Tik.. tok.. tik.. tok..
Tepat pukul 17.00!
"Oke gue cabut sekarang," ucap cowok itu usai mengalihkan pandangannya dari jam tangan.
"Bentar kak! Bentar! 10 menit! Eh enggak, kasih saya waktu 5 menit! 5 menit aja!" gadis berambut sebahu itu menahan lengan si cowok.
Leo, cowok itu menatap datar lengannya yang di pegang.
"Ma--maaf kak," si gadis sontak menghempaskan panik lengan Leo.
"Oke 3 menit," putus Leo.
"Waktu lo dimulai dari sekarang Astrid," Leo mengingatkan.
Astrid menghembuskan napas berat, wajahnya memerah menahan gugup. Ia menyodorkan sebuah paper bag yang sedari tadi di tentengnya sejak menyeret Leo ke taman belakang kampus.
"Kak Leo, saya suka sama Kakak!" ucap Astrid lantang dengan mata terpejam setelah mengeluarkan seluruh keberaniannya yang tersisa.
Sedetik..
Dua detik..
Hingga 15 detik berlalu tidak ada respon dari Leo. Astrid berkeringat dingin gugup, pelan-pelan ia membuka matanya penasaran akan reaksi Leo.
"Gue udah punya tunangan," akhirnya Leo bersuara.
"Hah?"
"Gue udah punya tunangan, buang aja perasaan lo," ulang Leo memperjelas.
"Bo--bohong, kak Leo pasti bohong.." Astrid menelan salivanya susah payah. "Selama sebulan kemarin, saya yakin perasaan saya gak sepihak."
Sebelah sudut bibir Leo terangkat naik, tersenyum sinis. "Ngapain gue harus bohong? harusnya sekarang gue ada di bandara jemput tunangan gue yang baru pulang dari Seattle, tapi satu-satunya alasan sekarang gue masih disini itu karena ditahan sama lo."
"Tapi.."
"Udah 3 menit, gue cabut sekarang."
Leo langsung meninggalkan si cewek bersama perasaan kecewanya. Ia menatap miris paper bag yang tadinya ia siapkan untuk pernyataan cintanya.
"Kak Leo! Bentar!"
Astrid tak larut, ia beranjak cepat mengejar Leo dan menahan lengannya sekali lagi.
"Ini buat kak Leo! Harus diterima pokoknya biarpun saya ditolak hari ini!" Astrid menyerahkan paper bag nya ke tangan Leo.
Belum sempat Leo bersuara untuk menolak, Astrid langsung berlalu pergi lebih dulu meninggalkan Leo.
••••••
Leo melangkah dengan mantap di antara keramaian bandara, mencari keberadaan tunangannya. Pandangannya teliti menyusuri setiap sudut, mencari gadis dengan postur tubuh tinggi semampai dan ciri khas kulit tan eksotis. Dia yakin gadis itu pasti sudah sampai di sini, pesawatnya sudah mendarat sejak beberapa saat yang lalu.
"Darimana aja? Ngaret banget."
Leo menoleh ke arah sumber suara dan melihat seorang gadis yang memakai kacamata hitam berdiri di sampingnya.
"Cheryl?"
Gadis itu, Cheryl, menurunkan sedikit kacamata hitamnya. "Seriously? We haven't seen each other for a few months and now you don't even recognize your own fiancé?"
'Ah benar Cheryl rupanya,' Leo membatin yakin.
Leo melirik jam tangannya, mengetahui bahwa sekarang sudah pukul 18.30. Dia yakin gadis itu telah menunggu dengan sabar, meskipun ekspresi wajahnya tidak sepenuhnya mengungkapkan rasa kesal yang mungkin dirasakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make You Feel My Love
RomanceSelama tiga tahun terakhir, Cheryl dan Leo menjalani hubungan jarak jauh antar negara. Namun, ketika akhirnya Cheryl pulang ke negaranya, hal pertama yang menyambutnya justru sebuah paper bag dengan kartu selipan yang bertuliskan, 'For Kak Leo matah...