Wang Ochun dan Seong Yohan•
"Selamat datang!"
Sapaan serentak itu, diberikan kepada Seo Seongeun yang berjalan santai di jalan Big Deal. Laki-laki berambut potongan mullet itu menempati posisi Big Deal No.3 membuatnya dihormati oleh para bawahannya. Tangan kanan anteng mengapit rokok, sementara tangan kiri tersimpan di saku celana. Dia sama sekali tak terusik-entah tidak peduli-oleh mereka yang membungkuk kepadanya.
"Jasmu mana?" Seo Seongeun menjatuhkan rokok, lalu menginjaknya. Dia merasa terusik oleh bawahannya yang tak memakai jas hitam.
"Oh, itu. Saya tak sempat pakai karena buru-buru keluar," balasnya panik seraya mengusap telinga kanan, gugup.
"Begitu ya." Seongeun berjalan menghampiri dan memposisikan dirinya di hadapan laki-laki yang melanggar peraturan.
Plak. Secara mengejutkan, Seongeun menamparnya. "Jadi kau bukan Big Deal, ya?"
[Name] yang melihat dari dalam toko, menggeram kesal. Tak terima dengan sikap sewenang-wenang Seongeun terhadap bawahannya. "Apa-apaan sikap sok bossy-nya itu!"
"Aduh! Nggak perlu sekeras itu, 'kan!" komentar Sinwoo yang juga ikut memperhatikan di dalam toko.
Noan yang berdiri di samping Sinwoo. Meliriknya dengan sebuah senyum. "Bagus 'kan, Kak!"
"Big Deal anggotanya semakin banyak. Bagi organisasi yang sedang berkembang, untuk menegakkan ketertiban diperlukan karakter keras seperti, Seongeun," lanjut Noan bangga.
[Name] mengerutkan dahi, tak setuju dengan pria tua berambut janda itu. Baginya, seorang pemimpin itu mengayomi, memberi rasa simbiosis mutualisme antara pemimpin dan bawahan, serta bersama-sama mengendalikan rasa egois. Bukan bersikap bossy seperti itu.
"Meski masih muda. Seongeun, itu sangat hebat. Belum lama bergabung, tapi dia sudah naik ke posisi No.3." Noan ternyata masih membanggakan anak didiknya. "Saya tahu karena sudah lama mendampingi para No.1 Big Deal, termasuk, Kakak. Big Deal beruntung karena orang seperti dia ikut bergabung."
Sinwoo mengeluarkan ekspresi merengut. "...Gimyung, pasti nggak mukul hanya karena nggak pakai jas."
"Itu favoritisme, Kak! Favoritisme!" ucap Noan menggebu-gebu.
"Kau juga begitu sama, Seongeun." Sinwoo masih mempertahankan ekspresi kesalnya.
"Apa bagusnya, Gimyung?!" Noan berdecak. "Memang benar banyak yang mengikuti dia, tapi kekuatan yang sebenarnya ada pada, Seongeun!"
[Name] yang mendengar Noan menjelek-jelekkan laki-laki mesum itu merasa tidak terima. Berani-beraninya pria janda itu berbicara seperti tadi. Tanpa sadar, sumpit di tangannya patah menjadi dua. Ingin rasanya ia menghancurkan lidah Noan sekarang juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
TA | Lookism x reader!
Fanfictionʙ ᴇ ғ ᴏ ʀ ᴇ ➝ | s t o r y | ➝ ᴛ ʙ I'm, aftermath. [Tidak sepenuhnya mengikuti alur, tapi tetap mengikuti] 𝗡𝗢 𝗣𝗟𝗔𝗚𝗜𝗔𝗧 - 𝗣𝗟𝗘𝗔𝗦𝗘! Jangan lupa tinggalkan jejak. 17+ ───────────────────── ⋆⋅Ω⋅⋆ ── 🅖 Fanfiction • Webtoon • Action • Life ...