🍀 pisah🍀

6 0 0
                                    

Seorang pemuda bernama Reza tengah duduk santai sesekali menghela napas melihat bundanya bersama dengan pria lain, ingin sekali Reza menemui mereka dan menunjukkan pria yang bersama bundanya itu

Namun itu hanya sekedar pikiran jahat Reza yang tengah meluap ke permukaan.Bagaimana bisa bunda membohongi kami? Mungkin itulah yang dipikirkan pemuda berhodie.

Mungkin Ayahnya belum tahu? Bagaimana bisa keluarga kecil ini menjadi hancur, tapi setelah satu jam Reza amati tanpa dia duga seorang pria paruh baya berkacamata mendekati mereka, nampak dari raut wajah pria tersebut sedang marah.

Kalian tahu dia siapa? Dia ternyata Ayah! Reza yang berada di luar caffe langsung menghampiri ayah yang sedang melabrak Bunda.

"Owhh!! Jadi selama ini kamu selingkuh!" Bentak Ayah.

"Kamu duluan yang bohongin aku!" Teriak Bunda yang  terdengar jelas di telinga Reza, karna suara mereka sangat besar.

"Aku bohongin apa?! Bukannya udah jelas? Caffe kita Aku jual buat sekolah anak-anak! Uangnya juga Aku kirim kan ke kamu!"

"Tapi tetap aja kami bohongin aku!"

"Kamu selingkuh! Bisa bisanya bilang kamubketempat ibu, taunya kamu jalan sama laki-laki gak jelas kayak gini! Bentak ayah yang mau tidak mau mereka jadi pusat perhatian sekarang.

"Hayo beb," ajak Bunda kepada pria di sampingnya, setelah kepergian bunda. Ayah keluar dari caffe dengan sangat kacau.

Reza yang bingung hanya terduduk ling-lung di caffe mencoba mencerna yang baru saja terjadi

🍀🍀


Kesesok harinya tepat hari yang di tunggu-tunggu di mana kami merencanakan untuk liburan ke taman bermain bersama yang seharusnya membawa kebahagiaan malam membawa keburukan.

Kini Albi tengah duduk di meja makan bersama Ana dan Reza, sedangkan ibu mereka belum pulang juga, namun. Beberapa menit kemudian Alin berjalan membawa sebuah dokumen.

"Saya mau cerai!" Tegasnya membuat Reza dan Ana terkejut.

"Bunda kok minta cerai? Kenapa sih bun?" Tanya Ana.

"Ayah kamu bohongin bunda Ana, dia jual Caffe milik kita."

"Fyuuu.... Terserah mu! Aku juga tidak sudih satu atap dengan wanita jalang seperti mu," perkata Albi membuat Ana terkejut, ada apa sebenarnya? Kenapa Albi dengan mudah menandatangani surat tersebut.

"Kalian berdua pilih bunda atau ayah kalian?" Tanya Alin to the point.

"Aku Ayah," ucap Eza tanpa berpikir panjang, sedangkan Ana hanya ingin tinggal bersama tanpa harus memilih salah satu dari kedua orang tuanya.

"Kalau gitu Ana sama saya," ucap Alin.

"Ana kemas pakaian kamu, lalu ikut Bunda ya," tentu saja perintah dari Alin bukan main- main. Mengemas pakaian sangat berat bagi Ana, walaupun mereka baru tinggal 1 tahun di rumah ini dan tentu saja rumah ini punya kenangan dan sekarang kenangan itu membawa kesedihan bagi Ana.

"Tenang Ana, kamu masih bisa mengunjungi ayahmu jadi jika kamu ingin bertemu dengannya. Bunda tunggu di luar," ucap Alin mengambil dokumen yang sudah di tanda tangan Albi.

"Ayah bantu kamu kemasin bareng kamu ya Ana," ucap Albi lirih.

Perlu waktu satu jam lebih mereka mengemasi barang-barang Ana dan dengan berat hati Ana melangkah kan kakinya keluar rumah menuju mobil pick up yang sudah di pesan Alin.

"Hati-hati Na!" teriak Reza membuat Ana tersenyum.

Selama perjalanan tidak ada suara pun yang keluar dari mulut mereka baik Alin maupun Ana, mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

"Maafkan Bunda Ya Na, " ucap Alin mulai berbicara.

"Iya Bun, sekarang kita mau kemana Bun?" Tanya Ana.

"Kita ke rumah nenek Na, mau ga?"

"Satu jam perjalanan dari sini dong Bun."

"Iya Na, kamu nanti sekolah naik bus aja, kan pemberhentiannya ada di depan sekolah mu."

"Bus sekolah ya bun?"

"Benar banget ya di scan pakai kartu kalau kamu mau naik itu loh An."

"Oke deh Bun."

Jujur saja Ana masih tidak paham dengan situasi sekarang sampai beberapa menit kemudian Ana pun turun di rumah neneknya.

Alin dan Ana masuk ke dalam, jujur saja Ana kurang suka tinggal dengan neneknya, cukup selama 3 tahun ia tinggal dengan neneknya, kini ia malah kembali lagi ke rumah neneknya.

"Kamar kamu tempat biasa ya Na." Tanpa menjawab pertanyaan sang nenek Ana langsung masuk ke kamar.



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TAKDIR DAN SKENARIO ALLAH (versi New) SoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang