♡ A KookTae Fanfiction by Purperollaide ♡
note:
- bxb/gay
- kooktae/kookv
- romance, fluffy, cringey as fuck
- rating 13+ (?) or maybe 15+ for police...
Tujuan Taehyung mendatangi perpustakaan sekolah di jam istirahat ialah ingin melepas penat dari suasana sekolah yang hiruk pikuk. Tapi, ketika ia telah menata rapi sepatunya di rak perpustakaan dan hendak masuk, pandangannya menelusur ke penjuru ruang, kemudian mendapati eksistensi orang yang selama ini ia jauhi mati-matian, tentunya dengan alasan yang hanya Taehyung saja yang tahu.
‘Mengapa ia ada di sini?’ Taehyung bermonolog.
Langkah kecil ia ambil menuju meja Guru Ahn; yang diberi amanat untuk menjaga perpustakaan.
Atensi Taehyung teralih untuk menuliskan namanya di absensi. Namun, ketika panggilan akan namanya menggema, Taehyung bisa untuk tidak diam saja. Berpura-pura tidak mendengar dan melanjutkan kegiatan menyusuri rak yang berderet buku bertuliskan Sastra Inggris.
Pada dasarnya, Jeon Jungkook—sosok yang Taehyung jauhi mati-matian—mempunyai sifat pantang menyerah. Sehingga, ketika Taehyung mengacuhkan eksistensinya, dengan keberanian, laki-laki bermata doe beranjak bangun, mengikis jarak dan melangkah mendekati Taehyung.
Dan Taehyung yang tanpa kesiapan untuk menghindar—alasan pastinya karena memang malas untuk beranjak menjauh—dengan terpaksa harus mengalihkan atensinya. Matanya secara tidak sengaja bersitatap dengan keberadaan Jungkook yang kini tengah berjalan ke arahnya, melambaikan tangan dan tersenyum manis.
‘Senyum itu ditujukan kepada siapa?’ Gumam Taehyung dengan pandangan menelusuri ke berbagai sisi.
Namun ketika presensi Jungkook sampai di hadapan Taehyung dan mendapati senyum manis itu urung luruh, Taehyung barulah mengerti. Sehingga ia dengan segera menyembunyikan wajahnya dalam-dalam pada buku yang ia pegang dengan wajah merah merona.
“Hai, mantan. Sendiri saja?” Jungkook meraih satu buku, kemudian menyembunyikan wajah dalam-dalam pada buku yang dipegangnya, meniru kegiatan Taehyung saat ini.
“Seperti yang kau lihat.” Taehyung menutup buku yang kini tengah pura-pura dibacanya kemudian berjalan menuju meja dan kursi di sudut perpustakaan, mencari wilayah agar ia bisa dengan leluasa bersama bukunya, dan Jungkook tidak bisa untuk tidak menyeringai, mengikuti Taehyung dengan dua buku besar bertuliskan Hamlet dan Romeo and Juliette, mendudukkan diri di hadapan laki-laki manis itu.
Ya Tuhan... Taehyung hanya ingin waktu istirahat berharganya digunakan dengan sebaik-baiknya. Tapi mengapa mantan kekasihnya ini punya niat sekali ingin mengganggunya?
“Ju-jungkook, bisakah kau mencari tempat lain? Ma-maksudku agar kau leluasa membaca buku, begitu pula aku.”
Duh... Padahal Taehyung sudah memperingati diri sejak ia menjadi jomblo—coret—single agar tidak menampakkan kegugupan saat bertemu maupun berbicara dengan sang mantan. Tapi ketika bertatap muka dengan jarak dekat rasanya peringatan yang tertulis besar dan tebal di serebrumnya sia-sia belaka.
Jungkook menaikkan satu alis, kerutan nampak di dahinya. “Ini perpustakaan sekolah, tempat di mana para siswa bisa menemukan buku sebagai sarana pembelajaran. Memangnya kenapa, Taehyung? Kau tidak ingin aku—”
Ucapan Jungkook terpotong karena Taehyung dengan segera menimpali. “Bukan begitu. Ma-maksudku, untuk membuat kita larut dalam bacaan setidaknya kita harus membuat suasana kondusif, aku hanya tidak ingin kau terganggu, begitu pula diriku. Jadi—”
“Tapi aku tidak ingin mencari tempat lain, karena aku pikir tidak ada suasana yang bisa membuatku merasa tenang selain—di sisimu—di sudut perpustakaan ini. Siswa-siswi di bagian tengah perpustakaan sana sedang menyibukkan diri mereka dengan tugas. Dan aku merasa risih untuk itu.”
Bohong. Jungkook hanya terlalu menyayangkan jika kegiatan membaca ini berlalu begitu saja kalau ia pergi menjauh dari Taehyung. Lagipula, kesempatan harus digunakan sebaik-baiknya, bukan?
“Ba-baiklah. Terserahmu.”
...
Taehyung pikir, ini adalah akhir dari pertemuan mereka. Setelah ia menyelesaikan kegiatan membaca, pergi ke kelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya, kemudian pulang setelah bel berbunyi, ia tidak akan lagi mendapati eksistensi Jungkook dari jangkauan pandang.
Namun, dugaannya meleset. Apalagi saat matanya bersitatap dengan Jungkook dan gaya khasnya yang tidak berubah—memasukkan satu tangan ke kantung celana—dan memanggilnya.
Taehyung mengukuhkan diri untuk menghindar, bersinggungan dengan langkahnya yang refleks mendekati si laki-laki Jeon.
“Ju-jungkook? Mengapa belum pulang?”
“Aku sedang menunggu mantan kekasihku. Ingin mengajaknya pulang bersama sekaligus memintanya untuk memulai kembali kisah kami yang terputus karena masalah pemborosan uang membeli hadiah yang sering kali aku lakukan untuknya.”
Taehyung tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum lebar, menampilkan deretan gigi rapinya—dengan Jungkook yang menyadari ada pula raut geli diwajah Taehyung. Kemudian mengambil langkah, berlalu pergi meninggalkan pemuda Jeon yang termenung setelah Taehyung berkata, “Coba saja membuatnya untuk jatuh lagi kepadamu. Aku menunggu usahamu. Semoga sukses, Jungkook.”
Selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Compilation KookTae Fanfiction
FanfictionKumpulan beberapa cerita fiksi tentang Jungkook-Taehyung dan kisah mereka. Cerita satu dengan cerita lainnya tidak ada hubungan dan tidak berkesinambungan. Tolong tinggalkan komentar setelah membaca. Semua cerita yang dibuat ada pada kuasa Purperoll...