[4] HIM

191 10 0
                                    

♡ A KookTae Fanfiction by Purperollaide ♡


note:
- bxb/gay
- kooktae/kookv
- lovenemies, a lil bit fluffy, contains harsh word
- rating 13+ (?) or maybe 15+ for police


...


Jam weker yang teronggok apik di meja nakas menunjukkan pukul satu lewat tiga puluh dini hari, namun anak laki-laki bermarga Kim itu masih urung berkelana menyusuri alam mimpi. Mendesah gelisah, menggulirkan pandangannya menatap langit-langit kamar asramanya yang bercahaya temaram, hingga kemudian bangkit untuk duduk dan membuka buku tugas Kimia miliknya, mengisi beberapa soal yang belum ia rampungkan karena lalai. Alih-alih mencoba tertidur seperti yang dilakukan orang normal, Taehyung malah mengerjakan pekerjaan rumah pada pukul satu dini hari.


Saat ini, Taehyung terlihat tidak seperti biasanya. Dimana ia pandai mengenyahkan hal-hal mengenai apapun yang mengganggu fokusnya, kali ini ia mengerjakan pekerjaan rumahnya dengan sekelebat kecamuk di pikiran mengenai seseorang.


Sedikit menggigil ketika udara dingin menerobos melalui celah-celah jendela juga ventilasi kamar asramanya, namun Taehyung masih enggan untuk sedikit menggeser posisi duduknya yang terlampau dekat dengan gorden yang menjadi sekat presensinya dengan jendela.


Menarik tangan lantas menyembunyikannya dibalik sweater merah yang ia kenakan. Fokus yang harusnya ia tujukan pada buku dipangkuannya berkelana kemana-mana.


“Dalam sebuah percobaan,” Gumam Taehyung, kemudian melanjutkan. “bahan tertentu dalam proporsi tertentu yang dihitung dengan tepat dan dicampur dengan benar akan membentuk produk yang sama.”


“Tidak ada sesuatu mengejutkan akan hasil akhir dari bahan yang dicampur. Aku rasa, semua orang mengetahui dengan benar.” Monolog Taehyung dengan kepala yang mengangguk secara berulang dan netra yang mengedar menatap langit-langit kamar.


“Selain itu, ada bahan yang hampir menimbulkan kerugian saat bereaksi. Juga bahan yang bisa diciptakan dan menjadi penemuan baru yang menarik dan menakjubkan dengan mengedepankan kekreativitasan. Sama seperti sifat anak laki-laki. Eh? Huh?” Katanya melanjutkan dan seperti melantur.


Mengerang gelisah. Entah mengapa Taehyung tidak bisa untuk berhenti memikirkan anak laki-laki itu.


Jeon Jungkook bukan hanya sekedar seseorang yang dikenalnya belaka.


Karena... Hey! Anak laki-laki berwajah serupa kelinci itu tidak urung untuk terus mengejar cinta Taehyung selama hampir satu setengah tahun.


Belum lagi, pemilihan yang dilakukan Kepala Sekolah Seo, yang mana menunjuk Jungkook dan Taehyung sebagai ketua dan wakil asrama putra. Dan secara otomatis mereka akan—ekhem—bersama dalam kurun waktu tertentu, secara harfiah, dalam mengemban tugas dan menangani segala macam persoalan mengenai asrama yang mereka naungi dan mereka pimpin.


Mereka bukan teman baik. Dan Taehyung telah memastikan semua. Kentara dari cara Jungkook bersikap. Si Jeon itu hanya menginginkan pertemanan yang melambangkan keinginan. Menyerahkan semua hal yang seharusnya diembannya kepada Taehyung dengan sesuka hati.


Sejujurnya Taehyung muak. Ingin rasanya satu atau dua kali ia memberikan tanda terimakasih berupa lebam memar di wajah Jungkook. Namun, sialnya, bujuk rayu si Jeon itu dengan mudahnya membuat ia luluh dan berubah menjadi seperti masokis.


Apa Taehyung menyimpan rasa?


Jawabannya, iya.


Dan itu opsi kedua dari cinta dan benci.


Selain itu, ada sesuatu yang membuat Taehyung risih setengah mati terhadap Jungkook. Ialah, laki-laki itu selalu saja melihat kearahnya dengan pandangan dan keadaan mendamba.


Pernah suatu waktu saat Taehyung dan Jungkook terjebak bersama—lagi—karena pemilihan secara aklamasi yang dilakukan oleh ketua kelas mereka, Lee Jieun, untuk mengerjakan tugas kelompok pelajaran seni musik Guru Kang yang mengharuskan duet. Bahkan pria bersurai arang itu mengajaknya berkencan di tengah mengerjakan tugas kelompok mereka dan hampir saja akan mengambil satu kecupan di pipi karena merasa gemas akan tingkah Taehyung yang tak acuh menanggapi ocehan keinginannya. Namun itu urung terjadi, karena sebelum Jungkook melakukan itu, Taehyung sudah menjambak rambutnya sampai banyak helai terlepas, dan berakhir dengan absennya Jungkook selama satu hari karena ulah Taehyung.


Mencoba menghindar pun dirasa percuma. Laki-laki kelinci itu semakin gencar untuk mengejarnya. Itu hanya semakin memperburuk keadaan.


Setelah insiden rontoknya beberapa helai rambut Jungkook, laki-laki itu berhenti mengajak Taehyung untuk berkencan. Meski begitu, sepertinya dia tidak membatasi kebiasaan menggodanya yang berlebihan setiap kali Taehyung berada di dekatnya. Dan Taehyung juga tidak mengerti mengapa ia mendapati dirinya kini mulai memperhatikan Jungkook. Menemukan kepribadiannya yang menyebalkan, percaya diri, cukup lucu dan sedikit menawan. Taehyung juga mulai merindukan moment ketika keduanya bersama.


“Sial!” Umpat Taehyung.


Sepertinya ia telah berubah menjadi salah satu dari mereka, penggemar Jeon Jungkook, si kelinci bedebah tampan dari Busan.















Selesai.

Compilation KookTae Fanfiction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang