D E L A P A N B E L A S

1.4K 128 5
                                    

Winter menghela nafas panjang, gadis itu tengah berdiri didepan gerbang sekolah yang terbuka lebar-menunggu Karina yang katanya masuk sedikit mepet karena bangun kesiangan.

"Nunggu siapa? Buruan masuk, sepuluh menit lagi bel bunyi," ujar si ketua osis yang bertugas berjaga gerbang depan, Mark.

"Nunggu temen, Kak. Bentar lagi kok," balas Winter, lalu tersenyum kecil. Mark mendengus mendengarnya, lantas kembali fokus pada tugasnya.

Tak lama kemudian mobil milik Papa Karina berhenti tepat didepan gerbang, disusul Karina yang keluar dari dalam. Ia tersenyum ketika mendapati Winter benar-benar menunggunya didepan gerbang sekolah.

"Ohhh, temennya lo," cibir Mark pada Karina. Kebetulan mereka adalah sepupu jauh, keduanya jarang berinteraksi atau bahkan tak pernah berinteraksi di sekolah, jadi tidak ada yang tahu.

"Iya, temen idup. Lo ngapain disini?" balas Karina seraya merangkul Winter yang menatap kedua manusia itu bingung, sejak kapan Karina akrab dengan si ketua osis? Setahu Winter mereka tak pernah berinteraksi.

"Ya lo mikir aja, sekarang udah hampir bel. Mending lo masuk sebelum lo yang gue hukum!"

Karina meringis ketika Mark menatapnya tajam, "santai aja kali, nanti gue kasih nomornya Haechan. Byeeee." Karina buru-buru menarik Winter masuk ke dalam area sekolah meninggalkan Mark yang menggeram marah disana.

"KARINA ANANTA RHEZILA ANJING LO!" teriaknya.

Sementara Karina cekikikan mendengar teriakan Mark, gadis itu menarik Winter agar lebih dekat dengannya.

"Lo sama Kak Mark ada hubungan apa?" tanya Winter seraya menatap Karina penuh selidik. Ia sedikit cemburu ketika melihat Karina akrab dengan si ketua osis itu, Mark kan jarang bisa akrab dengan orang lain.

"Dia sepupu gue," jawab Karina cuek, ia malas jika sudah membahas soal Mark. Sepupunya itu kan sering sekali menanyakan soal teman kelasnya, terutama Haechan, ia suka dengan Haechan, tapi takut jika pemuda itu hanya suka pada perempuan.

"BENERAN? KOK GUE NGGAK TAU?"

"Udah gausah dibahas, mending kita langsung masuk aja. Nanti kalo keduluan sama Pak Galih mampus."

Lagi-lagi Karina menarik tangan Winter agar mengikutinya, membuat si mungil mendengus. Karina kenapa jadi hobi tarik-tarik gini sih?

【 Friendzone. 】

Karina menyandarkan kepalanya dengan nyaman pada bahu Winter, bel istirahat baru saja berbunyi dan otak Karina rasanya ngebul karena materi barusan.

"Ayo temenin ke kantin, gue laper," ujar Winter seraya mengusap perutnya yang berbunyi nyaring, ia hanya sempat sarapan sedikit tadi pagi.

"Bentar Win. Nafas dulu," balas Karina lalu mendusal pada bahu Winter. Tanpa sadar adegan itu direkam oleh Renjun dan Haechan sambil cekikikan dibelakang mereka.

"Emang dari tadi nggak nafas?"

"Hehe, udah yuk ke kantin, gue traktir sekalian."

Karina tersenyum lebar, lantas menggandeng tangan Winter untuk mengajaknya ke kantin. Winter hanya mengikuti, lumayan kan uang jajannya bisa disimpan untuk hal lain.

"Lo percaya sekarang mereka masih sahabat?" tanya Renjun lalu tertawa, setelah kejadian tadi pagi―saat tiba-tiba lehernya dipiting oleh Karina, ia yakin sekali sudah terjadi apa-apa pada Karina dan Winter.

FRIENDZONE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang