02

404 31 2
                                    

Sudah semigu sejak Yi shan dirawat, perkembangan pemuda itu begitu pesat. Xiao Zhan merawat Yi shan dengan baik.  Alasannya simpel, bahwa Xiao Zhan tau pemuda itu mengalami trauma dan berdampak pada mentalnya. Xiao Zhan sengaja menjadikan adik perempuannya sebagai dokter kedua yang menangani Yi shan setelah dirinya, sebab Cheng Xiao adalah psikolog.

Suatu ketika kejadian yang tak diinginkan terjadi. Junkai sedang berada di kampus, Xiao Zhan sudah tau tentang kesibukan Jungkai tapi tidak dengan orang terdekat junkai. Dia hanya tau tentang Lusi yang ternyata sengaja menjebak Yi Shan karena cemburu terhadap ayahnya yang hanya memperhatikan anak kandungnya sendiri. Tidak dengan dirinya yang anak tiri. Gadis itu mengaku sambil menangis dan memohon maaf pada Junkai, Yi shan juga Xiao Zhan. Sekarang masalah sudah selesai, tinggal menunggu perkembangan baik kesehatan mental Yi shan.

Hari ini adalah jadwalnya untuk mengecek kondisi Yi Shan. Xiao Zhan tentu sudah berada di rumah sakit milik ayahnya sejak subuh, bukan karena sibuk. Lebih tepatnya dia mencari kesibukan. Aw, bukankah orang orang berharap memiliki libur panjang? Xiao Zhan memang aneh.

"Sudah masuk Minggu ke dua, kenapa tidak satupun keluarganya yang datang kecuali Junkai? Apa separah itu masalah keluarganya?" Tanya xiao Zhan entah pada siapa.

Lorong masih begitu sepi di jam 5 pagi. Xiao Zhan berjalan melewati lorong lorong itu dengan tenang, sesekali membenarkan letak kaca matanya dan melihat kanan dan kiri.  Takut? Tentu tidak, hanya sedang menikmati suasana sunyi di rumah sakit itu. Menenangkan.

Ponsel dalam saku jas putih khas dokter itu bergetar, segera xiao Zhan melihat notifikasi yang ia terima.

BRUK.... !
GEDEBUK.....

"Akhh! Pantatku!" Pekik xiao Zhan saat pantatnya menyentuh lantai lorong.

"Sshhh! Sial!" Sosok yang baru saja menabrak dokter tampan itu mengumpat saat merasakan ngilu di lututnya karena terjerembab tepat di samping Xiao Zhan. Ia berusaha untuk tidak menimpa sosok dokter di depannya ini. Pemuda itu  bangun dengan susah payah, rasa ngilu itu kini menjalar sampai ke betis hingga paha atasnya. Ia terduduk kembali di depan dokter Xiao Zhan, sesekali merintih.

Xiao Zhan tak jauh berbeda, untungnya saja hanya pipi pantatnya yang mencium lantai. Bagaimana jika tulang ekornya? Bisa jadi hari ini adalah hari dimana dia dinyatakan lumpuh kaki. Hadeuhh net-think dokter emang beda.

"Apa jalan di sampingku kurang luas?" Ketus Zhan pada pemuda yang masih sibuk mengusap dan memijat betisnya.

"Hei! Sopankah begitu?" Cerca xiao Zhan.

"Ck, maaf!" Pemuda tadi berdiri dan meminta maaf, sambil membantu Xiao Zhan berdiri.

"Apa begitu caramu meminta maaf? Lihat lawan bicaramu!" Marah xiao Zhan.

'Sensi sekali dokter ini! Apa hari ini awal datang bulan?' batin pemuda itu.

"Lihat!!" Xiao Zhan berucap. Refleks pemuda tersebut mendongak.

DEG!!

"kau?" Zhan

"Apa?" Pemuda itu heran.

"Berapa kali kau akan melarikan diri dari ruangmu?" Xiao Zhan.

'aaaah, aku mengerti sekarang!' batin pemuda itu.

"Bukan urusanmu!" Pemuda itu lalu melangkah meninggalkan Xiao Zhan.
Xiao Zhan yang mengira pemuda itu adalah pasiennya yang kabur akhirnya di mengejar dan meraih pergelangan tangannya.

"Hei tunggu!" Xiao Zhan menghentikan pergerakan pemuda itu.

