7 : APPLICATION

212 19 12
                                    

Typonya jan lupa dikasi tanda!

~Happy reading ~

*****

"Apa, Ma? Nikah? Mama apa-apaan sih?" Tanya Zean kaget.

Ternyata hal penting kali ini yang ingin dibicarakan oleh Mamanya adalah ini, hal yang tidak pernah sekalipun telintas dipikirannya.

"Iya, mama sudah mengambil keputusan itu. Dan kamu.. Ucapannya sambil menggatung. Mama harap kamu tidak mengecewakan mama kali ini."

Bagaimana ini?

Kali ini permintaan Lara sungguh di luar nalarnya. Disatu sisi dirinya tidak ingin mengiyakannya. Tapi di sisi lainnya dirinya juga tidak ingin mengecewakan Mamanya.

"Gaada pilihan lain Ma?" Tanyanya setelah lama terdiam.

"Kamu, keberatan?" Tanya Lara.

"B-bukan gitu Ma, cuma aku kepikiran aja. Kalo seandainya aku menikah, aku bakal punya tanggung jawab baru. Padahal aku belum bisa bahagia'in Mama. Tapi aku udah harus ngebahagia'in anak orang.
Apa aku bisa?"

"Kamu mau liat Mama senang?"

"Ya, itu memang tujuan aku Ma.
semenjak Papa pergi, aku udah janji sama diri aku sendiri, ngebahagia'in Mama adalah tujuan aku saat ini.
Ya, walaupun sebenarnya aku masi suka nyusahin Mama," Ucapannya dalam hati.

Dengan pandangan yang menunduk, dirinya mengganguk.

Melihat itu, Lara tersenyum.

"Menikah sayang, kamu mau Mama bahagia kan? Bahagia mama lengkap, ketika putra mama ini udah bahagia," Ujar Lara.

Pertanyaan nya, apakah dirinya bisa bahagia seperti yang dikatakan oleh ibunya itu. Sedangkan dirinya sendiri tidak tahu menahu dengan siapa ia akan dijodohkan.

"Gimana sayang?" Tanya Lara lagi, ketika melihat putranya hanya terdiam saja.

"Kalo itu satu-satunya cara yang bisa ngebuat Mama senang, Zean mau." Putusnya.

"Mendengar keputusan putranya itu, akhirnya senyum Lara mengembang.

"Besok kita kerumahnya," ujar Lara.

Lagi, Zean kembali kaget.

"Apa ma, besok?" Tanyanya dengan nada tak biasa.

"Iya," balas Lara enteng.

"Tapi, apa ga terlalu cepat ma?" Tanyanya lagi.

"Apanya yang cepat sayang? Semuanya sudah mama siapkan jauh- jauh hari yang lalu. Yang Mama butuh cuma kesediaan kamu saja. Untuk rencana berikutnya, sudah mama atur semuanya."

"Gila," batinnya. Ternyata Mamanya segercep ini untuk melihat pernikahan anaknya.

"Terserah mama," pasrah nya.

"Mama harap kamu bisa bahagia terus kedepannya, ingat Mama akan selalu dukung kamu dalam hal apapun." Ujarnya sambil memeluk putranya itu.

"Makasih, ma." Balasnya sambil membalas pelukan tersebut.

*****

Di markas, semua anggota sudah pulang sejak 1 jam yang lalu. Hanya tinggal beberapa saja sebagai penjaga. Atau lebih tepatnya piket malam. Zean memang sengaja membuat peraturan seperti ini. Alasannya hanya untuk berjaga-jaga saja, karna tidak setiap malam mereka akan terus menginap di markas, toh mereka juga masi mempunyai keluarga masing-masing. Juga termasuk dirinya sendiri.

Tak banyak kegiatan yang dilakukan olehnya.

Kini geisya sedang mengotak-atik ponselnya, setelah tidak
memegangnya selama 2 hari.
Tidak terkira berapa banyak bom panggilan yang masuk, juga spam chat dari sahabat-sahabat nya, terlebih lagi mamanya. Bahkan temannya yang tidak terlalu dekat dengan nya, juga ikutan menanyakan keberadaan nya sekarang.

Manusia memang begitu, hilang dulu baru dicari.

Tidak ada satu pesan pun yang dibalas oleh nya. Untuk saat ini dirinya hanya ingin tenang, tanpa ada gangguan-gangguan yang datang padanya. Biar saja egois, yang terpenting untuk saat ini adalah dirinya bisa lebih sedikit tenang.

Jam juga sudah menunjukkan pukul 00.00 padahal sudah tengah malam tapi dirinya belum bisa terlelap, mungkin karena kejadian belakangan ini yang ikut memenuhi pikirannya.

Tapi kali ini ada sedikit yang berbeda di kehidupannya. Semenjak kehadiran Zean si leader geng yang selalu membuat dirinya urang aring, dirinya merasa lebih sedikit tenang.

Mungkin nyaman?

Ah tidak,

Perasaan macam apa ini?

Mana mungkin nyaman?

padahal dirinya sendiri baru kali ini menemukan pria yang bermodelan seperti Zean.

Setelah lama berdebat dengan pemikirannya sendiri, akhirnya gadis cantik itu terlelap.

Semoga saja dirinya tidak sampai memimpikan Zean, hanya gara-gara pikirannya saat ini tertuju pada lelaki itu.

****

~To be continued~

Papay, sampai bertemu di part berikutnya🤍.

Oh iya, btw jan lupa juga nih buat singgah di Instagram aku. Jadi teman online sabikali wkwk.

ALTAZEAN (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang