Flasback satu jam sebelumnya
"Kalau kamu yang mulai aku masih bisa stop tapi kalo aku yang mulai aku nggak akan bisa stop. Jadi pilih yang mana?"
Tidak ada jawaban dari bibir Celia, bibirnya yang sedikit terbuka menandakan ia bingung memilih salah satu diantara pilihan yang diajukan Hilan.
"Diam? Okey artinya aku ambil sendiri." Seringai menghiasi wajah hilan.
Ia mulai mendekatkan kening dan hidung mereka. Ia tersenyum nakal sebelum memulai aksinya, perlahan Hilan memiringkan kepalanya dan mengikis jarak diantara keduanya secara perlahan. Celia merasa jantungnya menyebarkan pasokan darah terlalu cepat ke seluruh tubuh, membuat nafasnya memburu. Yang ia lakukan selanjutnya adalah memejamkan mata ketika merasakan hembusan nafas Hilan tepat di depannya. Tangannya sudah meremas lengan kemeja sang kekasih.
Ting tong
"Arggghhhh," geram Hilan menjatuhkan ciuman pada kening Celia.
Entah siapa yang ingin bertamu pada malam hari begini ke rumah pacarnya. Celia mengatur debar jantungnya, ia sedikit lega tapi juga kehilangan.
"Kemana?" Tanya Hilan melihat pacarnya hendak beranjak dari kukungannya.
"Mau liat siapa yang dateng," cicit gadis itu mendengar nada Hilan yang mulai merendah kesal.
"Aku aja, kamu disini." Sebelum beranjak Hilan mengusak rambut Celia dengan gemas.
Ia tau Celia mengira bahwa dirinya sedang marah. Air wajah Hilan mengeras setelah melihat Eric lah yang berdiri di balik pintu.
"Ada apa?" Mata elang Hilan penuh dengan kekesalan, datar dan seakan menusuk.
"Mana Celia?" Eric memberikan pertanyaan sebagai jawaban.
"Celia tidur, pulanglah!" Hilan melipat kedua tangannya mengusir pria ini agar cepat pergi dari hadapannya.
Malas berdebat, Eric mengeluarkan sesuatu dari balik saku jasnya. Hilan menatap gerak gerik Eric, hal selanjutnya mampu membuatnya geram ketika melihat ponsel Celia ada di tangan pria ini.
"Kasih Celia, ini ketinggalan dalam jasku," ucap Eric menyodorkan benda elektronik tersebut.
Sebelum akhirnya pergi meninggalkan Hilan yang menahan gejolak di kepalanya. Ia memilih masuk ke dalam apartemen dan menutup pintu sedikit keras.
"Siapa yang dateng?" Tanya Celia yang sibuk sendiri mencari sesuatu di dalam tas nya.
"Cari ini?" Ucapan Hilan membuat Celia berbalik dan menghadap lelaki itu.
"Loh, kok ada di kamu?" Dengan perasaan lega, Celia berjalan menghampiri Hilan yang diam tak bergeming.
"Mana siniin ponselnya," pinta Celia karena Hilan tak kunjung berbicara atau memberikan ponsel milik Celia.
KAMU SEDANG MEMBACA
trapUlove
Romance[on going] "Lepas, gak ada peluk-peluk kali ini" "Maaf, tadi aku lupa kamu nggak suka vanilla," lanjut Celia sedikit mendongakkan wajahnya merasa bersalah. "Aku suka, tapi dari bibir kamu." Celia mengakui dalam hal menggoda Hilan juaranya. "Apa kam...