Happy Reading
El dan Ernest, mereka berdua kini sedang ada di minimarket sesuai keinginan El, Ernest langsung membawanya untuk sekedar jajan.
Ernest sudah menganggap El sebagai adik kandungnya sendiri, sebab Ernest adalah anak tunggal sama seperti El.
Kedua orang tua Ernest sudah lama meninggal akibat kecelakaan dan kini Ernest menjadi tulang punggungnya sendiri, Ia sudah menjadi CEO di umurnya yang ke 17 tahun, ia harus meneruskan perusahaan mendiang ayahnya.
Semenjak kedua orang tuanya meninggal, Ernest menjadi pribadi yang lebih dingin, suka marah dan selalu mau sendiri. Tetapi jika sedang bersama El, Ernest akan menjadi sosok abang yang sangat lembut dan penyayang.
Pertemuan keduanya pada saat itu, Ernest tidak sengaja menabrak El yang tengah makan es krim, pada saat itu El masih anak SMP dan Ernest baru saja masuk SMA.
Saat pertama kali Erenst melihat wajah El, Ernest langsung menganggap El sebagai adiknya sendiri. Singkat cerita kedekatan mereka berdua semakin erat dan El maupun Ernest sudah saling tau satu sama lain tentang keluarganya.
"Cerita?" Tanya Ernest, saat ini mereka tengah duduk di kursi depan minimarket.
"El egois Abang" Kata El dengan wajah sedih sambil menatap wajah Ernest.
"El egois, El ga mau punya adik, padahal Papa sama Bunda baru menikah"
"Semalam El bilang sama Papa, Bunda. Kalau El tuh ga mau punya Adik, Papa marah tapi Bunda malah nurutin permintaan El"
"Awalanya El seneng, tapi El malah ngerasa egois sama Bunda" Cerita El.
Ernest tau jika El mempunyai ibu baru, ia juga tau kalau El itu paling benci punya adik. Tetapi apa boleh buat ia tidak bisa memaksakan El, itu urusan El dengan keluarganya.
"Bunda marah ga pas El bilang gitu?" Tanya Erenst
"Bunda engga marah, Bunda malah setuju tapi beda sama Papa yang langsung marah" Jelas El.
"Ga papa, nanti El bilang lagi sama Bunda. El omongin baik-baik lagi bilang sama Papa juga, jelasin kenapa El belum siap buat punya adik"
"El itu sebenarnya bukan takut atau ga mau punya Adik, tapi El hanya belum siap untuk menjadi seorang abang" Jelas Ernest, sebenarnya Ernest bukanlah orang yang banyak omong atau memberi penjelasan kepada orang lain, tetapi beda jika sedang bersama El, Ernest akan menjadi sosok yang jarang orang ketahui.
"Tapi El udah egois sama Bunda"
"Adek ga egois, adek cuma mengungkapkan apa yang adek ga suka dan apa yang adek inginkan aja"
"Abang" Tangis El pecah, ia masih tidak nyaman dengan perasaannya.
Ernest berdiri, ia memeluk El yang di balas pelukan El yang erat.
"Udah ga papa, Adek ga salah sekarang kita pulang" Ajak Ernest.
Ernest mengantarkan El pulang.
Di perjalanan hanya ada keheningan, El menyenderkan kepalanya di pundak Ernest.
Tiba di rumah El, Ernest menggendong El yang tertidur di pundaknya.
Menggendong nya dengan gendongan koala dan segera masuk.
Saat akan membuka pintu, ia melihat ada wanita yang sedang duduk di ruang keluarga sambil membaca majalah.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" Jawab Fira.
"El kenapa?" Tanya Fira panik, saat melihat El yang berada di dalam gendongan seseorang.

KAMU SEDANG MEMBACA
ELBARACK
CasualeALANGKAH BAIKNYA SEBELUM BACA FOLLOW AKUN INI TERLEBIH DAHULU DAN JANGAN LUPA VOTE Cover by pinterest