[8] PROPOSAL MARRIAGE

153 10 0
                                    

♡ A KookTae Fanfiction by Purperollaide ♡


note:
- bxb/gay
- kooktae/kookv
- romance, fluffy, proposal marriage, struggle to declare
- rating 19+ (?) or maybe 21+ for police


...


Cuaca malam di musim dingin hari ini sangat tidak bersahabat. Dengan hembusan udara dingin yang membawa salju turun terus-menerus. Namun itu tak menghentikan keinginan Jungkook untuk mengajak Taehyung pergi ke luar berjalan-jalan ke taman kota.


Tidak ada rencana. Tidak ada tujuan. Taehyung hanya mengikuti arah kemana Jungkook membawanya. Saat ini, ia benar-benar tidak mengetahui apa yang sedang Jungkook pikirkan. Bahkan, tidak ada suara yang keluar dari mulut mereka di sepanjang perjalanan. Taehyung yang terdiam, dan Jungkook yang hanya memfokuskan diri terhadap pandangan jalanan dan genggaman pada tangannya.


"Jungkook." panggil Taehyung parau, membuat Jungkook menoleh. "Kita akan kemana?"


Sebagai tanggapan atas pertanyaan Taehyung, Jungkook hanya tersenyum, lantas kembali memfokuskan diri menyetir tanpa memberikan jawaban, membuat pikiran Taehyung berkelana ke hal-hal yang tidak seharusnya.


...


Hingga mobil mereka berhenti di parkiran di suatu tempat.


Sebuah restoran bernuansa kuno.


"Baiklah, Jungkook. Sudah cukup dirimu membuatku kebingungan. Sebenarnya, apa yang ingin kau lakukan? Di sini, di tempat ini?" tanya Taehyung sembari merapikan penampilannya, kemudian menatap Jungkook lamat-lamat.


Jungkook tetap membisu, pandangannya tertuju pada restoran itu, digenggam dan dibawanya kembali tangan Taehyung untuk keluar mobil dan memasuki restoran, dengan Taehyung yang masih menunggu jawaban atas pertanyaannya.


"Taehyung, apakah kau masih ingat dimana aku bertemu denganmu untuk kali pertama?" tanya Jungkook yang memutar haluan topik pembicaraan.


"Tentu saja aku mengingatnya. Di restoran ini, kau ikut mengobrol bersamaku dan teman-temanku kelewat akrab. Padahal saat itu aku dan teman-temanku tidak mengenalmu sama sekali. Bahkan kau meminta nomor ponselku, kehilangan fokus mengerjakan tugas kuliahmu, dan hampir membuat malu seisi restoran karena tergelincir oleh minuman yang tak sengaja kau tumpahkan di lantai restoran. Tapi, tidak menjadi masalah, aku menyukainya." sahut Taehyung sambil tertawa, mengingat-ingat kembali pengalaman pertamanya berjumpa dengan Jungkook yang meninggalkan impresi lucu.


Jungkook mengulas senyum lebar, kemudian berkata, "Yaaa... Pada saat itu kau sangat mempesona sekali. Kau terlihat indah dengan gaya dan caramu. Siapapun pasti sulit mengalihkan pandangan terhadapmu dan ingin mengenalmu."


Taehyung yang semula tertawa tiba-tiba merubah ekspresi wajahnya, menggeleng kuat-kuat dan mendecak tidak setuju, membalas, "Kau berlebihan. Aku tidak seistimewa itu. Ck..."


"Aku berbicara apa adanya. Sungguh." kata Jungkook meyakinkan, yang mana hanya berbalas gumaman kecil dari Taehyung.


...


Setelah keduanya memilih untuk duduk di pojok ujung restoran dan menyantap hidangan makanan yang mereka pesan, Jungkook bersikap tidak seperti biasanya, karena memang nyatanya ia tengah gundah untuk memulai sebuah pernyataan lamaran yang telah ia persiapkan.


Dirogohnya kantung coat yang dikenakannya untuk mengeluarkan benda yang akan diberikannya kepada Taehyung-yang rupanya tidak luput dari perhatian laki-laki Kim itu.


Jungkook menggenggam satu tangan Taehyung erat, mendekatkan wajahnya dengan wajah Taehyung dengan dahi yang saling terhubung. Rona merah muncul pada pipi Taehyung.


"J-Jungkook, apa yang kau lakukan?"


"Sssttt!" bibir Taehyung terkatup karena Jungkook menutupnya dengan satu telunjuk miliknya.


"Aku tidak tahu bagaimana aku harus memulai. Maka, biarkan aku berbicara. Aku harap kau mendengarkanku."


"Ya." jawab Taehyung pelan.


Jungkook tersenyum manis, lantas dibawanya Taehyung dalam dekapannya, kemudian melepaskannya secara sepihak.


"Taehyung, aku tahu, satu tahun itu bukanlah waktu yang lama untuk jalinan kasih kita. Dan dimana banyaknya suka duka yang kita lewati bersama, membuatku berpikir... Apakah aku harus meresmikanmu dengan segera?" Jungkook mengambil jeda dalam bicaranya, kemudian melanjutkan,


"Aku menginginkan sebuah ikatan yang lebih dari sekedar berpacaran. Maka, dengan kesungguhanku, aku ingin melamarmu saat ini."


Taehyung menggigit bibirnya kuat-kuat lantas menatap Jungkook dengan raut wajah bingung, membalas, "Ini sangat mendadak dan tidak terduga."


Jungkook mengangguk. Ia mengerti arah pembicaraan Taehyung. Kejutan yang merupakan rencananya ini terlalu tiba-tiba.


Tapi bukan jadi kejutan lagi jika ia memberitahu Taehyung dahulu akan tujuannya membawanya kesini, bukan?


"Maafkan aku yang tidak mempersiapkannya dengan baik."


Dibawanya kembali tangan Taehyung untuk digenggamnya erat. Jungkook mulai mengutarakan perasaannya. "Maukah kau menerimaku? Menikah dan menghabiskan waktu seumur hidupmu denganku?"


Tidak ada jawaban pasti yang Jungkook dapati dari Taehyung, hanya tatapan berkaca-kaca dan isakan kecil dari laki-laki itu yang semakin menjadi.


Tangis Taehyung tak terbendung lagi ketika Jungkook meraih kepalanya untuk mengecup keningnya. Kemudian berlutut sembari menunjukkan sebuah kotak yang berisikan cincin dengan permata indah menghias.


"I-iya. Aku mau." ucap Taehyung.


Pada hari ini, bukti kuat cinta Jungkook melingkar erat pada jemari manis Taehyung. Pernyataan lamaran yang semula jadi kekalutan dan selalu menghantuinya, kini telah diutarakannya. Ia tidak menyangka rencananya akan berbuah manis, setelah beberapa kali gagal mencuri celah untuk mendapatkan momen lamaran terbaik di setiap kebersamaan mereka.


Saat ini, Jungkook dan Taehyung hanya menunggu waktu terbaik untuk pernikahan yang akan melengkapi cinta mereka.















Selesai.

Compilation KookTae Fanfiction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang