1: FIRST MEET?

488 43 10
                                    

Hii say, gimana sama prolog nya? sorry banget kalo ngebosenin. Soalnya aku baru belajar juga
So, masi banyak banget kekurangannya and typo berat juga haha.
Tapi gapapa deh, namanya juga belajar yakan? pasti ada proses nya. Intinya jangan pernah menyerah buat mencoba!

Jangan lupa untuk selalu nyemangtin dan dukung aku terus pokoknya!

And juga⭐ jangan lupa di penct
Spam emot ini jugaa dong🥑 biar makin mood buat nulisnya wkwk.

sayang buat kalian semuaaa🖤

~happy reading~


"Bangsat," ucap seorang pria seraya
turun dari motornya. Hampir saja ia menabrak anak orang. Persetan dengan ini semua, dirinya sendiri pun tak kalah kaget saat melihat ada seorang gadis yang berada di hadapannya.

"Lo ngapain ha?" Bentaknya kesal.

"Untung gue sempat ngerem tadi!"

"M-maaf," hanya itu saja yang dapat dikatakan olehnya. Dirinya sungguh benar-benar kaget sekarang. Bahkan sudah mengeluarkan air mata. Bukannya cengeng, hanya saja dirinya terkejut saat tiba-tiba mendengar suara motor melaju kencang ke arahnya.

Melihat gadis yang berada di hadapannya ini, menintikan air mata. Zean jadi tak tega akan hal ini. Dirinya juga salah, karna sudah membentak gadis ini tadi.

"Jangan nangis lo," peringatnya.

Tanpa menjawab apapun gadis tersebut beranjak dan berniat melangkah pergi. Namun langkahnya terhenti oleh suara berat milik Zean.

"Mau kemana lo?"

"Bukan urusan lo!" Balasnya dengan nada kesal.

"Lah-lah, kok dia yang marah si?
disini itu yang wajib marah itu 'gue' bukan ni cewek!" Batin Zean.

"Gue nanya baik-baik, gapenting juga lo mau kemana." Ujarnya.

Dan setelah itu berjalan menuju motornya, menghidupkan kembali mesin motor. Segera saja ia menancap gas, dan berlalu dari hadapan gadis itu.

Jujur saja sebenarnya ia sedikit tidak enak hati meninggalkan gadis ini sendiri. Terlebih ia sudah membuatnya menangis tadi. Entah menangis karna dirinya atau karna hal lain, tetap saja dirinya merasa tidak enak.

****

Jam sudah menunjukkan pukul
00.00 yang berarti sudah tengah malam.

Tanpa sedikitpun rasa takut atau khawatir yang terselip, gadis ini terus saja berjalan tanpa arah yang jelas.

Lebih baik dirinya kabur saja, sebelum mamanya meminta padanya untuk melakukan hal gila itu.

"Ini adalah jalan terbaik" pikirnya.

Jujur ia lebih takut akan ucapan Mamanya tadi siang, kepada teman arisannya.

Akibat dari kejadian itu, dirinya terpaksa kabur dan harus berkeliaran di luar rumah seperti ini.

"Umphh.."

Tiba-tiba saja seseorang membekap mulutnya dari belakang.

Sial, dirinya benar-benar tidak bisa bernafas sekarang.

Ketika membuka mata, ia malah melihat seorang pria di hadapannya yang tengah menampilkan 'senyum smirk-nya' padanya.

"Apalagi ini?" Batinnya.

ALTAZEAN (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang