[1] SECRET ROOM

780 37 1
                                    

♡ A KookTae Fanfiction by Purperollaide ♡


note:
- bxb/gay
- kooktae/kookv
- romance, a little bit thriller (mention of sex toys)
- rating 19+ (?) or maybe 21+ for police


...


Yang harus Taehyung lakukan saat ini hanya memilih satu dari dua hal yang mengganggu serebrumnya. Bersikukuh pada pendirian dan menjaga sopan santunnya atau menyerah pada kekuriositasannya yang tinggi.


Bukan tanpa sebab. Karena tepat pada pintu kamar hitam legam berbahan mahoni yang letaknya di lantai satu sedikit menjorok ke samping kiri berhadapan dengan kamar Jungkook, ia melihat suatu kejanggalan.


Pintu kamar itu selalu terkunci atau lebih tepatnya dikunci rapat-rapat. Ditambah uraian gorden putih yang selalu dipasang tuan rumah setiap ada sanak keluarga atau sahabatnya yang datang bertamu menginap. Berkata untuk tidak lancang mendekati, mematung di depannya, apalagi membuka kenop pintu kamar tersebut. Memilih menunjukkan mereka kamar tamu yang berada di lantai dasar dekat perapian dan dapur. Enggan memperlihatkan pada orang terdekat-termasuk Taehyung sendiri-apa isi yang menaungi ruangan tersebut.


Menghela nafas untuk kali ke berapa, menggulirkan mata hazelnya ke atas, melirik dengan sudut mata tepat ke arah persimpangan temaram yang diisi dua ruang kamar berhadapan milik Jungkook.


Mengukuhkan hati untuk tidak mendekat pada awalnya. Namun tingkat kekuriositasan Taehyung jauh lebih mendominasi. Membuatnya goyah dan memilih menyerah pada akhirnya. Menampik tidak peduli disamping kekalutan hati bilamana si kekasih menjumpai hal yang diperbuatnya kini.


Mematung dari duduknya, melangkah kecil menaikki undakan tangga dengan hati-hati, takut derapnya terdengar Jungkook. Sesampainya di lantai satu, ia mengikis jarak dengan pintu. Kedua netranya berpendar menatap sekeliling, gurat sarat kekalutan muncul seiring dengan bulir-bulir kecil yang menaungi pelipisnya, tangan mungilnya terulur menempatkan jemari lentiknya menyentuh kenop yang sudah agak teroksidasi, sampai kemudian atensinya teralih oleh deheman melodius sosok yang dikenalnya, menoleh ke belakang dengan gerak terlampau cepat, kedua netranya membola sedetik kemudian karena mendapati presensi Jungkook di dekatnya, memandanginya dengan raut wajah ala pemain poker.


"Apa yang sedang kau lakukan, Taehyung?" tanya Jungkook seraya mengikis jarak, menciptakan celah minim antara keduanya.


Menyungging seulas kurva simpul pada kedua sudut bibirnya, menguatkan diri-karena mungkin bisa saja kemudian ia digempur Jungkook dengan omelan- menjawab dengan nada pelan dan lirih.


"Maaf, Jungkook. Aku hanya terlampau ingin tahu apa isi di dalam kamar yang selalu kau kunci rapat ini."


Hawa dingin sosok dihadapannya menghantarkan Taehyung pada jurang gulita tak berujung. Maka dari itu ia mulai memejamkan kedua netranya, bersiaga diri untuk siap diomeli, melakukan hal yang menjadi kebiasaan jika ia membuat suatu kesalahan.


Mendapati Taehyung yang terpejam, membuat Jungkook menyungging senyum geli. Ekspresi si kekasih teramat menggemaskan sekali di matanya, membuatnya mengurungkan niat untuk memarahi. Bukan hanya itu, semua tidak lepas dari kecintaannya yang begitu besar pada Taehyung yang tidak terhitung (bucin).


Menyisipkan kedua tangannya pada pinggang ramping si kekasih, merengkuhnya pelan, membuat Taehyung yang tengah terpejam membuka kedua netranya, menatap iris Jungkook lamat dengan gurat bingung yang kentara.


Saat kedua labium Taehyung terbuka untuk menyuarakan tanya, secepat kilat sesuatu selembut beludru sudah menyisip penuh pada bibirnya, menghujami dengan kecupan di awal yang kemudian berubah menjadi lumatan lembut memabukkan, tidak segan Jungkook melahap habis labium ranum Taehyung.


Keduanya menjauhkan diri karena dirasa menipisnya oksigen yang mereka hirup. Jungkook menjatuhkan atensinya, menatap penuh cinta Taehyung, lantas berucap,


"Kau akan tahu apa isi di dalam kamar itu setelah kita menikah nanti. Sekarang, ayo makan malam bersama. Aku sudah siapkan Samgyetang dan Japchae spesial kesukaan kekasih cantikku."


Taehyung mendengus kesal mendengar gombalan menguar dari labium Jungkook. Lagi lagi ia dikatai cantik, walau begitu Taehyung tidak bisa menyembunyikan semburat merah pada wajahnya.


"Aku tidak cantik! Aku laki-laki, Jungkook!"


"Iya, kau laki-laki. Lelaki tercantikku. Ayo makan!" gombal Jungkook yang kemudian menyisipkan tangan kirinya ke punggung memikat milik Taehyung, membawanya menjauhi kamar dengan segala rahasianya.


...


Sebulan kemudian Taehyung dan Jungkook mengikat janji suci sehidup semati dihadapan Tuhan juga keluarga mereka masing-masing.


Tepat di malam pertama setelah pernikahan mereka, Jungkook mengajaknya untuk memasukki kamar rahasianya.


Sesampainya di sana, netra Taehyung disuguhi pemandangan sebuah ranjang king size dengan pilar kecil mematung kokoh pada keempat sisi masing-masing, juga lemari putih besar dengan tinggi menjulang.


Tangan lentiknya lancang membuka seluruh isi lemari, netranya membelalak kemudian tatkala menjumpai berbagai macam perlengkapan bayi berwarna-warni juga sesuatu yang membuatnya takut bukan main.


Vibrator, dildo, blindfold, botol-botol afrodisiak, lubrikan, tali kekang, serta rantai besi milik Jungkook yang kemungkinan besar sudah lelaki itu siapkan jauh-jauh hari untuk melakukan seks.


Taehyung mengerti apa fungsi benda-benda tersebut, hanya saja ia merasa tidak habis pikir suaminya yang terlihat baik, tampan, serta menggoda, penyuka hal semacam ini.


"Jadi ini alasan mengapa kau melarang keluarga serta sahabatmu masuk kamar ini?" tanya Taehyung dengan pandangan mengarah penuh pada Jungkook yang kini tengah membuka kaus putih polosnya, memperlihatkan dada bidang juga abdomennya yang berkotak enam.


Bukannya jawaban yang Taehyung dapat, tapi...


"Mau melakukannya malam ini, Tae?" tanya Jungkook, lantas menyeringai.


Tawaran malam pertama yang membuat bulu kuduknya meremang bukan main.















Selesai.

Compilation KookTae Fanfiction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang