Laki-laki tua mesum, sialan.
•
[Name] mencari-cari orang yang bernama Gimyung. Tak sulit menemukan laki-laki itu karena dia sedang berjalan keluar dari toilet dengan tangan menjinjing jas hitam. Tanpa basi-basi, [Name] menyerat Gimyung ke sebuah gang yang lumayan sepi.
"Ikuti aku!" tegas [Name].
"Hei, apa-apaan kau, bocah! Seenaknya menyeretku seperti ini!" Gimyung menatap datar wajah gadis yang tengah balik memandangnya marah.
"Kau yang apa-apaan, brengsek! Seenaknya menumpahkan makanan seperti itu! Apa kau tau? Kakak-kakak di sini sangat berjuang keras mencari uang untuk kita, agar kita tidak kelaparan!" teriak [Name] marah.
"Itu bukan urusanku, bocah!" balas Gimyung. "Itu 'kan sudah jadi milikku. Jadi terserah kalau aku ingin membuangnya atau memakannya."
"Heeeh?" [Name] menatap berang Gimyung. Wajahnya memerah karena terlalu menahan amarah yang membara.
"Apakah ini sikap seorang ketua? Kau benar-benar brengsek, bajingan gila! Kau sangat tidak cocok menjadi seorang ketua! Enyah sana dari hadapanku dan jangan datang lagi ke sini kalau kau masih tidak bisa menghargai orang lain!"
"Memangnya apa yang akan kau lakukan jika aku datang lagi ke sini, hm, bocah?" tanya Gimyung dengan seringai licik.
"Berhenti memanggilku bocah, sialan! Dasar laki-laki tua!" pekik [Name] tak terima.
"Laki-laki tua?" Sudut mata Gimyung berkedut jengkel. "Dasar bocah sialan. Aku tidak setua yang kau pikirkan!"
"Argh! Sudah kubilang, berhenti memanggilku bocah! Kau benar-benar menyebalkan!" Saat [Name] hendak memukul Gimyung. Laki-laki itu lebih gesit menahan kepalan tangan [Name].
Sial. [Name] lupa mengisi karbohidrat. Terlebih lagi, ia sudah membuang banyak tenaga dengan memanjat dan turun dari bangunan toko.
Gimyung membungkuk dan mendekatkan wajahnya ke wajah [Name]. Sampai-sampai helaan napas pun, bisa mereka rasakan di wajah masing-masing.
"Dengarkan aku baik-baik, bocah."
[Name] membeku. Pikirannya terasa kosong sebab Gimyung tak memberikan jarak aman di antara mereka berdua. 'Ini terlalu dekat!' teriaknya dalam hati.
"Mau aku datang lagi atau tidak, itu bukan urusanmu," cetus Gimyung yang melepaskan tangan [Name] dan kembali ke posisi semula. "Jalan ini 'kan milik bersama, bukan punyamu."
Mengrejapkan mata berulang kali. Membuang napas keras-keras, [Name] memalingkan wajah ke samping.
Perkataan Gimyung menamparnya. Kenapa juga ia melarang orang lain datang ke sini? Apa haknya? Bahkan, ia hanya orang asing yang tak sengaja tersesat di sini. Dan lagi, apa-apaan kelakuannya tadi?!
KAMU SEDANG MEMBACA
TA | Lookism x reader!
Fanfictionʙ ᴇ ғ ᴏ ʀ ᴇ ➝ | s t o r y | ➝ ᴛ ʙ I'm, aftermath. [Tidak sepenuhnya mengikuti alur, tapi tetap mengikuti] 𝗡𝗢 𝗣𝗟𝗔𝗚𝗜𝗔𝗧 - 𝗣𝗟𝗘𝗔𝗦𝗘! Jangan lupa tinggalkan jejak. 17+ ───────────────────── ⋆⋅Ω⋅⋆ ── 🅖 Fanfiction • Webtoon • Action • Life ...