KAMPANA [ ON GOING ]

Insaf

.

.

.

◇

"Tumben ngadain rapatnya di outdoor, mana dadakan lagi, gue lagi enak-enaknya nonton si spons, eh malah nongol notif di grup buat kumpul," ujar laki-laki berambut kriwil, dia Arya.

"Ngapain tanya gue?" Alif bertanya balik.

"Ya lo kan sumber informasinya, setidaknya lo tahu alasanya."

"Deka nggak ada bilang sama gue, lagian nih ya gue malah seneng bisa ngadain rapat di Outdoor lebih fresh, banyak ide bermunculan, kalo di indoor idenya ngegumpal."

"Iya juga sih, btw ngomongin tempat rapat kita sekarang, danau di depan kita aman, kan? nggak ada buaya nya?"

"Ada"

"Seriusan lo!"

"Kalo lo masuk"

"Enak aja, gini-gini gue itu setia sama satu wanita, anti buaya club-club," elak Arya

"Bulshit"

Kedua laki-laki itu sedikit terkejut menyadari kehadiran Dafa, lelaki itu memakai baju PDH berwarna army sama seperti mereka. Kedua tanganya ia masukkan kedalam saku celananya.

"Lo berdua ngapain ngumpet disemak-semak? Nggak pada belok kan lo pada?" Dafa tersenyum miring.

"Mulut lo cabe bener dah! ya kali jeruk makan jeruk, iw! aca aca nehi nehi," ucap Arya seraya menyatukan tanganya didepan dadanya, kepalanya digelengkan ke kanan dan kekiri.

Dafa dan Alif Bertukar pandang

waras kan?

Kira-kira seperti itulah ekspresi yang menggambarkan mereka ketika melihat Arya yang menurut mereka sangat freak.

"Udah jam 8, mana nih bestie-bestie gue? kok belum pada dateng?" celetuk Arya seraya clingak-clinguk mengedarkan pandanganya.

"Yang lain udah kumpul dari tadi kalik, tuh di pendopo, gue disuruh buat nyusulin kalian."

😼😼😼

"Kalo semisal makrabnya diundur aja gimana? Kemungkinan kalo kita ambil minggu diakhir bulan mentok sama jadwal Penilaian Tengah Semester"
(Makrab: Masa keakraban)

Belva memberikan pendapatnya terkait dengan waktu pelaksanaan makrab yang akan dilaksanakan oleh Club RPA, arah pandangnya menyapu sembilan pengurus yang duduk secara melingkar.