Dasha masuk kelas dengan kesal setelah mendaratkan bokong nya pada kursi, badannya berangsur melorot tak ada tenaga untuk sekedar berdiri tegap. Setelah menerima hukuman lari keliling lapangan dari pak Utab guru kesiswaan killer setelah Bu Tata, karena lagi lagi ia terlambat gara-gara Junvi. Pak Utab, guru baru yang katanya sudah mengajar sekitar lima bulan ini ternyata cukup kejam bagaikan masa penjajahan.g.
Tapi serius! Berurusan sama guru itu kalian gak akan mungkin kuat! Dilan aja nyerah.
Fyi, Mereka berdua sekolah di SMA yang sama dengan kedua orang tua mereka. Apa kalian masih ingat sama Bu Tata? Satu satunya guru yang sering Denzy temui dan paling ditakuti. Kalau ingat, kalian adalah fans berat Bu Tata.
Masa MOS sudah lewat dan sudah satu Minggu mereka resmi di sekolah ini setelah masa MOS. Juga, sudah satu Minggu itu pula mereka selalu kena hukuman karena datang terlambat. Semua penyebab nya ada pada Junvi!
"Dashaa~ kok lu tega ninggalin gue?" Junvi datang dengan keringat yang sama bercucuran nya dengan Dasha.
Dasha sendiri hanya mendelik malas, menenggelamkan kepalanya di lipatan tangan yang bertumpu pada meja.
"Capek ..." Junvi mengeluh ikut duduk di kursi belakang Dasha.
Sudah dari beberapa hari sekolah Junvi dan Dasha ternyata masih saja sering terlambat karena Junvi yang mengaduh ingin pup saat mau berangkat. Entahlah apa isi di dalam perutnya itu padahal papih Juna selalu memberikan nutrisi yang bagus.
"Felix lo ngerjain PR gak?" Ucap Junvi pada bestie nya itu, tiba-tiba.
Felix teman sebangku Junvi menoleh sesaat ketika temannya itu memanggil dirinya.
"Lu telat lagi ego! Bukunya udah dikumpulin."
"Sial! Tapi pelajarannya kan di jam ke tiga."
"Biasalah si KM pengen caper."
"Gila gue belum Lix, bantuin gue elah."
"Lu sih telat mulu! Sampe mapel pertama lu sikat."
Junvi berdecak lantas mencolek Dasha yang masih kesal padanya. "Sha lo udah ngerjain PR, kan? Gue liat, ya!"
Dasha mendelik. "Enggak! Kenapa sih lo bikin gue kesel terus?"
"Yaelah Sha janji deh besok gak bakal telat lagi."
Dasha berdecak. "Omongan lo bulshit!"
"Janji janji janji! Tuh gue udah bilang itu tiga kali." Ucapnya memelas, tangannya ia satukan.
Dasha menghela nafas kemudian memberikan bukunya pada Junvi. Ya, ia juga tidak tega jika Junvi kembali dihukum apalagi ini adalah tugas mapel Bu Tata.
"Makasih kembaran gue yang cantik." Junvi menerima dengan senang hati sambil mengelus kepala Dasha.
"Hm."
"Oh my God! Das liat ini, katanya NCT mau ke Indonesia."
Dasha mendekat pada ponsel yang ditampilkan Qinan lantas mengangguk sebagai jawaban. Hanya mengangguk, tidak menjerit ataupun heboh.
"Lo tau, gue gak terlalu suka KPop. Orang ini yang suka." Tunjuk Dasha pada Junvi.
Junvi yang di tunjuk langsung bergaya bak Lee Minho jatuh dari surga di hadapan ku, Eeeaa!
Qinan hanya bergidik. "Gak mau gue ngajak dia konser."
"Wah lu bakal nyesel sih gak ngajak gue Qin secara gue ganteng maksimal gini."
Felix tertawa menanggapi begitupun Qinan dan Dasha.
"Maksimal sampe ujung sedotan doang bukan sampe pipa rucika Jun!" Celetuk Felix
KAMU SEDANG MEMBACA
My Twins freak [Sequel MTB]
HumorMereka saudara kembar yang setiap harinya selalu beradu mulut. Namun mereka juga sangat kompak, Kompak dalam segala keributan yang membuat seisi rumah, sekolah, sampai gedung Istana Bogor heboh. Tiada hari tanpa adu mulut, adu domba, sampai adu ayam...