Sudah beberapa bulan Ana disekolahnya namun ia masih saja tidak tahu dengan perasaannya, ketika kakak kelas yang belum di ketahui namanya tiba-tiba muncul membuat energi Ana menjadi bertambah. Contohnya saja pada saat kakak kelasnya tersenyum kapadanya dia langsung salah tingkah.
"Na, kamu keknya suka sama tu kakak kelas ya?" tanya Yuni
"Gak tahu Ni... Habisnya kakak itu kayak seseorang dimasa lalu Ana."
"Kalau iya gak papa Na, kan kamu normal, wajar suka sama lawan jenis."
"Benar Ni, lagian kan aku juga manusia biasa, yang kapan pun pasti akan ngerasain namanya masa, dimana aku suka, tertarik, bahkan cinta sama lawan jenis."
"Lalu.. Sekarang kamu lagi di tahap mana sama tu kakak kelas," ucap Yuni seraya memasukan sepetong bakso ke mulutnya.
"Mungkin tertarik."
"Hati-hati Na... Kadang awalnya kita memang tertarik.. Namun lama kelamaan sebuah rasa baru akan tumbuh."
"Kamu benar."
"Owh ya Na, katanya bulan depan ada Pensi loh."
"Bagus kalau gitu."
"Btw entar pulang sekolah lu latihan band ya?"
"Iyap. oh ya Aku baru sadar Yuni kadang ngomong nya pakai aku, kamu kadang pakek Lu gua... Ana keknya mau coba ngomong pakek lu, gua juga akh," ucapnya antusias.
"Bagus kalau gitu."
🍀🍀🍀
Bell pulang sudah berbunyi tiga menit yang lalu, kini Ana tengah berada di ruangan musik bersama lima temannya dan seorang pelatih.
"Ana coba kalau kamu nyanyi jangan setengah-setengah, " kata kak Dio.
"Ana gak pede sama suara Ana kak."
"Lu coba aja dulu Na," entah datang dari mana seorang pemuda yang kini duduk di samping Ana.
"Btw Ana kamu latihan sendiri dulu, kakak mau ajarin yang main bass sama gitar , kamu coba pede sama diri kamu," Ana merubah posisinya hormat kepada kak Dio.
"Owh ya Leon kok lu ada disini," Ana nampak ragu ketika berbicara menggunakan lu gua.
"Gakpapa, oh ya coba lu nyanyi Na, suara lu gak seburuk yang lu pikirkan."
"Tapi suara gua kalau di perekam suara beda, kayak alay gitu, Leon."
"Percaya Na, coba lu nyanyi pakek mix... Kalau kita dengar suara kita sendiri pasti ngerasa gak bagus tapi kan yang dengarin suara kita sekaligus menikmati itu kan orang."
Ana mengangguk lalu mencoba menyanyi bagian awal lagu dari Fiersa basari yaitu garis terdepan. "Tukan! Suara lu itu bagus Ana.."
"Benar tu kata Leon Na, jangan malu, lu harus percaya diri," sambar Lila sebagai drummer, sedangkan teman Ana yang lainnya mengangguk menyetujui ucapan Leon.
"Kamu itu punya pita suara yang unik Ana, warna suara kamu itu berbeda.. Kamu punya ciri khas sendiri, jadi. Kamu harus percaya diri, oke," sambar kak Dio.
"Makasih semuanya."
Latihan pun berjalan lancar berkat teman-teman Ana dia mendapatkan kepercayaan dirinya.
☘️☘️☘️
kini hari sudah menjelang sore, sebenarnya untuk jalan saja Ana tidak sanggup mengingat hari ini ia terlalu bersemangat dan aktif, ia berjalan mencari angkot.
Namun perasaannya mendadak berbeda disaat sebuah motor bewarna hitam berderum di belakangnya, Ana menoleh tanpa ragu, ternyata itu kakak kelasnya.
Ana menunduk dia bingung harus apa, Ana hanyalah gadis biasa yang kapan pun pasti bisa berbuat dosa.
"Nyari angkot ya?" tanya pemuda yang kini memelankan laju motornya.
Ana yang merasakan ada seseorang berbicara di sampinya ia langsung celingak celinguk mencari asal suara.
"Gua di samping lu.. Kenapa harus celingak - celinguk," ucap pemuda tersebut menaiki kaca helmnya yang kini memperlihatkan bentuk matanya.
"Kakak ngomong sama saya?" tanya Ana menunjuk dirinya seraya berhenti.
"Menurut lu? Memang selain lu ada orang yang jalan?"
Pikir Ana, pemuda di sampinya ini sedang menghina atau apa." Ya kak.. Maaf... Untuk pertanyaan kakak yang awal, jawabannya Iya kak."
"Nama lu siapa?" tanya pemuda itu.
"A_na," Ana tampak gugup, wajar saja karna pemuda di sampinya ini adalah pemuda yang mengusik pikirannya belakangan ini.
"Gua Devan." mendengar namanya Ana nampak lega ternyata mukanya saja yang sama dengan orang dari masa lalunya, " kayaknya kita akan rajin ketemu di sekolah."
"Iya kak."
"Gua duluan ya... Hati-hati."
Ana tersenyum menatap kepergian pemuda itu. "Kata astagfirullah, masyallah selain di dalam mengerjakan ibadah. sepertinya akan menjadi kata yang setiap detik akan aku ucapkan ketika aku bertemu denganya. " batin Ana
🍀🍀🍀🍀
Sesampainya Ana dirumah di sambut oleh bundanya. "Kayaknya kamu senang banget hari ini... Ada apa nih?"
"Gak ada bunda... Ana cuma senang aja... Oh ya bang Eza sama ayah belum pulang ya?"
"Kalau bang Eza dia ada kerja kelompok dirumah Bima, kalau Ayah kamu lagi tempat paman Donal.
"I see.. Btw do you have plans tonight?"
"I don't know... How about you baby girl?"
"Study homework."
"Oke."
"Bunda.. Ana mau ngerjain PR dulu ya."
"Udah sholat kamu?"
"Udah bun."
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR DAN SKENARIO ALLAH (versi New) Soon
SpiritualALUR ROMBAK ULANG Hati Ana bahkan sakit ketika mengetahui yang sebenarnya. Apakah yang akan terjadi pada Ana selanjutnya? Kalau mau tahu mending simak deh storynya hehehe.:) #Rank 2 indonesia / 9/11/2020 Penulis : TiChika Cover by @Aymachiko x pint...