Kalian tahu, pulang sekolah adalah hal yang ku benci. Bertemu dengan orang yang memakai topeng untuk menutupi sesuatu itulah yang akan aku temui.
Sekarang aku lagi nungguin angkutan umum, sambil menyedot es tebu dengan wadah plastik aku mencoba untuk menghilangkan dahaga ku.
Cuaca yang terik menusuk kulit ku yang berwarna kuning langsat, sebutir keringat mulai turun dari pelipis ku. Aku menyeka keringat ku.
Sudah lima menit berlalu akhirnya angkutan umum pun datang, tanpa menunggu lama aku langsung naik, aku memilih tempat duduk di samping pintu masuk, agar aku bisa menikmati angin yang berhembus. Saat angkutan umumnya hendak berjalan tiba-tiba seorang pemuda menyetop kan angkutan tersebut. Kalian tahu? Pemuda itu menyetop kan-nya dengan cara merentangkan tangannya seakan dia ingin mati tertabrak mobil.
Supir angkutan umum itu nampak kesal namun karna dia butuh uang ia pun mencoba untuk sabar, pemuda yang menyetopakan angkot, langsung berjalan masuk duduk di samping ku dengan muka tanpa dosa, "Maaf ya mang," kata pemuda yang berjarak 10CM di samping ku setelah duduk di tempatnya.
"Santai aja dek, tapi saya saranin kalau mau bunuh diri di persimpangan empat," canda sopir itu di selingi tawaan, sedangkan aku yang mendengar nya hanya tersenyum tipis.
Sementara itu setelah angkotnya berjalan pemuda di samping ku ini terus saja memperhatikan ku, aku yang risih pun bertanya. "Kenapa lihatin saya?" jujur aku malu untuk bertanya tapi dengan sikapnya yang sudah ketebak mau tidak mau aku bertanya.
"Lu lupa sama gua?" tanyanya membuka hodie yang menutupi kepala nya.
"Oh kak De_van?" tanya ku ragu, karna setahu ku kak Devan tidak memakai kacamata.
"Alhamdulillah lu ingat gua," ucapnya seraya mengelus dadanya.
"Motornya kemana kak?" tanya ku mencoba untuk membuka obrolan, kalian tahu, ingin rasanya aku berteriak, bagaimana bisa seorang pria yang aku kagumi duduk di dekat ku.
"Ada di sekolah," jawabnya santai seraya membuka kaca angkot yang tertutup.
"Kok kakak tinggal?"
"Gakpapa, lagi malas gua bawa motor berat tu, motor bodynya gede banget." pemuda tersebut mengeluarkan sesuatu dari tasnya, ternyata ia mengeluh kipas mini bewarna pink, tunggu. Pink?! Sungguh di luar dugaan, sejak kapan cowo suka warna pink.
"Ini gua pinjemin," lanjutnya memberikan ku kipas mini itu, aku sempat nolak tapi dia memberikan alasan karna ia melihat aku yang terus-terusan menyeka keringat ku.
"Makasih kak."
"Btw itu punya kakak gua ya. bukan punya gua, jangan salah faham," timpalnya.
Empat menit aku lalui untuk mengobrol dengan kak Devan dan tak terasa aku sudah sampai di simpang rumah ku, aku pun membayar, menyerahkan uang bergambar iman bonjol selembar kepada sang sopir.
Saat aku sudah membayarnya ternyata pemuda yang duduk di samping ku ikut turun, apa karna rumahnya memang searah dengan rumah ku? Atau dia anak komplek sebelah. Entahlah itu bukan urusan ku, sekarang aku harus pulang cepat.
"Ana! Tunggu aku!" teriak pemuda itu yang dapat ku dengar.
Aku menghentikan langkah ku, sekarang apa lagi yang ingin dia tanyakan. " Ada apa kak?"
"Yok jalan," tunggu? Dia ini salah satu pemuda yang Weird yang pernah ku temui, aku tanya apa dia jawab apa.
Kami pun berjalan, aku mencoba menjaga jarak dari kak Devan, "Na, lu suka sama gua ya?" astaghfirullah! pertanyaan macam apa itu, seketika aku berhenti, mencoba meneguk silvatku.
"Maksud kakak?" tanya ku, sungguh aku juga tidak tahu dengan perasaan ku.
"Kalau lu suka sama gua bilang, biar gua gak nyakiti lu," setelah mengatakan itu ia pergi meninggalkan ku yang masih mematung di tempat.
"kakak ikuti aku cuma mau bilang itu!" teriak ku, kak Devan menghadap belakang dan tersenyum seraya melambaikan tangannya. Jujur kak Devan sangat aneh, dia mau naik angkot gara-gara mau bilang itu? Terus itu sekarang dia mau kemana? Pemuda itu cukup aneh.
Aku lanjut berjalan sesekali perkataan kak Devan lewat di otak ku, untuk apa dia menanyakan itu kepada ku? Apa dia tahu kalau aku kagum dengannya?
Saat sudah sampai di depan rumah ku, aku mencoba menghela nafas, kaki kecil ku mulai melangkah memasuki rumah, ternyata di rumah hanya ada bang Eza dan teman-temannya.
Masa bodoh sama bang Eza aku langsung berjalan menuju kamar ku, sungguh hari ini sangat melelahkan. Sesampainya di kamar aku langsung menggantikan seragam ku dengan baju santai. setelah itu, aku menjatuhkan tubuh ke kasur bewarna pink milik ku, seraya menekan tombol on di kipas berkuping di genggaman ku.
Saat aku sedang asing merebahkan tubuh ku di kasur satu notif masuk ke HP ku, tunggu. Ini nomor siapa lagi, aku segera membuka room chatnya.
+62812******
[ Akhirnya gua dapat nomor lu
[ Gua Akbar temannya Tomi
[ save WA gua ya NaAna
Oke kak]Aku pikir siapa, apa aku berharap kalau nomor yang memberiku pesan itu adalah kak Devan? Astaghfirullah dasar pemuda itu membuat ku jadi aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR DAN SKENARIO ALLAH (versi New) Soon
EspiritualALUR ROMBAK ULANG Hati Ana bahkan sakit ketika mengetahui yang sebenarnya. Apakah yang akan terjadi pada Ana selanjutnya? Kalau mau tahu mending simak deh storynya hehehe.:) #Rank 2 indonesia / 9/11/2020 Penulis : TiChika Cover by @Aymachiko x pint...