"Sha masuk ekskul apa?"
"OSIS dan Cheleeders!" Jawab Dasha bersemangat.
Gue ketawa ngakak Cheleeders? Yang benar saja.
"Kenapa lo ketawa?"
"Lo yakin masuk Cheleeders? Kasian gue sama temen-temen yang lain takut keberatan."
"HEH GUE GAK GENDUT YA!"
"Udah Sha gak cocok mending kita ekskul volly aja yuk?"
"Gak!" Omel Dasha. "Lo pilih ekskul lo sendiri lah, kita masing-masing!"
Gue merengek gak mau pisah. Kalau gak bareng Dasha gue gak mau gerak. Bahkan kalau dia gak masuk sekolah pun gue akan gak masuk sekolah. Itu dulu sih, sekarang belum tau. Tapi kayaknya sifat gue emang kayak gini.
"Lo mau masuk OSIS bareng gue?" Tawar Dasha sungguh pilihan yang berada di daftar merah gue.
Anak trouble maker kek gue jadi OSIS, yang ada sekolah hancur jadi tahu bulat. Gue menggeleng kuat menolak tawaran itu matang-matang sampai golden brown.
"Yaudah lo masuk sama Felix aja."
Benar sekali! Gue kan punya temen masa gue melupakan dia. Kasian dia dilupakan sama gue nanti malah gak punya temen. Gak sih kayanya itu kata-kata untuk gue sendiri. Gue si introvert yang bermasalah. Hehew.
"Lo masuk apa Lix?"
"Melukis."
"Goblok! Yang bener!"
"Bener anjir! Gak usah kaget gitu."
"Lo ikut club drawing? Lo cowok man."
Felix memutar bola matanya. "Emang yang harus melukis itu cewek doang? Cowok juga bisa kali Jun, mengembangkan bakat namanya."
Gue ngangguk aja emang bener sih Felix bakat nya melukis katanya dia pernah juara lomba menulis nasional dan beberapa penghargaan juga. Gak kayak gue bakat gue cuma bisa manja ke Dasha sama ke mami. Kalau dapat penghargaan kayaknya gue dapat penghargaan menjadi beban of the year di keluarga.
"Bakat gue apa ya Lix?"
"Lah nanya ke gue?" Ujar Felix mengedikkan bahu sambil menulis isi formulir tersebut.
"Ini aja deh."
"Yang yakin Jun masuk eskul gak boleh sembarangan main asal numpang doang."
"Beneran Lix gue pengen ikut club teater aja siapa tau jadi trainee SM entertainment."
Felix berlagak mual. "Cuiwhh! tapi gue dukung!'
"Kalau Dasha dua gue juga mau dua, deh."
"Satu aja kayaknya lo gak yakin apalagi dua ege!"
Junvi merangkul pundak. "Kalau kata papi gue gini ... Satu dua pulau terlewati lama-lama jadi bukit."
"BEGO! MANA ADA PRIBAHASA KAYAK GITU!" Sewot Felix.
Suaranya kenceng sampai-sampai guru yang tadinya sibuk balesin michat di ponselnya menatap kita dengan garang.
"Kalian berdua maju kedepan kerjakan soal berikut."
Mampus deh kena lagi gua. Cocok deh jadi calon calon ketua OSIS biar sekolah ini bejad kek gue.
📢📢📢
Setelah mengumpulkan formulir kemarin hari ini gue diundang grup untuk masuk kedalam club yang gue pilih dan beruntung gue pilih ekskul yang gak bentrok latihannya. Mulai dari Minggu besok gue udah mulai aktif ekskul. Rutinitas baru yang bakal gue lakuin di sekolah selain gangguin Dasha dan menjenguk BK.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Twins freak [Sequel MTB]
Hài hướcMereka saudara kembar yang setiap harinya selalu beradu mulut. Namun mereka juga sangat kompak, Kompak dalam segala keributan yang membuat seisi rumah, sekolah, sampai gedung Istana Bogor heboh. Tiada hari tanpa adu mulut, adu domba, sampai adu ayam...