10.

1.1K 86 6
                                    


Jaemin duduk santai ditengah kerumunan orang, ia menatap sekeliling mencari mangsa untuk disantap. Dari jauh ia bisa melihat seorang namja yang sedang menari di atas panggung.

"Target terdeteksi" Gumamnya dengan seringai menakutkan.

"Lu udah nemuin kan? Ayo pulang, gw males lama lama disini. Jijik lihatnya" Ujar Haechan yang duduk disampingnya.

Sedari tadi namja itu tampak risih dengan keberadaan para pekerja Club yang menghampirinya.

"Ya, ayo pulang. Lu tunggu bentar di mobil, gw nyusul sama ntuh target" Ujar Jaemin yang langsung diturunin oleh Haechan.



Haechan mendengus, ia menatap Jaemin yang memasukkan mangsanya kedalam bagasi mobil dengan santainya.

"Gw heran, kenapa ga ada yang sadar sama perbuatan lo" Ujar Haechan saat namja itu sudh masuk kedalam mobil.

"Gw kan tembus pandang" Balas Jaemin acuh.

"Setan lu?"

Jaemin mengedikkan bahunya acuh, ia melajukan mobilnya menjauh dari club kembali kemansionnya.

Sesampainya disana, ia membawa mainanya menuju ke ruang bawah tanah. Mark menatap bingung kearah Jaemin yang masuk sambil membopong seseorang.

Ia hanya diam menatap Jaemin yang mendudukan namja itu kesebuah kursi dan mengikatnya.

"Oh, Mark. Lu ga tidur? Udah malam loh" Ujar Jaemin. Ia menatap sekilas kearah Mark lalu kembali melanjutkan aktivitasnya.

"Ga ngantuk" Balas Mark.

Mark diem, menatap Haechan yang datang sambil bawa seember air terus guyurin airnya ke namja yang tadi Jaemin ikat.

"Nah, Jaem udah bangun. Gw mau ambil air lagi" Ujar Haechan.

Jaemin mengangguk singkat, ia menatap Namja yang didepannya yang tampak melihat sekitar.

"Apa yang kamu lakukan?!" Tanya Namja itu. Kan niat awalnya mau ngewe kok ada ditempat ini?

"Bermain" Ujar Jaemin dengan senyum menyeramkan.

Ia mengambil sebuah pisau yang ada diatas meja. Mengarahkannya pada leher namja itu, lalu mulai turun kedadanya yang sudah tak terbalu apapun.

Hanya tinggal satu cm saja ujung pisau itu menyentuh dadanya.

Jaemin memindai, menatap tubuh namja itu. Memikirkan bagian mana yang harus ia mulai.

"Sebaiknya kau mulai dari pahanya" Sahut Mark. Sudah beberapa hari ia dikurung dan selalu mendapati Jaemin yang membunuh seseorang, jadi sudah tidak kaget lagi.

"Ahh, kau ada benarnya juga" Balas Jaemin.

Namja itu kembali menggerakan pisaunya kebawah. Menuju ke paha, tanpa ragu ia tekan pisaunya membuat darah segar mengalir dari sana.

"Argh!! Brengsek!!" Teriaknya kesakitan.

"Heh mulut, ga boleh kasar" Ujar Haechan yang baru datang. Dengan senyum lebar ia menyirami luka yang Jaemin buat dengan air lemon yang ia bawa membuat namja itu semakin berteriak.

Jaemin menatap Mark, ia mendekat membiarkan Haechan melanjutkan kerjaaannya.

"Kamu masih suka sama Jeno?"

Mark yang awalnya melihat Haechan yang lagi bermain menoleh kearah Jaemin yang berjongkok didepannya.

"Ga, denger kamu bilang Jeno anak om Taeyong buat rasa sukaku ngilang gitu aja. Ga tau kemana" Balas Mark acuh. Ia kembali menatap Haechan kembali menyirami namja itu dengan air lemon.

Mr. Psychopath || JaemjenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang