prolog

61 26 3
                                    





Wilna yang Deka temui saat pertama kali sungguh berbeda dengan yang ia lihat sekarang, tidak ada binar bahagia yang selalu Wilna pancarkan.

wajahnya mendung. Tidak ada lagi kecerian tatapan usil atau tatapan permusuhan. Wajah cantiknya kini terlihat muram.

Dibalik celah-celah rerumputan, di ketinggian puncak 3145 MDPL, untuk pertama kalinya Deka melihat seorang Wilna Anastasya dalam kondisi serapuh-rapuhnya, mata cantik yang dijatuhi sinar matahari sore itu terlihat penuh luka dan keputus asaan

Seberapa tebal topeng yang selalu Wilna pasang, hingga begitu hebat menyembunyikan luka-luka yang menganga begitu lebar.

Entah mengapa Hati Deka sedikit terusik   melihat Wilna dalam kondisi yang kurang baik, mengikuti alunan tangisan tak bersuara, langkah kakinya tertuntun menuju  tempat dimana Wilna berada. Pelan sangat pelan, hingga Wilna  tidak menyadarinya.

Semakin mendekat semakin terdengar jelas, isakan tak besuara dari  gadis yang selalu terlihat baik-baik saja.

Deka berhenti disamping Wilna, mata mereka bertemu ketika Wilna menyadari kehadiranya. Tidak lama, karena Wilna segera menunduk dengan kedua tangan yang menutupi wajahnya.

Deka beralih posisi menjadi setengah berjongkok,  kaki kirinya menjadi tumpuan,  kedua tanganya menyentuh bahu Wilna.

Deka menyamakan wajahnya dengan  Wilna, mencari dua manik mata yamg penuh cairan bening yang sempat ia lihat tadi Sebelum Wilna menutupnya dengan kedua  telapak tangan, tangan kanan Deka yang semula  di bahu kini beralih memegang pergelangan tangan Wilna.

Na, Are you okey?

Tidak ada balasan yang ia dapatkan adalah  suara isakan yang berubah menjadi lebih keras dan terdengar lebih  menyayat.



KAMPANA [ ON GOING ]Kde žijí příběhy. Začni objevovat