Akhirnya setelah Sasori menunggu sekitar 30 menit, Sakura sudah siap. Gadis itu sedang menuruni tangga.
Sasori menatapnya dan tersenyum, Sakura juga ikut tersenyum.
"Itu Sakura." Ucap ibunya memberi tahu Sasori, padahal Sasori sudah melihatnya duluan.
"Iya ibu."
Sakura berjalan mendekati mereka.
"Maaf kalau lama," Kata Sakura merasa tidak enak membuat Sasori menunggu.
Sasori menggeleng, "tidak Sakura, aku yang datangnya terlalu cepat."
"Ya sudah kalau begitu kalian cepat pergi nanti kesorean." Ibu Mebuki menyuruh mereka berdua.
"Kalau begitu aku pergi, ibu ayah." Sakura berpamitan kepada kedua orangtuanya, begitupun Sasori."
"Iya hati-hati jangan pulang malam-malam."
Sasori dan Sakura mengangguk, lalu mereka berdua berjalan keluar.
"Sebenarnya Sasori itu maunya bagaimana?" gumam Kizashi. Mebuki menoleh mendengar ucapan suaminya. Pandangan Kizashi mengarah ke pintu keluar, memperhatikan Sasori dan Sakura yang perlahan-lahan menghilang, diiringi suara motor yang menyala.
Mebuki berjalan mendekati suaminya, mendudukan diri di sampingnya.
"Aku juga tidak tahu suamiku," tangannya menyentuh tangan Kizashi, "Sakura sudah besar, sudah tahu apa yang baik dan buruk untuknya. kita sebagai orang tua hanya bisa mendukungnya."
Kizashi membuang napasnya kasar, "semoga putriku selalu mendapat hal-hal baik.
"Ya semoga."
°•°•°•°
"Kita mau ke mana?" tanya Sakura, pasalnya sedari tadi Sasori tidak berbicara ataupun memberi tahu tujuan mereka ke mana.
"Kamu maunya ke mana?" pria itu malah bertanya balik.
"Kan kamu yang ngajakin."
"Oh iya aku lupa." ucap Sasori main-main dengan tawa manis yang keluar dari bibirnya.
Mata hazelnutnya melirik Sakura dari spion, senyum kecil terukir saat ia melihat wajah gadis itu. Tetapi mengapa wajahnya terlihat seperti melamun? apa yang gadis itu pikirkan?
Setelahnya perjalanan itu hanya diisi dengan keheningan, tidak ada yang berbicara lagi. Masing-masing sibuk dengan dunia yang ada di dalam kepala mereka.
°•°•°•°
Sasori membawanya ke festival di daerah yang tidak begitu jauh dari rumahnya, mungkin sekitar 30 menit jika menggunakan sepeda motor.
Sakura turun dari motor, matanya berkeliling menatap orang-orang yang berlalu lalang, ada yang menggunakan yukata, kalau tahu Sasori mengajaknya kemari Sakura pasti akan memakai yukata miliknya, ia sudah lama tidak ke festival dan juga memakai yukata. Tapi daripada itu, ada yang lebih menarik perhatiannya, para penjual makanan yang tampak bersinar di matanya. Makanan-makanan itu terlihat sangat lezat, sayang sekali jika tidak dicoba semua.
Sasori menepuk kepalanya, membuatnya tersadar dari lamunannya. "Kenapa melamun?"
"Tidak, ayo cepat kita ke sana." Sakura dengan cepat berjalan mendahului Sasori, Sasori tertawa kecil mengikutinya dari belakang.