12.

999 71 1
                                    

"Jeno, kamu mau jadi pacarku?"


Jaemin menggigit bibir bawahnya. Menatap dingin kearah depan dimana Jeno dan seorang yeoja berdiri.

"Bibir lu berdarah tuh" Celetuk Haechan. Jaemin mendengus, ia mengusap bibirnya yang berdarah. Memejam matanya erat menahan marah. Ayolah, meski namja manis itu sudah jadi tunangannya tetap saja. Ia benci jika ada yang menyukai Jeno selain dirinya.

"Tajam bener tuh gigi" Ujar Renjun. Is memperhatikan bibir Jaemin yang masih saja mengeluarkan darah. Sepertinya lukanya lumayan besar.

"Maaf, aku ga bisa nerima kamu" Balas Jeno sambil tersenyum tipis. Yeoja didepannya menunduk, ia mengangguk paham lalu berjalan menjauh meninggalkan kelas Jeno dengan perasaan sedih.

Mengedikkan bahunya acuh, Jeno lalu kembali masuk kedalam kelas
"Jen, mending lu tenangin Jaemin. Tadi dia keluar ga tau kemana" Ujar Haechan.

"Kapan?" Tanya Jeno bingung. Haechan mendengus, padahal Jaemin tadi lewat tepat disampingnya.

"Barusan, bisa bisanya lo ga sadar" Dengus Renjun saat mendengar pembicaraan keduanya. Jeno nyengir, ia lalu berjalan keluar mencari keberadaan Jaemin.

Keduanya menggeleng melihat tingkah Jeno lalu sibuk sendiri. Soal Mark, Namja itu absen, Haechan yang suruh.

Jeno berkeliling, mencari keberadaan Jaemin yang tak ia ketahui. Langkahnya dengan ragu menuju kearah belakang sekolah. Tiba disana ternyata tidak ada Jaemin, hanya ada beberapa namja yang sedang merokok? Entahlah. Jeno berbalik, ia berhenti tepat didepan gudang yang menarik perhatiannya saat menuju kebelakang.

Dengan perlahan ia membuka pintu gudang. Damn, disana tepat ditengah gudang Jaemin berdiri sambil menatap datar seseorang yang ia ikat dikursi.

"J-jaemin?" Panggil Jeno.

Jaemin menolah menatap Jeno yang mendekat, tak lupa namja itu juga menutup pintu gudang kembali.

"Hmnhh!!!"

Jeno menatap yeoja yang diikat. Dia yang tadi?! Yeoja itu menatapnya seolah minta bantuan dengan airmata yang mengalir.

"Kenapa?" Tanya Jaemin datar. Jeno meneguk air liurnya takut.

"Memangnya ga ketahuan kalau kamu membunuh disini?" Tanya Jeno. Yeoja itu membulatkan matanya terkejut, air matanya mengalir lebih banyak saat mendengar itu. Memang ga ada kesempatan hidup nih.

"Kurasa tidak, aku sudah beberapa kali melakukannya disini. Toh ga ada yang sadar" Jawab Jaemin. Jeno terdiam, selain Hyunjin ternyata ada yang lain? Dan dia bunuh disekolah?

"Ayolah Jen, jangan terkejut gitu kkk~ Sebelum kita bertemu pun aku sudah banyak membunuh orang" Ujar Jaemin sambil terkekeh. Korban pertamanya saat ia masih berumur 10 tahun, itu pun Yuta yang ngajarin.

Jeno menatap lekat wajah Jaemin, ia mendekat lalu mengusap bibir bawah namja itu yang terluka.

"Kenapa bisa terluka?" Tanya Jeno pelan.

"Aku gigit, kesel soalnya" Jawab Jaemin. Ia menaruh tangannya di pinggang Jeno menariknya untuk mendekat.

Memeluk pinggang ramping itu, dan menenggelamkan wajahnya di bahu Jeno. Jeno menghela nafas pelan, ia balas memeluk namja itu.

"Cepetan ya. Aku tunggu diluar" Ujar Jeno dengan senyum manis.

Jaemin balas tersenyum, ia mencium pipi Jeno lalu membiarkan namja itu keluar dari gudang meninggalkan keduanya. Jaemin menoleh, menatap nametag yeoja itu.

"Karina" Gumam Jaemin. Ia menyeringai lalu mendekat kearah yeoja itu, sambil mengeluarkan pisau kecil yang biasa ia bawa.

"Gw ga suka jika ada yang menyukai Jeno selain gw" Ujarnya. Ujung pisau itu hanya seinci saja hampir menyentuh leher Karina.

Mr. Psychopath || JaemjenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang