بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Sebuah kereta dengan tujuan Yogyakarta melaju dengan tenang, hampir semua kursi dipenuhi oleh penumpang, tapi pandangan perempuan berkerudung maroon dengan balutan gamis hitam itu sekian detik terpaku ke arah samping kanan, tepat di seberang kursi yang tengah diduduki.
Terlihat ada seorang ikhwan dengan mushaf di tangan serta bibir yang tak lelah mengalunkan ayat suci dengan suara pelan, bahkan serupa gumaman. Lelaki tinggi pemilik mata sipit yang terbingkai kacamata ber-frame hitam itu terlihat sangat mengagumkan.
"Astagfirullahaladzim!"
Perempuan pemilik nama Anindira Maheswari itu pun seketika beristighfar karena telah lancang memandang seorang ikhwan. Dirinya lalai dan tak bisa menjaga pandangan.
Menarik napas dalam lantas mengembuskannya secara perlahan, bahkan dia pun merapatkan sejenak matanya untuk menghapus bayang-bayang yang tak seharusnya memenuhi pikiran.
Tangannya bergerak untuk mengambil sebuah novel berjudul 'Assalamualaikum Calon Imam' karya Ima Madani, penulis besutan wattpad yang karyanya selalu best seller dan bahkan sampai difilmkan.
Dia memang seorang penikmat karya tulis, terlebih karya fiksi sejenis novel dengan genre romansa islami. Kisah percintaan yang memuat nilai-nilai islam dan juga menyuguhkan banyak sekali pesan moral dalam kehidupan.
Kemana pun dirinya pergi, sebuah novel akan ikut menyertai, tak lupa dia pun selalu mengabadikannya dengan hasil yang begitu cantik. Kamera dan buku adalah dua hal yang sangat digemari, dua benda yang akan selalu menemani.
Yogyakarta, aku datang!
Kuharap hanya kisah indahlah yang akan kau suguhkan, agar aku bisa menceritakan pada khalayak ramai, bahwa kota ini menyimpan begitu banyak kenangan. -Anindira Maheswari-
Sebuah kalimat tertulis apik di halaman pertama novel, tepat di bawah tanda tangan sang penulis yang terdapat area kosong, tak lupa dia pun membubuhkan namanya di sana. Hal yang selalu dia lakukan kala menjajal penjuru negeri, sebuah jejak sengaja ditinggalkan agar menjadi sebuah kenangan.
Bolpoin yang hendak dia masukan ke dalam tas seketika terjatuh karena laju kereta yang sedikit rusuh. Matanya mencari ke sana-kemari sampai tak menyadari ada sebuah tangan yang kini sudah menyodorkan benda yang tengah dicari.
"Punya kamu?"
Kepala perempuan berusia 23 tahun itu pun mendongak, matanya terpaku pada sosok yang kini berdiri tak jauh darinya. Dia merasa pasokan udara di sekitarnya berkurang, ia kesulitan untuk bernapas.
"Ah ..., iya itu punya saya," gagapnya setelah beberapa saat terdiam.
Lelaki itu hanya tersenyum samar dan mengangguk singkat. Tangannya terulur untuk menyerahkan bolpoin, dan dengan ragu dia pun mengambilnya.
"Terima kasih."
Tak ada kata yang terucap, hanya sebuah anggukan singkat.
Suara pemberitahuan menguar, tanda sebentar lagi kereta akan sampai tujuan. Dengan tergesa Anin mengambil koper dan menggeretnya menuju pintu keluar. Tanpa sadar, dia telah meninggalkan sesuatu yang tergeletak di atas kursi yang tadi ditempati.
—BERSAMBUNG—
Padalarang,
Minggu, 21 Agustus 2022Bismillah semoga istiqamah 😊
Adakah yang menunggu kelanjutannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana
SpiritualSELESAI || PART MASIH LENGKAP Allah akan menguji iman masa mudamu dengan didatangkannya sosok yang dulu pernah diminta. Seseorang yang selalu riuh dalam doa, dipuja, serta kerapkali dijadikan sebagai tujuan utama. Dihadapkan pada dua pilihan, bukan...