10. Berubah

1.1K 159 4
                                    

Pria bergigi kelinci itu tak menjawab, namun tiba-tiba ia mengulurkan tangannya selayaknya orang yang ingin bersalaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria bergigi kelinci itu tak menjawab, namun tiba-tiba ia mengulurkan tangannya selayaknya orang yang ingin bersalaman. Membuat Vee sedikit tak paham.

"Maaf untuk sikap gue kemarin."

Semua menganga tak percaya, bagaiana tidak, seorang Jungkook Adijaya yang cukup keras kepala jika bertengkar dengan Vee, bisa lebih dahulu meminta maaf. Bahkan Jisoo yang notabennya adalah saudara kandung saja, tidak bisa membujuk Jungkook.

"Lo selalu bener Vee. Gue selalu ngeduluin ego dibanding logika. Gak seharusnya gue bersikap kaya gitu sama Lo."

Tatapan Vee yang semula bagaikan orang yang bersiap menerkam, kini perlahan mulai melunak. Walaupun mulutnya sering mengeluarkan kata-kata yang menusuk hati. Namun bagi Vee, seorang Jungkook tetaplah sahabat terbaiknya.

"Apa yang bikin Lo kaya gini?" Tanya Vee penasaran.

Jungkook tersenyum, "Gue baru sadar aja. Ternyata sahabat gue yang berengsek ini lebih penting daripada cuma sekedar ego."

"Dan ini semua karena Lisa..." lanjut Jungkook dalam hatinya.

Vee masih terdiam, entah mengapa ia merasa ada sesuatu yang membuat Jungkook yang dikenal begitu alot ketika berdebat dengannya, tiba-tiba bisa melunak.

"So, how? Maaf gue diterima?"

Vee diam sejenak, sampai akhirnya dia menyambut tangan Jungkook dan memeluk sahabatnya itu.

"No matter what, our friendship is important than anything kook." Ucap Vee dengan melemparkan senyuman.

"Haaahhh finally!! Thanks God!!" Joon merasa sangat bersyukur ketika dua sahabatnya kembali berbaikan.

"Gue udah siap-siap pasang badan padahal. Kali ada pergulatan." Celetuk Jimin

"Emang kalau gue sama Vee gelud lo bisa misahin?" Jungkook seakan mengejek Jimin

"Misahin kagak mental iya lo bantet, Tch!" Suga menjawab sinis ucapan Jungkook membuat Jimin melotot.

"Eh bang agus, lo gak punya kaca? Badan lo sama gue itu sama! Malah tinggian gue 1 cm huh"

Perdebatan Jimin dan Suga seakan menjadi hiburan bagi semua orang disana.

***
Di tempat lain, Lisa sedang duduk di kantin bersama Rosie. Sejak masuk kesana, Lisa sudah merasakan hawa yang aneh, ketika seluruh siswa seakan takut kepadanya.

"War, mereka kenapa sih? Emang gue nyeremin ya? Kok dari tadi orang-orang nunduk kaya gak berani natap gue."

Rosie yang sedang menikmati makan siangnya pun berhenti sejenak, "gimana gak takut Sa. Lo tau ga, Vee ngeluarin si Chan, Bisma dan Momo dari sekolah."

"Hah? Serius lo?" Lisa membulatkan matanya.

Rosie mengangguk, "Bukan cuma itu Sa. Noh liat, food stall ibunya Momo ditutup. Vee ngelarang nyokapnya momo buat jualan lagi di Alexandria. Huft, padahal nasi lada hitam buatan Bu Rani itu terdebest"

OUR PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang