~Happy reading~
"Woi, lepasin dia" --Ketika mendengar suara seseorang yang tidak asing dibelakangnya, Ghey langsung saja membalikkan badan. Dirinya benar-benar terkejut saat melihat apa yang ada didepannya.
"Dia ngapain masih disini?-- bukannya tadi udah pergi?" tanyanya dalam hati.
"Lo budeg?-- lepasin dia gue bilang!"
"Lepas?-- atas dasar apa lo nyuruh-nyuruh gue, emang lo itu siapa ha?"
"Ck.. bukan urusan lo gue itu siapa, intinya lo lepasin dia."
"Hak lo apa?" -- tanyanya berani.
Zean yang sejak tadi sedang berada di mode 'sabar' pun kini tak kuasa lagi menahan amarahnya.
Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah mengapa dirinya bisa semarah ini? Ahh entahlah, jujur saja juga ia cukup heran dengan dirinya sendiri.
"Sekali lagi gue ingetin -- kalo lo lepasin dia maka, masalah diantara kita gue anggap selesai!"
"Ck.. banyak gaya juga ternyata lo. Pahlawan kemalaman lo, bocah
ingusan kaya lo mana paham yang enak-enak." Ledeknya."Hitungan ke -5 ga lo lepasin, berarti siap-siap lo berurusan sama gue!"
"Lo itu.. lo ga usah sok-sok an buat jadi Hero ditengah malam begini. Segala mau ngacam gue, dikira gue takut apa sama bocah ingusan kaya lo? Big no soon!"
Habis sudah..
Sejak tadi Zean begitu sabar mendengarkan semuanya. Bahkan di kata-katai bocah ingusan pun dirinya tak apa. Namun kini, pria banyak gaya dihadapan nya ini memang benar-benar ingin di hajar olehnya.
Tanpa ba-bi-bu lagi, segera saja ia berjalan mendekat dan..
Bugh - bugh..
"Lain kali kalo mau ngatain-ngatain orang, lihat-lihat dulu siapa orangnya bodoh." Sarkas Zean cepat.
"Apa-apaan bicth!" sentaknya marah.
Seraya tersungkur ke bawah, karna jujur saja bogeman yang Zean berikan
tidak main-main rasanya.Ghey yang menyaksikan incident,
tersebut secara langsung dengan mata kepalanya sendiri menjadi takut tak-bergeming.Kakinya yang sudah gemetaran dan ditambah pegal, akibat ia berjalan terlalu lama tadi.
Sepertinya aksi ini harus dilakukan sekarang, batinnya.
Melihat gadis dihadapannya itu ambruk ke tanah, Zean segera berlari mendekat.
Lain hal lagi yang dilakukan laki laki sinting itu, ia malah melarikan diri dan sambil mengatakan, "urusan kita belum selesai cil."
"SIALAN" batin Zean.
*****
"Gue dimana?"
"Udah bangun?" tanya seseorang tanpa menjawab pertanyaan nya tadi.
"Ck.. pusing banget" gumamnya namun masih mampu didengar oleh Zean.
Ketika hendak bangkit untuk duduk di sofa, ia cukup kaget melihat banyaknya cowok-cowok yang sedang duduk dihadapannya, dengan tampang yang sangat-sangat--ohh...
"Tadi itu..?--tanya nya.
"Minum dulu," potong Zean.
"Udah lo tenang aja, disini lo aman sama kita." Ujarnya seolah tahu apa yang sedang dipikirkan oleh gadis itu.
"Lagian ngapain si lo malam-malam keliaran diluar? lo gatau apa kalo itu bahaya?" tanya Zean lagi.
"Gue gatau kenapa bisa tiba-tiba ada di luar. Gue juga ga ingat jalan pulang kerumah lewat mana."
Bohongnya, agar mereka tidak menanyakan hal yang lebih banyak lagi.
"Ga ingat gimananya neng? itukan rumah lo, masa iya cuma gara-gara pingsan sampe amnesia." Ujar Elza enteng, tanpa memikirkan keadaan.
Padahal dia tahu bahwa gadis ini masi belum sepenuhnya sadar dan dia malah meledeknya.
"Kalo lo tau rumah gue ada dimana, tolongg banget ni ya, sekarang anterin gue pulang dong!"
"Ya mana gue tau, itukan rumah lo."
"Ya berarti sama dong, gue juga ga ingat apapun."
Alibinya-- pura-pura amnesia.
Sama sekali tidak ingin mengatakan hal yang sebenarnya terjadi pada mereka semua. Menurut nya mereka hanya orang asing yang baru saja membantu dirinya dari bahaya.
Namun bukan berarti itu semua benar bukan? bisa saja, orang yang kita anggap 'asing' adalah seseorang terpenting yang akan bersama dan berakhir dengan kita juga?
Bisa saja begitu..
"Itu si 'derita' lo, gaada urusannya sama gue. Balas Elza sewot.
"Sialan" cowo di hadapannya ini memang tampan, namun mempunyai mulut yang cukup 'pedas' batin Ghey.
"Terserah."
"Nama lo siapa si?" tanya gio kepo."
Sedari tadi tatapan-nya tak luput sedikitpun dari wajah cantik itu.Dan juga..
Maklum saja dirinya memang sangat suka ingin tahu-menahu tentang orang lain. Lebih tepatnya, dia itu 'cowo terjulid' di Gravezer. Maka tidak heran jika saja dirinya mendapatkan predikat teratas dalam persoalan menghibah.
"Ga ingat, lupa!" bohong nya.
"What the hell? Ini cewe emang bener-bener lupa atau amnesia atau gimana sih?" batinnya frustasi.
"Cantik si, banget malahan tapi sayang pikun." Umpat di dalam lubuk hati terdalam. Sungguh dramatis.
"Urusin cewe bawaan lo ini Zen, jangan sampe dia ngelakuin hal-hal aneh disini." Ujar Saga datar.
Bukan karena apa, ia hanya ingin semua rencana baru yang telah disusun olehnya tak ada yang mengacaukan nya. Bisa saja ada mata-mata dari geng lain untuk mengacaukan semuanya bukan? dan mengirim gadis itu kesini untuk melancarkan aksinya? Big no! Ia sama sekali tidak ingin hal itu terjadi!
Baginya "keselamatan anggota lebih penting dari pada segalanya."
Semua orang mengarahkan pandangan mereka padanya, tak terkecuali Zean. Mereka semua tahu maksud dari ucapan Saga tadi, ia hanya ingin anggota-nya baik-baik saja.
"Gue ngerti."
*****
~To be continued~
Gimana sama part yang ini?
Makasih buat yang udah mau mampir baca!❤️
Salam sukses buat kalian semua🖤
16 Agustus 2022.See you in the next chapter!
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAZEAN (REVISI)
Genç Kurgu[FOLLOW DULU BARU BACA, GA FOLLOW MAH GA AFDHAL] semakin dibaca semakin paham! "CEWE YANG MAU DIJODOHIN SAMA GUE ITU LO!" "Kenapa malah kabur?" *** Menceritakan hal pribadi tentang permasalahan yang sedang dihadapi, pada seseorang yang baru dikenal...