Lantas menariknya untuk berbalik. Saat pemuda itu berbalik, angin tidak sengaja membuat Hoodie oversize hitam milik pemuda itu terbuka.

Wow!! Lagi dan lagi. Xiao Zhan dibuat heran dengan pemuda itu, pemandangan rambut blonde dengan potongan wolf cut menyapa kedua matanya.

"Ck, mengganggu!" Pemuda itu menepis pegangan tangan dokter itu.

"Kau ?"

"Apa lagi?"

"Kau keluarga dari Yi Shan?"
Tanya xiao Zhan memastikan, karena wajahnya mirip sekali dengan pasiennya. Hanya saja pemudi itu memiliki rambut hitam, sedangkan yang ini blonde. Terkesan seperti anak nakal tapi cool.

"Sebagai dokter seharusnya anda mencari tahu kondisi pasiennya bukan mencari tahu urusan orang lain bukan?" Skak mat. Xiao Zhan terdiam dengan banyak pertanyaan yang ia pendam.

"Sebaiknya anda pakai saja stetoskop dan kacamata anda, itu lebih baik dari pada menjadi detektif Conan yang bukan seorang dokter!" Lanjut pemuda itu sebelum ia melangkah meninggalkan Xiao Zhan yang terdiam di lorong sambil menatap punggung pemuda itu.

Detik setelahnya ia tersadar dan menggeleng sedikit tak terima. Bagaimana harga dirinya sebagai seorang dokter harus di geser oleh lelucon detektif Conan milik pemuda nakal tadi? Ada ada saja.

Xiao Zhan berbalik dan melangkah kembali menuju ruangan pasiennya. Sesekali berceloteh pada diri sendiri. "Ck, mereka bersaudara kan? Mirip sekali!? Akan aku tanyakan pada Junkai setelah ini!"

Sesampainya di ruangan, terlihat jika Junkai sedang tertidur di karpet bulu yang di bentangkan di lantai. Bermodalkan boneka beruang sebagai bantal.

"Kondisinya sudah sangat baik, sudah saatnya membicarakan ini dengan Junkai!" Gumam Xiao Zhan setelah selesai memeriksa Wang Yi Shan.

    ~•|•~

Di sisi lain:

Suasana kota sangat bising,  pemuda kulit putih dengan rambut blondenya berjalan menyusuri trotoar menuju MRT. Pagi terlalu cepat berlalu, padahal dia baru saja melihat ponselnya dan terlihat masih jam 5 pagi. Tapi sekarang sudah jam 6:15 pagi saja.  Kereta bawah Tanah mulai menampakkan kehidupannya. Di tengah kota Shanghai yang padat, pemuda itu berharap ada tempat yang sunyi dan luas selain pantai dan hutan.

Pemuda rambut blonde itu menyisir rambutnya kebelakang.
"Cih, lebih baik diam di rumah!"

"Kurasa hari ini tidak ada keberuntungan, tunggu saja besok!" Ujarnya pada diri sendiri setelah membeli tiket menuju ke kampus.

Di dalam kereta MRT ia hanya duduk di sudut bangku penumpang, memejamkan matanya untuk tidur di temani musik melalui headphone yang ia pakai. Meski begitu, dia masih bisa mendengar suara dari operator kereta.

Tak terasa sudah sampai di luar stasiun bawah tanah. kakinya melangkah menyusuri jalanan paving yang di lalui banyak pengguna jalan. Netra hitam pekatnya fokus pada ponselnya, membaca platform sosial media kampus yang memposting hal hal yang menurutnya tidak berguna dan merusak privasi orang lain. Huh? Orang lain? Bukankah sejak dulu rumor dan asumsi publik hanya mengacu pada dirinya?

"Cih, bukankah terasa seperti selebriti? Mereka orang² sangat haus privasi orang lain. Sangat tidak memiliki Value!"
Setelah mengatakan itu pada dirinya sendiri, akhirnya dia kembali memasukkan ponsel pada tas ranselnya.

Menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Bibinya tersungging senyum tipis.

"Mari masuk ke dunia penderitaan, kkkkk! Semoga besok masih ada keberuntungan untukku!" Gumamnya sebelum memasuki gerbang utama kampus.

TBC....

Kira kira siapa yang jadi siapa? Jadi yi yang beneran yi siapa? Terus kembar kah? Kok spoilernya kembar ya? Awokwokwok

Happy reading.

Abolished Hate _Zhanyi (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang