13.

951 59 5
                                    

Keinginan Jeno untuk merubah isi kamar mandi Jaemin tidak terkabul, sebab ia pulang kerumah. Papanya yang suruh, soalnya dia udah lama juga di Mansion Jaemin.

Bukan hanya Jeno. Haechan dan kedua ukenya itu pun ikut pulang. Pulang ke apartement Haechan yang sudah lama kosong sebab mereka lebih memilih nginap di mansion Jaemin.

Jaemin duduk bersandar di sofa nya. Memejamkan matanya menikmati kesunyian, sudah beberapa hari ini mansion nya selalu berisik tak ada waktunya untuk menyendiri.

Sejak pindah ke Korea, Jaemin banyak mengeluarkan tenaga. Setelah Jeno pulang entah kenapa tubuhnya menjadi lemas seperti kehabisan energi. Padahal saat bersama Jeno, energinya selalu full meski selalu berada di tempat yang ramai. Seperti saat acara tunangan misalnya.

Jeno, Haechan, Mark, dan Renjun sudah pulang, ini saatnya Jaemin mengumpulkan kembali energi yang sudah ia keluarkan kemarin.

Ia beranjak menuju kamar, mau apalagi kalau bukan tidur. Tak ada lagi yang ia peluk, guling selamat 🎉👏🎉👏 kau sudah bisa kembali menjadi kesayangan Jaemin dikamar.

Pagi hari yang cerah, canda anjir. Udah jam 1 siang tapi seorang namja bernama Na Jaemin masih nyenyak dalam tidurnya. Udah kek orang mati, bahkan cicak bunyi berkali-kali pun udah ga sadar.

Jam terus berlalu bahkan Jeno yang ada disekolah merasa khawatir akan pemuda Na itu yang tak terlihat disekolah.

"Chan, Jaemin kenapa ga sekolah ya?" Tanya Jeno. Semenjak dua menjak ini kata mereka udah ganti kamu-aku bukan lo gw lagi.

"Ga tau Jen" Balas Haechan seadanya.

Tapi ia juga sedikit khawatir akan sahabatnya itu. Mengingat Jaemin yang agak tolol.

Ga tau sekarang, tapi dulu Jaemin sering banget nenggelemin dirinya sendiri di bathtub. Kalau Yuta atau Haechan ga sadar tuh bocah pasti nyawanya udah lewat.

Pernah masuk kerumah sakit dan hampir kehilangan dia kalau kata dokternya.

Akhirnya pulang sekolah, mereka berempat setuju untuk pergi ke Mansion. Sampai disana mereka hampir tak dapat berkata kata. Na Jaemin yang biasanya kebangun kalau bunyi cicak, sekarang malah tidur nyenyak bahkan tak terganggu saat Haechan lempar menggunakan bantal sofa.

"Tidur mati nih bocah" Ujar Haechan. Ia keluar dari kamar diikuti Renjun dan Mark meninggalkan Jeno disana dengan Jaemin yang masih nyenyak.

"Jaem, bangun" Ujar Jeno. Setelahnya ia duduk di tepi ranjang menatap Jaemin. Ia tepuk pelan pipi pemuda itu agar lekas bangun.

"Jaemin bangun sudah sore" Ujar Jeno lagi.

"Mmmm" Gumam Jaemin terganggu. Ia mengusak surainya membuatnya semakin berantakan. Dengan mata terpejam ia duduk. Masih ngantuk rasanya.

"Mandi Jaem, udah jam 3 sore" Kata Jeno. Jaemin hanya berdehem ia bangkit dari duduknya menuju kamar mandi.

Karena berjalan dengan mata tertutup, ia malah menabrak dinding membuat Jeno terkejut. Ia mendekat kearah namja itu mengusap kening Jaemin yang memerah.

"Astaga ada apa?!" Tanya Haechan. Mereka bertiga yang mau kekamar Jaemin langsung mempercepat jalan saat mendengar bunyi.

"Ini Jaemin ga sengaja nabrak dinding" Ujar Jeno masih mengusap dahi Jaemin. Haechan menggeleng kepalanya tak habis pikir.

Jaemin ga jadi mandi, ia hanya mencuci mukanya lalu kembali berbaring di ranjang. Ditemani Jeno disampingnya yang masih sesekali mengelus dahinya yang sudah lebam. Bayangin sekuat apa benturan ya sampe lebam gitu..

"Masih sakit?" Tanya Jeno pelan. Jaemin tersenyum tipis lalu menggeleng.

"Udah lumayan" Balasnya.

Pintu kamar terbuka, menampilkan Haechan yang sedang membawa burger.

"Nih, makanan buat kalian. Aku pamit pulang ya, udah malam soalnyaa" Pamit Haechan.

Keduanya hanya diam, menikmati burger yang Haechan beri. Jam menunjukkan pukul 8 malam saat Jaemin keluar dari kamar mandi.

"Jen, mau jalan jalan ga?" Tanya Jaemin.

"Jalan kemana?" Tanya Jeno balik.

"Kemana-mana aja, selagi bisa" Jawab Jaemin. Jeno mengangguk-angguk.

"Yaudah boleh, aku ganti baju bentar." Ujar Jeno sambil membuka lemari. Ia menatap pakaian yang ada didalamnya mengambil satu lalu menunjukkan nya pada Jaemin.

"Baju siapa Jaem? kok kecil?" Tanya Jeno.

"Ouh, itu baju kamu. Dari Papa Luke, dia khawatir kalau kamu nginap ga ada pakaian jadi dia yang belikan" Ujar Jaemin. Jeno mengangguk paham, ia mengambil celana yang sekiranya cocok lalu menuju kekamar mandi.

Keduanya sedang menatap stan permainan dan makanan yang ada di pasar malam. Keduanya sudah banyak kali singgah ke stan makanan. Mencoba berbagai jenis makanan yang sekiranya mahu dimakan.

"Jaem, mau gulali" Ujar Jeno saat matanya melihat gulali yang tergantung di sebuah stan.

"Iya, ayo beli" Balas Jaemin.

Mereka menghabiskan waktu berdua tanpa tahu waktu yang sudah menunjukkan malam semakin larut. Suasana di pasar malam masih terlihat ramai, tapi sekarang hanya ada anak muda yang sedang bersama pacarnya atau bersama teman. Bahkan ada yang datang sendirian.

Tbc..

Mr. Psychopath || JaemjenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang