kalau nggak, Azka ngambek sebulan! " ancamnya.

Dilan tentu panik. Mana mau di cuekin sama bayinya selama itu.

"Dilan, Azka, Ada apa ini? " tiba- tiba suara seseorang memanggil mereka.

Azka menoleh. Wajahnya yang cemberut berubah ceria, " DADDY! " pekiknya riang.

Azka berlari kecil menghampiri Daddynya. Pria itu langsung menangkap tubuh putra bungsunya.

"Kenapa baby harus lari? Daddy kan tidak jauh" tegur pria bernama Vino itu.

"Maaf, Daddy. Habisnya Azka senang Daddy pulang. Mommy sama Abang yang lain mana? " tanyanya.

"Mereka di bawah, Sayang. Kamu dan abangmu sedang apa? Daddy dengar suara ribut dari luar. Daddy kira kalian bertengkar lagi"

"Um, Azka cuma minta Bang Dilang untuk membawa Abang duo w kesini" jawabnya.

"Duo W? " beo Vino bingung.

"Putranya Om Bara, Dad" jelas Dilan singkat.

Vino mengangguk, " Kenapa tidak langsung pergi ke rumahnya? " tanya Vino.

"Bang Dilan gak tahu alamatnya, Daddy" jawab Azka. Dilan melotot seketika.

"Eh, apaan! Abang bukan gak tahu, cuma lupa saja" kilahnya. Azka mau menjawab, tetapi sudah di sela oleh daddy nya.

"Kenapa nggak bilang ke Daddy? Om Rama itu sahabat Daddy, lho. Kalau kamu rindu mereka, kita bisa langsung ke sana"

"Beneran, Daddy? " tanya Azka bahagia.

"Apapun akan daddy lakukan untuk bayi kecilnya daddy" Vino mencubit pipi gembul putranya.

"Yeeey! Azka gak sabar ketemu abang-abangnya Azka. Ayo, kita kesana, Dad! "

"Nanti dulu, ya. Habis makan malam"

"Yaaah, tapi Daddy gak bohong, ' kan? "

"Mana mungkin daddy bohongin bayi kecil ini. Yuk, kita makan"

"Lets go! "

Mereka bertiga lalu meninggalkan kamar menuju ruang makan. Di sana sudah menunggu seorang wanita dan bocah berusia tujuh tahun sebaya Eron.

"Mommy! " panggil Azka riang.

Mommy Hana yang sedang menyiapkan makanan langsung menoleh. " Eh, sayangnya Mommy. Kenapa baru turun? " tanya Hana.

"Azka lagi main sama Abang Dilan" jawab Azka.

"Seru mainnya? " tanya Hana.

"Seru dong, Mom. Oh iya, tadi ada anak jahat nakalin Azka" ceritanya.

"Anak jahat? " Mereka menatap Azka bingung, kecuali Dilan.

"Iya, Mom. Dia dorong Azka sampai sikunya lecet" Azka menunjukkan sikunya yang sudah di plester oleh Dilan.

"Gimana ceritanya? " tanya Hana. Dia memeriksa tubuh putranya dengan teliti. Begitupun dengan dua lelaki itu yang menatap khwatir pada Azka. Dilan lalu menceritakanya secara detail.

"Jadi, dia anak angkatnya Om Rama? " tanya Daddy Vino kaget. Dia baru tahu informasi ini.

"Halah, palingan dia menipu keluarga Om Rama untuk masuk ke dalam keluarga itu" celetuk Daren. " Baby, harus hati-hati sama anak itu. Kelihatannya sangat licik. Daren khawatir kalau dia akan melukai baby di sana" ucap Daren. Dia sudah di beritahu oleh Vino untuk mengunjungi rumah keluarga Om Rama.

"Jangan khawatir. Daddy akan bilang ke Om Rama tentang anak itu. Kalau dia ganggu kamu, tinggal bilang saja sama Om Rama. Sejak kamu masih bayi, Om Rama sangat dekat denganmu. Dia pasti akan menghukum anak nakal itu kalau sampai melukai anak kesayangannya ini" ujar Vino menenangkan kekhawatiran Azka. Tidak tahu saja kalau Azka menyeringai diam- diam. Dia gak mau kasih sayang semua orang di rebut oleh anak itu. Walaupun dia sangat iri dengan kesempurnaan yang di miliki oleh Piyo. Namun, dia tidak ingin Piyo merebut perhatian semua orang. Kalau perlu dia ingin Piyo di usir dari keluarga Emilius.

TBC.

Piyo ( TAMAT✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang