Park Jonggun•
Lenguhan pelan, keluar dari bibir ranum seorang gadis yang terbaring di atas kasur. Netra yang tersembunyi itu mulai menampilkan keindahannya.
[Name] mengerjapkan mata, menyesuaikan cahaya yang menerobos masuk melalui jendela balkon yang terbuka. Tiba-tiba rasa nyeri menyerang, mengejutkan gadis itu yang masih belum sepenuhnya sadar.
"Huah, sakit!" teriaknya.
"Kau sudah bangun, bocah?"
Dengan wajah terkejut, disertai keringat dingin di sekitar pelipis. [Name] menoleh ke asal suara. Ia bahkan sudah berpasrah diri jika melihat hantu di siang hari. "Kau? Sedang apa di sini?"
Mata [Name] memandang penuh selidik pada laki-laki yang bersandar di ambang pintu. Sedetik kemudian, pipinya memerah karena melihat hal-hal yang tak senonoh yang ditampilkan laki-laki itu padanya.
"Hei. Kemana bajumu? Kau sangat mesum ya. Cepat sana, pakai bajumu!" teriak [Name] dengan mata tertutup rapat.
Seolah melupakan satu hal penting. [Name] mendadak terduduk, seraya meraba-raba dirinya sendiri. Melotot kaget, [Name] menggertakkan gigi menahan emosi yang meluap sampai ke ubun-ubun.
"Kau... kau... apa yang kau lakukan pada tubuhku, sialan?" [Name] loncat dari atas kasur dan memasang kuda-kuda untuk bertarung. Meski pada akhirnya, ia meringis karena tubuhnya masih belum pulih.
"Ugh. Tubuh lemah, sialan. Kenapa ini sakit sekali! Padahal aku hanya bergerak sedikit," gerutu [Name] kesal.
"Tulang rusukmu patah dan bahumu terluka. Bahkan kulitmu terkena sayatan senjata. Itupun kalau kau ingat."
"J-Jadi?" Dengan tubuh gemetar, [Name] memeluk diri sendiri. Entah menahan sakit atau menahan emosi. "Kau yang mengobati lukaku dan mengganti bajuku?" ujarnya terbata-bata.
"Entahlah," cueknya disertai bahu yang terangkat.
"SIALAN!" [Name] melesatkan tinju yang dengan mudah di tangkis oleh laki-laki itu. "Apa-apaan kau, seenaknya memegang tubuhku tanpa izin?!"
"Kenapa mau marah? Aku sudah bersabar diri dan sebaik mungkin merawat orang sekarat."
"T-Tetap saja itu tak sopan!" sangkal [Name] tak mau kalah. "Aku merasa kotor karenamu tau!"
"Kalau kau masih ingin marah. Maralah pada dirimu sendiri, jangan melampiaskannya ke orang lain."
"Kau menyebalkan! Enyah sana dari hadapanku!" [Name] mendorong kuat laki-laki bermata unik itu dari kamarnya, lalu menutup pintu sekeras mungkin.
Apa-apaan tadi. Kenapa dia dengan santainya berkata seperti itu padanya? Seolah tubuhnya ini tidak ada harga dirinya. [Name] langsung mencari kaca fullbody dan memperhatikan seluruh tubuhnya dari ujung kaki, hingga kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
TA | Lookism x reader!
Fanfictionʙ ᴇ ғ ᴏ ʀ ᴇ ➝ | s t o r y | ➝ ᴛ ʙ I'm, aftermath. [Tidak sepenuhnya mengikuti alur, tapi tetap mengikuti] 𝗡𝗢 𝗣𝗟𝗔𝗚𝗜𝗔𝗧 - 𝗣𝗟𝗘𝗔𝗦𝗘! Jangan lupa tinggalkan jejak. 17+ ───────────────────── ⋆⋅Ω⋅⋆ ── 🅖 Fanfiction • Webtoon • Action • Life ...