3 : MARKAS

345 37 11
                                        

Hidup kan datanya sebentar!!
Lalu pencet bintang kecilnya

Udah? Yok lanjut!

~Happy Reading~

****"

"Ck.. malah pingsan!" ujar Zean saat melihat gadis itu ambruk di depannya.

"Woi!" Panggilnya, namun tak mendapat sahutan apapun.

"Hei, bangun!" ujarnya sekali lagi.

Dan lagi, hanya suara nyamuk saja yang terdengar.

"Bodoh, orang pingsan malah lo panggil- panggil." Batinnya dongkol.

Setelah lama berdebat dengan dirinya sendiri, akhirnya Zean memutuskan untuk membawa gadis ini ke markas. Dirinya tidak seberani itu untuk membawa pulang anak gadis orang, kerumah nya di tengah malam begini.

Bagaimana pun ia juga harus bertanggung jawab atas incident ini.

Ketika hendak mengangkat gadis ini. Tiba-tiba saja ia mendengar suara seseorang berbicara.

"Cowo sinting tadi udah pergi?" Tanyanya. Siapa lagi kalo bukan gadis yang sedang tidur didepannya ini.

Zean segera saja bangkit dan berdiri kembali.

"Lo pura-pura?" Tanyanya.

Dengan matanya yang tertutup Ghey pun mengangguk-anggukkan kepalanya seperti bocah kecil.

"Bangun, cowo tadi udah lari."

Tanpa bertanya lebih banyak lagi, Ghei segera bangkit dan berdiri tepat dihadapan Zean.

"Ck.. ngapain juga pake acara pingsan segala?"

"Dari pada harus liat orang war, mending gue pura-pura tidur gajelas aja di aspal."

"Nyusahin aja!"

"Heh, ngomong apaan barusan?" Tanyanya galak.

"Lupain, sekarang gue antar lo pulang!"

"Gak, gue gamau balik kerumah!"

"Kenapa?"

"Adalah, problem keluarga pokoknya."

"Problem keluarga?" Beo Zean.

"Udah lupain, sekarang lo bisa bantuin gue ga?"

"Bantu apa?" Tanyanya.

"Sini deh," panggilnya dan mulai membisikkan sesuatu di telinga Zean.
Aneh memang, padahal disini hanya ada mereka berdua saja. Lagi pula tidak ada yang menguping juga kan?

Kecuali kamu! Iya kamu yang lagi baca wkwk.

*****

"Woi-woi!" teriak Zean dari luar markas.

"Apaan tu?" Tanya Gio.

"Sana lihat!" Suruh Elza.

"Sialan, lo ternyata. Hampir aja gue siram pake air garam."

"Berani lo siram gue?" Tanya Zean sengit.

"Nyali gue kecil bos!" Balas Gio, sambil menyengir cecengesan.

"Ck.. cepat buka pintunya!"

"Iya bos, sabar aelah!"

Ketika sudah memasuki markas bak rumah mewah. Semua orang menatap heran sekaligus tak percaya pada ketuanya itu.

Apa yang mereka lihat barusan?

Zean? Sang leader Gravezer? Membawa seorang gadis ke markas di tengah malam begini? Sangat patut di heran kan. Mengingat sang ketua dikenal, sangat anti berbaur dengan perempuan. Kecuali sang ibu.

Sifat dinginnya itu mampu membuat ia disegani oleh banyak orang.
Terlebih lagi, ia adalah seorang leader geng.

Namun pria tadi? Sepertinya dia belum benar-benar tahu tentang dirinya.

Kalo kata Elza si "Yang ga kenal kita itu, bukan karna kita kurang familiar. Tapi karna mereka semua kurang jauh mainnya."

*****

"Gue harus ngomong apa ke mereka,
sumpah lo itu bener-bener nyusahin ternyata!" Ujar Zean.

"Ya maaf, ini juga salah lo. Kalo lo ga nabrak gue tadi ga akan kejadian kaya gini!"

"Lah? Kapan gue nabrak lo? Yang ada nih ya, kalo misalnya gue ga ada disitu tadi, pasti malam ini lo bakalan habis sama om-om tadi. Emang lo mau?"

"Dih, yakali amit-amit ya Allah.

"Sekarang gimana? Tanyanya. Masa disini terus dari tadi. Kaki gue udah capek banget buat berdiri." Lanjutnya sewot.

"Ya mikir neng, jangan cuma bisa kabur-kabur aja. Seharusnya lo juga mikir, apa yang bakal terjadi kalo cewe keliaran di luar malam-malam!"

"Ck.. iya iya!"

"Gimana kalo gue pura-pura pingsan lagi? Kan mereka pasti gabakalan curiga."

"Terserah."

"Oke.."

"Mau ngapain?" Tanya Zean kaget saat tiba-tiba gadis ini mengambil 
tangan nya."

"Gendong gue."

"Lo bukan bocah."

"Katanya akting, lo gimana si? Emang lo mau berdiri unfaedah disini? Please deh ya, kaki gue udah pegel banget ini."

"Gue bisa balik kerumah sekarang."

Mendengar jawaban itu, seketika mata Gheisya melotot sempurna. Tak terima atas apa yang di ucapkan oleh laki-laki dihadapan nya ini.

"No!! Pokoknya lo harus tanggung jawab, bantuin gue kali ini." Ujarnya dengan nada memohon.

"Tanggung jawab apaan? Gue ga merasa bersalah sama lo!"

"Please lah, bantuin gue buat malam ini aja. Janji deh besok gue bakalan berangkat dari sini!"

"Ck..iya-iya!" Balasnya.

"Nyusahin aja" sambungnya dalam hati.

*****

~To be continued~

Holla reader's, gimana sama part kali ini? Semoga kalian suka.

Oh iya, udah pada follow akun rp nya mereka belum? Kalo belum cuss follow supaya bisa dapat info up ceritanya🤍

See you in the next chapter!

ALTAZEAN (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang