04. PERNIKAHAN (2)

48 7 1
                                    

Assalamualaikum semuanya, jangan lupa vote dan komen!

Happy Reading✨️

"Qabiltu nikahaha wa tazwijaha Vrisala Meyra binti Yudha Purnomo alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq."

Hari ini, secara sah di mata agama maupun hukum. Hamdani Febri dan Vrisala Meyra resmi menjadi suami dan istri. Di hadapan tamu yang berjumlah hampir 1000 orang dan di hadapan Allah Swt, Hamdani mengikat janji suci sehidup semati dengan Vrisala.

Mahar yang Hamdani berikan pun tidak main-main, yaitu sebuah rumah mewah berlantai dua, mobil civic keluaran terbaru, emas 200 gram, dan uang tunai sebesar 500 juta. Serta persembahan surah Ar-Rahman sebagai bonusnya.

Usai mengucapkan ijab qobul, Vrisala mencium tangan suaminya. Begitu pula Hamdani yang mencium kening istrinya. Setelahnya, Hamdani menyentuh kepala sang istri dan membacakan beberapa doa yang sempat dia pelajari ketika masih menimba ilmu di pesantren.

"Cie manten anyar!" sorak Rayhan dan Elana menggoda Hamdani dan Vrisala.

"Apa sih lo Han! Daripada nggak jelas kaya gitu, mending lo nikah sana sama Elana," jawab Hamdani mengalihkan topik.

"Setuju banget kapten! Mereka cocok banget, harusnya cepetan nikah sih!" Vrisala ikut menimpali.

"Apa sih pasutri tidak jelas!" balas Rayhan dengan telinga yang memerah.

"Nak Rahyan dan nak Elana, kalau sudah selesai langsung turun ya. Kasihan tamu yang lain juga pengen salaman sama pengantin," nasihat bunda Salamah kepada dua pemuda tersebut.

"Siap bunda!"

***

Tak terasa sudah hampir 6 jam Hamdani dan Vrisala berdiri untuk menyambut para tamu yang hadir pada acara bahagia mereka. Vrisala mulai merasakan pegal pada kakinya mulai bergerak gelisah sambil sesekali duduk lalu memijat kakinya.

"Dokter, sudah lelah?" tanya Hamdani polos.

"Sedikit Kapten, kalau tamunya masih ada saya masih kuat kok untuk menyambut mereka. Karena sunnah dari Rasulullah kita harus memuliakan tamu kita."

"Iya saya paham, tapi jika kondisi dokter sudah tidak memungkinkan maka lebih baik beristirahat, jangan dipaksakan."

"Iya nak, kalau sudah capek gak perlu di paksa. Ini juga udah masuk waktu maghrib kalian ke kamar saja. Mandi, makan, salat, lalu istirahat," Umma ikut setuju dengan ucapan Hamdani.

"Ala, kamu sama nak Febri istirahat dulu saja. Tamunya sudah habis kok, ini hanya tinggal rekan kerja ayahmu," titah bunda Salamah memerintahkan putri dan menantunya untuk beristirahat.

"Beneran bun?" tanya Vrisala masih tak yakin.

"Iya sayang, sana istirahat!"

"Ya sudah bun, saya sama dokter Vrisala istirahat dulu."

"Eh tadi panggilnya apa? Dokter? Kapten? Masa udah suami istri manggilnya kaya atasan sama rekan kerjanya, yang romantis dong! Ala, kamu panggil nak Febri pake mas, nak Febri panggil Ala yang romantis juga!" tiba-tiba ayah Yudha ikut bergabung dalam obrolan mereka.

Hamdani dan Vrisala hanya bisa terdiam sambil menahan malu.

"Aduh malah saling diem-dieman."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Perfect GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang