021. Kenapa?

7.9K 663 5
                                    

**✿❀ Happy reading ❀✿**

Selesai memperkenalkan diri, Piyo duduk di tempat yang kosong. Semua orang menatapnya dengan ekspresi yang berbeda.

"Kasihan dia, ya. "

"Gimana reaksi orang itu , ya. "

" Semoga dedek gemes itu tidak apa- apa, deh. "

Piyo yang mendengar bisikan mereka berusaha tidak peduli. Dia duduk dengan tenang dan mengeluarkan buku pelajarannya.

"Hei, hei! Pssst...! "

Piyo menoleh ke kanan. Dia menunjuk dirinya, " Aku? " tanyanya berbisik.

Orang itu lalu memberikan bukunya pada Piyo. Dia meminta Piyo untuk membacanya.

Sebaiknya Lo duduk di sebelah gue.

                                        Kenapa?

Bangku yang Lo duduki itu milik anak pemilik sekolah.... Dia sangat berkuasa disini.

Piyo mengernyit. Anak pemilik sekolah? Bang Soni punya anak? Kapan? Dia bertanya- tanya di pikirannya. Piyo membalas surat orang bernama Rudi itu. Piyo tahu dari halaman depan buku milik orang tersebut.

Nggak apa- apa. Aku udah nyaman.

Orang itu tidak membalas suratnya lagi. Dia fokus kedepan mendengar penjelasan guru. Tak lama seorang siswa berkacamata datang setelah guru mata pelajaran pertama keluar. Semua orang menahan nafas ketika siswa yang paling ditakuti itu menghampiri Piyo. Mereka tidak berani menoleh kebelakang.

Piyo melotot melihat wajah familier siswa tersebut. Orang itu mengedipkan mata memberi kode agar Piyo diam saja.

Sudah 1 menit berlalu, tetapi tidak ada tanda- tanda bunyi suara pukulan. Karena penasaran, semua siswa di kelas itu menoleh ke belakang. Mereka cengo ketika siswa berkacamata itu bersandar di pundak anak baru itu.

'Gue nggak salah liat, ' kan? '

'Serius? Demi apa? '

'Mimpi apa gue semalam? '

'Sepertinya gue harus periksa mata nanti'

Begitulah batin mereka yang tak percaya dengan kejadian langka yang di lihat barusan. Anak pemilik sekolah yang ditakuti di sekolah mendadak manja dengan anak baru itu. Ada hubungan apa mereka?.

Gosip seputar kedekatan Piyo dengan siswa bernama Leon itu sampai ke telinga seseorang. Telinganya panas mendengar kabar itu. Dia merasa hidupnya terancam dengan kehadiran anak itu.

****

"Leon dulu aja. Piyo mau ke toilet sebentar," kata Piyo.

"Nggak. Aku ikut! " Leon memaksa untuk ikut. Piyo hanya bisa parah. Dia tidak mungkin melarang Leon.

Kedua orang itu berjalan santai menuju toilet. Piyo meminta Leon menunggunya di luar dengan ancaman tidak mau bicara dengannya. Tentu saja Leon menuruti perintah kesayangannya. Dia tidak sadar seseorang sedang mengincar Piyo dari dalam toilet.

Sudah satu jam Leon menunggu, tetapi Piyo tidak keluar. Perasaannya mulai tidak enak. Dia lalu masuk ke dalam. Namun, tiba- tiba lehernya dipukul oleh seseorang hingga tidak sadarkan diri.

"Pi-Piyo.... "

Samar- samar, Dia melihat siluet bayangan seseorang menggendong Piyo di pundak sebelum benar- benar pingsan.

Soni yang mendapatkan laporan bahwa adiknya diculik marah besar. Dia meminta Steven dan kelompoknya untuk mencari Piyo. Dia yakin penculik itu tidak begitu jauh.

Untuk Leon, dia dibawa oleh Eron. Leon lalu menceritakan kejadian tadi membuat Eron marah.

"APA? BAGAIMANA BISA?! " bentak Eron.

"Diculik? SIAPA YANG DICULIK?! " Salah satu siswa menarik kerahasiaan Tara.

"Gu-gue tidak tahu, " jawab Tara takut. Sumpah, demi dewa..., orang ini lebih menakutkan dari ayahnya.

"Kau...! " Dia menunjuk Leon. Tanpa pikir panjang, orang itu menarik Leon keluar. Dia langsung menunjukkan wajah Leon.

"Tidak becus! " Orang itu langsung pergi begitu saja. Dia tidak peduli dengan kehebohan para siswa yang melihat pertengkaran mereka. Lebih penting Piyo daripada mendengar gosip murahan.

Sementara itu, seseorang yang yang dicari sedang diikat di dalam sebuah gudang. Mulutnya tidak bisa bicara karena ditutup menggunakan lakban. Dia tidak mengerti kenapa mereka menculik dirinya. Padahal Dia tidak membuat masalah dengan siapapun.

Seseorang memasuki ruangan. Dia tertawa sinis menatap Piyo. Piyo membelalakkan matanya tidak percaya. Dia tidak percaya orang ini....

Kenapa??

'Papa Rama? '

Tbc.







Piyo ( TAMAT✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang