♡ A KookTae Fanfiction by Purperollaide ♡
note:
- bxb/gay
- kooktae/kookv
- romance, hurt, angst, family problems
- rating 19+ (?) or maybe 21+ for police...
Sama sekali tidak pernah terbayang oleh Jeon Jungkook di mana dirinya menjadi pusat perhatian dan kebencian dari calon mertuanya, orang tua Kim Taehyung, kekasihnya, yang rencananya hari ini akan ia lamar.
Jungkook juga tidak tahu bagaimana cara bersikap untuk menghadapinya, mengingat sosok yang berada di hadapannya saat ini—yang tanpa Jungkook sangka—adalah musuh dari orang tuanya.
...
Dahulu, orang tua Taehyung merupakan pegawai yang bekerja dan memiliki andil cukup penuh dalam mengurus perusahaan di bawah naungan orang tua Jungkook. Namun, tidak lagi, setelah orang tua Jungkook memecat mereka karena fitnah dan kesalahan yang sama sekali tidak mereka buat; mengkorupsi uang perusahaan.
Bahkan orang tua Jungkook mencabut semua jaminan yang dijanjikan perusahaan; yang ditujukan khusus untuk pegawai dan keluarga pegawai.
Membuat kakak laki-laki Taehyung—yang kala itu sedang sakit keras dan mendapatkan perawatan dari jaminan kesehatan yang diberikan perusahaan tempat bekerja Ayah dan Ibunya—terkena imbas.
Orang tua Taehyung sangat kecewa. Mereka marah besar kepada orang tua Jungkook yang telah menyebabkan anak sulung mereka tidak terselamatkan hidupnya.
Perlakuan orang tua Jungkook terhadap orang tua Taehyung kala itu, menjadikan luka dan dendam yang tidak terobati pada hati mereka, bahkan sampai saat ini.
...
Kenyataan yang Jungkook hadapi terlihat begitu rumit. Hingga terlintas di pikirannya kalau akan susah sekali baginya untuk mendapatkan restu dari orang tua Taehyung, untuk melamar anak bungsu mereka.
Dan hal itu sudah Jungkook duga sejak awal ia menjejakkan langkah kakinya di pelataran rumah Taehyung. Hawa dingin nan berat yang meliputinya seperti pertanda ada hal buruk yang akan didapatnya.
Dan benar saja. Semua terealisasikan tanpa Jungkook duga.
Bahkan ketika ia memperkenalkan diri dengan bangga bahwa ia adalah CEO muda dari perusahaan di bawah naungan orang tuanya, raut wajah orang tua Taehyung mengeras tiba-tiba.
...
Jungkook mengangkat kepalanya untuk menatap orang tua Taehyung. Ekspresi wajahnya saat ini sangat bertentangan ketika ia tengah bekerja dan bersikap bossy kepada bawahannya. Ia terlihat begitu lembut dan asih. Sedangkan orang tua Taehyung di hadapannya menatapnya dengan penuh intimidasi, seperti seakan menegaskan ketidaksetujuan akan hal yang baru saja Jungkook utarakan.
“Kamu meminta kami mengizinkan anak bungsu kami menikah dengan seseorang yang memiliki latar belakang buruk terhadap keluarga kami? Tolong pikir dan waraslah! Bahkan kesalahan kedua orangtua kamu tidak bisa kami lupakan begitu saja, mengingat semenjak dipecat dan dihancurkannya keluarga kami, kami kehilangan anak sulung kami, kakak laki-laki Taehyung.” ucap Ibu Taehyung ketus, salah satu sudut bibirnya ditarik timpang, menunjukkan ekspresi ketidaksukaan yang kentara terhadap Jungkook.
“Saya sudah memikirkan dan membuat keputusan ini jauh sebelumnya, Nyonya Kim.” ucap Jungkook tenang, dengan ekspresi wajahnya yang sama sekali tak berubah sejak tadi, walau pancaran matanya sedikit menunjukkan keraguan, namun itu berbanding jauh terbalik dari keteguhan yang ada dalam dirinya. “Saya ingin menikahi Taehyung, menjaganya, mencintainya, hingga maut memisahkan kita berdua.”
Hela napas lelah terdengar dari orang tua Taehyung. Sebuah pertanyaan lain terucap dari mulut Ayah Taehyung. “Di mana kamu bertemu dan bagaimana kamu mengenal anak kami?”
“Saya bertemu dengan Taehyung secara tidak sengaja di kafe dekat kantor saya bekerja. Saat itu, Taehyung yang tengah mengerjakan tugas kuliahnya dan terlihat sangat lelah, membuat impresi pertama yang mengesankan bagi saya.” ucap Jungkook singkat dan padat, lantas menundukkan kepala dalam-dalam; tak berani menatap orang tua Taehyung setelah menceritakan pertemuan pertamanya dengan laki-laki serupa beruang yang ia cintai itu.
Yang diucapkan Jungkook kepada orang tua Taehyung barusan memang bukanlah sebuah kebenaran, tapi juga bukanlah sebuah manipulasi untuk membuatnya terlihat mudah.
Namun, jika boleh mengingat dan mengenang kembali impresi pertama keduanya saat itu, bolehkah keduanya menjawab karena kekuriositasan yang hinggap pada diri mereka masing-masing untuk saling mengenal lebih dan berakhir di naungan ranjang kamar Jungkook dengan rasa hangat mendera keduanya? Atau karena untaian benang takdir kuasa Tuhan yang turut andil serta?
“Kalian tahu? Perasaan kalian itu “salah”. Bukan hanya karena asal-usul keluarga Jungkook yang membuat kami tidak bisa menerima. Tapi karena kalian berdua “sama”. Maka, sebelum terlampau jauh kalian berhubungan, lebih cepat lebih baik untuk kalian menyudahi.” ucap Ayah Taehyung tegas dengan kedua alisnya yang ditarik culas, lantas melanjutkan ucap, “Kami akan segera mengirim Taehyung ke Daegu. Dan jangan pernah berpikir kalian bisa berkomunikasi satu sama lain kembali, karena kami akan memutus hubungan kalian.” katanya, mutlak.
Taehyung yang sedari tadi hanya berdiam diri karena merasa khawatir dan takut, mulai berang dan menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap pernyataan Ayahnya yang tiba-tiba akan mengirimnya ke Daegu. Karena bagi Taehyung, itu merupakan pertanda buruk, yang artinya ia akan tinggal bersama Kakek dan Neneknya yang sangat protektif sekali terhadapnya.
Andai saja Jungkook memiliki keberanian lebih untuk berteriak dengan lantang bahwa dia tidak ingin dipisahkan dengan Taehyung. Andai saja Jungkook memiliki keberanian lebih untuk berlari dari cengkraman kedua orang tua Taehyung dan memeluk tubuh Taehyung yang jatuh terduduk di teras lantai rumahnya dan menangis keras. Andai saja Jungkook dapat lebih membuktikan cintanya terhadap Taehyung yang nyatanya “tidak salah”. Apa semua akan berakhir menjadi perpisahan?
...
“Kau tahu, Jungkook. Sampai kapanpun aku akan tetap mencintaimu dan tak ingin kehilanganmu.” ucap Taehyung getir.
Namun, kalimat itu tak pernah tersampaikan olehnya kepada Jungkook. Taehyung hanya bisa memandang nanar surat dan potret yang didapatnya untuk terakhir kali dari Jungkook, yang mengirimnya secara diam-diam dengan pandangan menerawang jauh.
Pada kenyataannya, Jeon Jungkook bukanlah milik Kim Taehyung. Ia tidak benar-benar ada dalam genggamannya.
Dari: Jungkook
Kepada: TaehyungTidak ada orang tua yang sempurna, tapi setiap orang tua pasti mencintai anak-anaknya dengan sempurna. Maka dari itu, turut dan patuhi apapun keinginan kedua orang tuamu. Karena aku pun akan melakukan demikian. Jika semesta mengizinkan, aku ingin kita kembali bertemu. Aku mencintaimu, Kim Taehyung. ♡
Selesai.
![](https://img.wattpad.com/cover/319963100-288-k51350.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Compilation KookTae Fanfiction
Fiksi PenggemarKumpulan beberapa cerita fiksi tentang Jungkook-Taehyung dan kisah mereka. Cerita satu dengan cerita lainnya tidak ada hubungan dan tidak berkesinambungan. Tolong tinggalkan komentar setelah membaca. Semua cerita yang dibuat ada pada kuasa Purperoll...