Tiga

102 25 108
                                    

Hai hai aku up nih-!! Sebelumnya aku mau ucapin terimakasih buat yang udah setia nungguin aku update. Oh iya, jangan lupa tekan tombol vote dan spam komen yang banyak yaa biar aku semangat lagi nulisnya dan bisa update secepatnya. Happy Sunday olz-!!

•••••

PRANG!!!

Suara benda yang jatuh terdengar keras, seolah dilempar dengan maksud untuk mengekspresikan kekesalan yang mendalam.

"DARI AWAL EMANG HARUSNYA NOAH IKUT PENDIDIKAN MILITER SAJA!!!" Teriakan seorang pria dengan nada tinggi menyusul, membuat siapapun yang mendengarnya merasa terkejut dan merinding.

"DAN DILATIH KAYAK HEWAN PEMBURU KAMU?! KAMU PIKIR AKU BAKAL BIARIN ANAK YANG AKU LAHIRKAN DENGAN TARUHAN NYAWA GITU AJA?! ENGGAK MAS!!" Suara wanita yang khas menyahut, menghardik dengan penuh penegasan.

Noah yang sedang di dapur mendengar pertengkaran tersebut, tanpa memedulikan, tetap melanjutkan tujuannya untuk mengambil segelas air karena merasa kehausan setelah belajar.

Meskipun pertengkaran orang tuanya sudah menjadi hal yang biasa sejak Noah kecil, seperti biasanya Noah akan mengabaikannya. Namun, apakah tidak ada rasa malu terhadap pelayan-pelayan yang terpaksa mendengar mereka? Ah dasar orang tuanya itu.

"APA GUNANYA DIA LAHIR DARI ANAK CALON PRESIDEN KALAU CUMAN BUAT KULIAH BISNIS?! DIA HARUSNYA BISA BERKEMBANG MELATIH FISIK DAN MENTALNYA BUAT NANTI GAMPANG TERJUN DI DUNIA POLITIK!"

"AKU GAK SETUJU MAS! POKOKNYA SETELAH NOAH LULUS AKU BAKAL BIKIN DIA JADI PENERUS PERUSAHAAN KELUARGAKU DAN CERAIN KAMU!"

PLAK!!

Noah sedikit tersentak, tamparan nyaring barusan terdengar sangat perih dan memekakkan telinga.

"BELUM CUKUP MAS?! TAMPAR AKU LAGI!"

"CERAI?! JANGAN MIMPI KAMU!" sarkas si pria tanpa rasa bersalah.

BLAM!

Dengan suara pintu yang terbanting, drama hari itu berakhir saat Ayah Noah meninggalkan ruangan lebih dulu.

Ayahnya Noah adalah seorang perwira tinggi militer yang memiliki pangkat jenderal dengan empat bintang. Sebelum akhirnya berkecimpung di dunia politik dan pemerintahan, kini ayahnya Noah menjabat sebagai Menteri Pertahanan Negara serta menjadi kandidat terkuat sebagai calon presiden selanjutnya.

Mungkin maka dari itu pula, akan gawat urusannya bila muncul skandal perceraian di tengah karir Ayahnya.

Sedangkan Ibunya Noah berasal dari keluarga konglomerat, saat ini Noah merupakan cucu tunggal dari pihak keluarga Ibunya dan direncanakan menjadi pewaris oleh sang kakek.

"Noah?"

Barusan adalah Ibunya Noah yang memasuki dapur. Noah melihat pipi kiri ibunya memerah, pasti akibat tamparan ayahnya tadi.

Noah membuka kulkas kemudian mengambil kompresan es batu dari sana. Noah menyodorkannya pada sang ibu.

Ibunya tersenyum hangat. "Makasih sayang."

Ketika hawa dingin menerpa kulitnya, Ibunya Noah meringis pelan kesakitan. Noah mengawasi dengan tenang dan memperhatikan dalam-dalam ekspresi sang Ibu.

Noah merasa sangat mencintai kedua orang tuanya, begitu dalamnya hingga sulit untuk diungkapkan. Namun, perasaan itu selalu tersembunyi dalam dirinya, tak pernah diberi kesempatan untuk terungkap. Sejak kecil, Noah selalu khawatir jika mengekspresikan kasih sayangnya akan membuat orang tuanya merasa tertekan dan enggan untuk bercerai. Padahal jika keduanya bisa berhenti saling menyakiti, Noah berharap mereka bercerai saja sejak dulu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Make You Feel My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang