بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
"Rencana Allah tak pernah terduga dan tak bisa diterka oleh logika manusia. Semua sudah terancang indah, hanya tinggal menunggu tanggal mainnya saja."
°°°
Selepas melaksanakan salat magrib berjamaah, lalu dilanjutkan dengan membaca surah Al-Kahfi yang dipimpin oleh seorang ustaz. Surah yang terdiri dari 110 ayat serta dianggap sebagai perisai agar terhindar dari fitnah Dajjal.
Ada beberapa ulama yang menyatakan bahwa di dalam sepuluh ayat pertama surah Al-Kahfi terdapat keutamaan yang luar biasa. Salah satunya dapat terhindar dari fitnah Dajjal. Karenanya, umat muslim dianjurkan untuk membaca dan lebih baik bila menghafal surah tersebut.
Banyak dari pengikut Dajjal adalah kaum wanita, karena kebanyakan kondisi iman wanita di akhir zaman sangat rapuh. Maka Nabi menganjurkan jika Dajjal datang ke suatu negeri maka ikatlah wanita-wanita kalian pada tiang agar mereka tidak pergi mengikuti Dajjal.
Keutamaan membaca surah Al-Kahfi di malam Jumat pun begitu hebat. “Siapa yang membaca surat Al-Kahfi, maka jadilah baginya cahaya dari kepala hingga kakinya, dan siapa yang membaca keseluruhannya maka jadilah baginya cahaya antara langit dan bumi.” [1]
Setelahnya dilanjut dengan kajian singkat sembari menunggu waktu salat isya datang. Jamaahnya didominasi oleh para lelaki, dengan ada beberapa kaum hawa di shaf belakang yang terhalang kain pembatas. Semua khidmat menyimak dan mendengarkan, terlebih kajian yang diangkat bertema kematian.
Hal yang ditakuti beberapa orang, bahkan topiknya sangat dihindari karena terdengar menakutkan. Padahal kematian menjadi pengingat paling mujarab agar kita senantiasa berbuat taat dan takut bermaksiat.
Setiap yang bernyawa pasti akan mati, itu adalah hal mutlak yang tidak dapat dihindari. Mau bersembunyi di ujung dunia sekali pun jika ajalnya sudah sampai, pasti akan datang. Maka dari itu kita harus senantiasa mempersiapkan bekal, agar pada saat waktunya tiba kita tidak lagi khawatir menghadapi hari penghisaban kelak.
"Allahuakbar! Allahuakbar!"
Suara kumandang azan isya menguar, rata-rata jamaah melaksanakan dua rakaat salat qobliyah setelahnya, dan tak lama dari itu lantunan iqamah terdengar.
"Allahuakbar." Sang imam salat mengumandangkan takbir, sebagai tanda dimulainya salat berjamaah.
Sedangkan di lain tempat, tepatnya di pelataran masjid terlihat seseorang yang sedari tadi mencuri dengar. Hatinya terasa damai dan tentram, terlebih kala mendengar lantunan ayat suci al-quran yang menguar ke indra pendengar.
Dia benar-benar hanyut di tengah keheningan malam. Niat hati ingin melanjutkan kegiatan membaca pun urung dilakukan. Dirinya lebih tertarik untuk menjadi pendengar dan penikmat, bahkan matanya sesekali terpejam rapat. Menyelami kekosongan hati yang kini mulai terisi.
"Pulang, Bang."
Perkataan Arhan dengan dibarengi sebuah tepukan di bahu membuat Haidar terlonjak kaget.
Haidar bangkit dari duduknya dan hanya mendapati Anjar dan juga Arhan. "Bibi ke mana?"
"Masih di dalam, mungkin masih melipat mukena," jawab Anjar sudah hapal betul kebiasaan Asma yang sedikit lambat jika diajak salat berjamaah di masjid.
"Arhan lapar, Pak, baru minum air putih saja tadi. Arhan tunggu di kedai mie ayam gak papa?" selorohnya seraya memegangi perut yang sudah keroncongan dan berbunyi.
Anjar mengangguk. "Nanti Bapak sama Ibu nyusul, kalian duluan," cetus beliau mengizinkan.
Arhan melajukan motornya dengan Haidar yang duduk di kursi penumpang. Setelah sampai di tempat yang dimaksud, dengan segera dia menepikan motornya di tempat yang tersedia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana
EspiritualSELESAI || PART MASIH LENGKAP Allah akan menguji iman masa mudamu dengan didatangkannya sosok yang dulu pernah diminta. Seseorang yang selalu riuh dalam doa, dipuja, serta kerapkali dijadikan sebagai tujuan utama. Dihadapkan pada dua pilihan, bukan...