S A T U

7.3K 310 1
                                    

"Halo beb" sapa Winter saat telepon baru tersambung.

Sekarang pukul 2 pagi dan dengan gilanya Winter menelpon Karina, sahabat sekaligus teman sebangkunya dikelas.

Karina sendiri masih berusaha mengumpulkan nyawanya di seberang sana. Dirinya sangat bersyukur bisa tidur lebih awal hari ini namun sialnya sahabat bangsat nya menelpon. Tidak cukup disitu, Winter juga mengirim spam chat kepadanya.

Rasanya Karina menyesal tidak mematikan ponselnya sebelum tidur tadi.

"Apa sih, ganggu orang tidur." balas Karina dari seberang sana. Suara serak khas bangun tidur membuat Winter sedikit merinding.

"Anjay tumben jam segini tidur." ledek Winter, biasanya Karina baru akan tidur pukul 4 dan bangun pukul 5. Sisanya, Karina akan tidur dikelas.

"Menurut lo njir?! Hari ini pelajaran nya Bu Nurul, bisa-bisa di gebuk pake penggaris lagi gue kalo tidur pas beliau ngajar."

"Yaelah peduli amat, biasanya bodoamat aja deh lo."

"Sebenernya lo nelpon gue begini dalam rangka apasi njir, ngejek gue mulu dari tadi." kesal

Winter tertawa singkat "Temenin gue dong, gabisa tidur nih."

"Terus ayang lo gunanya apaan Winterrr?!" balas Karina ngegas, sudah tidurnya diganggu. Sekarang dengan seenak jidat minta ditemani.

"dia mah ga asik,"

"Bodoamat anjing, gue ngantukk."

"Ihh jangan dimatiin dong ayang~" rayu Winter dengan nada manjanya yang jujur saja membuat Karina ingin muntah.

"NA TO THE JIS, JIJIK."

"Kok kasar?"

Memang jika punya sahabat seperti Winter, mental kalian diuji sekali.

"Yaudahlah anjir, lo mau apa? Capek gue."

Winter tersenyum menang, lalu mengubah panggilan mereka ke video call.

"Buset, gelap amat kamar lo kayak masa depan gue." ceplos Winter saat video call mereka tersambung.

"Bacot anjing" balas Karina kesal, rasa kantuknya sudah hilang karena meladeni Winter. Lama-lama Karina resign juga jadi sahabat Winter. Mending jadi pacarnya aja—Ehh.

"Ngegas mulu pms lo?"

"Lo yang mancing ye sat."

"Nama gue bukan Satria, Rin."

"Serah."

"Hari ini lo masuk kan?" tanya Winter setelah wajah Karina terlihat di layar ponsel. Karina baru saja menyalakan lampu kamarnya.

"Kalo kagak, emang lo mau ngapain?"

"Yahh. Nanti gue jadi ngenes dong di kelas kalau ngga ada lo, Rin."

"Ada ayang lo Winter!! Apa gunanya lo pacaran kalau dimana-mana lo nemploknya sama gue?"

"Apasi. Orang dia kalem-kalem aja kok waktu gue sama lo terus."

Karina mengacak rambut panjangnya. Frustasi. "Serah deh serah anjir. Sebahagia lo aja."

"Hehehe, nyanyi buat gue dong."

"Ogah."

Winter berdecak. Padahal Winter ingin sekali mendengar Karina menyanyi. Tadi sore pacarnya mengirim pesan berupa voice note yang isinya petikan gitar.

Dan itu membuat Winter ingat jika Karina pernah bilang kepadanya bisa memainkan gitar. Namun belum pernah menunjukkan nya pada Winter.

"Pleaseee, nyanyi buat gue ya ya ya??" mohon Winter dengan mata berkaca membuat pertahanan Karina runtuh seketika.

"Yaudah iya! Gue nggak menerima request!" jawab Karina cepat saat Winter hendak membuka mulutnya untuk bicara lagi.

"Nyebelin lo, baru mau request."

"Udah si, bersyukur kek gue mau lo suruh nyanyi."

"iya iya."

【 Friendzone 】

"Haii!" sapa Winter sambil melambai ke arah Karina yang berdiri sejauh 5 meter darinya. Si mungil itu langsung berlari menubruk badan Karina setelahnya.

"Masih pagi gausah nyari perkara."

Winter cengengesan "Gue udah siap-siap bunuh lo kalau hari ini sampe ngga masuk."

"Bunuh aja gih, gue juga udah bosen idup." balas Karina santai dan langsung mendapat sentilan di jidatnya.

"Aww sakit anjing." rintih Karina setelahnya. Si cantik bertubuh tinggi itu mengusap jidatnya yang sepertinya merah karena sentilan maut dari Winter.

"Itu mulut kalau mau ngomong jangan asal ceplos aja. Masih pagi udah ngawur aja omongan lo." omel Winter kesal.

"Iya, bercanda doang elah. Serius amat jadi orang."

Keduanya masuk ke dalam kelas bersama. Di pojok kelas sudah ada Jeno, Jaemin, dan Haechan yang asik mengobrol. Entah membicarakan apa.

"Pacar lo tuh." Karina menyenggol bahu Winter membuat si mungil itu mendelik ke arahnya.

"Apasih, terus kenapa?" tanya Winter sewot. Karina suka sekali menggodanya. Padahal Karina sendiri tau jika Winter itu gampang sekali salah tingkah karena pacarnya.

"Kasih morning kiss dulu sana." jawab Karina sambil menarik turunkan alisnya membuat wajah Winter merona merah.

"KARINA BISA DIEM NGGA LO?!"







TOBECONTINUE.

mohon maaf masih amatir😞✌🏻


FRIENDZONE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang