"Ungkapan sayang itu gak melulu hal romantis, kan?"
—Junvi, 2022
"Shaa ... Mau minum!""Shaa ... Mau ngemil!"
"Shaa ... Ambilin remot AC, dong!"
"Shaa...."
"Dasha...."
"Adikku...."
Dasha mendengus, berusaha masih sabar. Jika Junvi tidak sakit ia akan benar benar mencabik wajah cowok itu dengan serutan kelapa.
"Das—"
"APALAGI?! MAU GUE PENGGAL KEPALA LO!?"
Junvi terkekeh. "Ambilin hp aku dong."
Sudah cukup kesabaran Dasha sampai disini. Ia pun melemparkan guling dengan sangat brutal. Membuat sang kakak meringis kesakitan.
"Lo cuma sakit maag bukan lumpuh!"
"Kan kepala gue pus—AAAAKKK IYA IYA GUE AMBIL SENDIRI!"
Tangan Dasha beralih mencubiti pinggang Junvi kencang. Lagian, macan betina dilawan. Sudah baik ia mengurus Junvi, malah dipakai kesempatan. Junvi tuh tidak pernah berubah selalu menyebalkan dan aneh.
"Sekali lagi lo manggil, gue seret sampai depan komplek."
"Iya sayangku."
"Najis!" Dasha mendelik.
"Halo anak-anak mamih ter-saranghae!"
"Annyeong mami ter-saranghae juga!" Balas Junvi semangat.
Sedangkan Dasha hanya bersalim dengan sang mami. Matanya menangkap paperbag yang di tentengnya. Sangat wangi.
"Gimana Ijun udah sembuh?"
Junvi menggeleng manja, mulutnya ia majukan seperti anak kecil.
Mami Denzy tertawa. "Syukurin! Lagian gak mau nurut sama mami sama Dasha!"
"Mami! Kok gitu, sih?"
"Yuk Dasha kita makan cake buah, oh iya ada rujak serut juga. Tadi mamih beli abis pulang arisan."
"Wih, enak nih."
"Ayo mih kita berdua aja. Orang sakit gak boleh gabung."
"Kajja ....!!!" Ucap Denzy dan Dasha semangat meninggalkan Junvi.
"Mauu! Junvi juga mau mamih! Udah sembuh kok—AAaduh perut gue mules."
Satu kata. KUALAT!
Setelah dari panggilan alamnya, Junvi ingin ikut bergabung juga. Namun, apalah daya ia hanya bisa melihat mamih dan Dasha memakan rujak dengan nikmat sedangkan dia harus memakan kue sendiri. Padahal, sedari tadi air liur sudah membanjir di mulut.
Junvi melirik pada Dasha yang seolah sengaja memakan dengan ala ala iklan di tv. Berlagak seperti Chef Renata yang sedang mencicipi makanan enak sedunia.
"Hmmm buahnya aku suka, teksturnya lembut banget, dan rasanya enak poll."
"Yes, aku sih yes ya." Denzy ikut ikutan.
Junvi menggerling. "Biasa aja kali. Iya, tau enak gak usah disengaja gitu."
Mereka tertawa senang mengusili Junvi kalau sedang sakit.
"Papih mana sih? Biar kalian diomelin juga makan rujak malem-malem."
"Siapa yang berani ngomel ke mamih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Twins freak [Sequel MTB]
HumorMereka saudara kembar yang setiap harinya selalu beradu mulut. Namun mereka juga sangat kompak, Kompak dalam segala keributan yang membuat seisi rumah, sekolah, sampai gedung Istana Bogor heboh. Tiada hari tanpa adu mulut, adu domba, sampai adu ayam...