Jeno terbangun, saat seseorang mencubit pipinya. Ia menatap kearah ruang UGD yang terbuka."Jaem, dimana Haechan?" Tanya Jeno panik. Ia menatap Jaemin yang sedari tadi masih mencubit pipinya.
"Dia sudah dibawa ke kamar rawat, jangan khawatir. Tapi dokter bilang dia akan koma untuk beberapa hari" Ujar Jaemin. Ia membawa Jeno menuju kearah kamar rawat yang ia pesan khusus.
Renjun sudah lebih dulu menemani Haechan diruangan nya.
Sesampainya disana, mereka langsung duduk disofa membiarkan Renjun duduk di samping brangkar.
"Jaemin " Panggil Renjun pelan. Pemilik nama menoleh, diikuti namja disampingnya.
"Apa?" Tanya Jaemin.
"Terimakasih" Gumamnya yang untungnya masih bisa didengar.
"Buat apa?" Bukan, itu bukan Jaemin yang nanya tapi Jeno. Jaemin mah diam diam aja, soalnya dia tau apa maksudnya.
"Mendonorkan darah untuk Haechan" Jawab Renjun.
Jeno langsung saja menatap namja disamping nya lekat.
"Bisa baik juga kamu, Na" Ujar Jeno bercanda. Meski dia juga turut berterima kasih dalam hati.
"Aku memang baik" Saut Jaemin.
'Baik matamu, punggung gw bukti seberapa kejamnya lu. Oiya, sama Hyunjin juga' Batin Jeno kesel.
Jaemin menjatuhkan kepalanya di pangkuan Jeno, berbaring dengan berbantalan paha Jeno.
"Na?" Bingung Jeno.
Jaemin diam, ia menghadap perut Jeno dan memeluknya erat. Memejamkan matanya berniat untuk tidur.
Renjun mendengus melihatnya, ia kembali menatap Haechan yang masih menutup matanya. Tampak seperti mayat.
'Haechan, maaf karna ku kau jadi seperti ini. Aku..... Aku mencintaimu, kumohon cepatlah sadar' Batinnya.
Seminggu, terhitung semenjak kejadian itu. Guanlin, si pembuat Haechan koma telah hilang bersama keluarganya.
Tidak ada yang tau kemana keluarga Lai menghilang, rumahnya pun tampak kosong. Banyak berita yang menanyakan kemana keberadaan keluarga itu.
"Ck, dimana mereka?" Tanya ibu Renjun dengan kesal. Ia dan suaminya sudah beberapa kali menghubungi salah satu keluarga Guanlin.
"Sudahlah Ibu" Sungut Renjun.
"Tidak bisa Renjun! Mereka tidak bisa memperlakukan kita seperti ini. Kau dan Guanlin akan tunangan tapi mereka malah menghilang! Kita tidak bisa mendapatkan harta mereka! " Ujarnya.
Renjun menggeram, yang dipikirkan keluarganya hanya harta harta dan harta!
"AKU SUDAH BILANG IBU!! AYAH!! AKU TIDAK MAU DI JODOHKAN DENGAN SIAPAPUN BAHKAN HANYA KARENA HARTA!!" Teriak Renjun kesal.
Plak....
"JAGA UCAPANMU RENJUN!! BERANI SEKALI KAU BERTERIAK PADA KAMI" Bentak Ayahnya setelah menampar Renjun.
Renjun memegang pipinya yang terasa panas dan nyeri. Ia menatap benci kearah keduanya. Lalu berlalu meninggalkan keduanya yang berteriak.
"RENJUN!! KAU MAU KEMANA?!!"
Renjun berjalan pelan di trotoar, menepis air matanya yang terus jatuh. Ia berhenti, menatap kearah depan dimana sebuah rumah sakit terbangun.
Air matanya kembali jatuh, mengingat Haechan yang masih belum sadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Psychopath || Jaemjen
Fanfiction[HASIL PEMIKIRAN SENDIRI] Hidup Jeno yang awalnya aman dan Damai, harus terganggu saat seorang namja bernama Na Jaemin pindah ke sekolahnya. "k-kau? a-apa yang kau lakukan pada Hyunjin?!" "bermain, kenapa? kau mau ikut bermain, cantik?" semua orang...