05

304 24 1
                                    

"Jadi kau setuju?" Lixi berdiri dan menatap Luoyi dengan tatapan menuntut.

"Hmmm, bagaimana dengan Gege mu?" Luoyi membuka ponselnya dan menatap notifikasi yang belum ia lihat.

"Aku akan memanggilnya!" Lixi berlari keluar kamar bahkan sebelum Luoyi a.k.a Yibo berucap.

Dirinya fokus pada ponsel dan membaca notifikasi yang ia dapatkan dari seseorang, rahangnya mengeras dengan kedua tangan mengepal kuat.
Emosi dan amarah menguasainya, sampai dirinya tidak menyadari jika dua manusia sudah menampakkan kaki di hadapannya.

Xiao Zhan? Tentu!! Dia menyaksikan semuanya, bagaimana rahang pemuda bernama Luoyi itu mengeras juga tatapan penuh amarah yang ia tau mengarah pada ponsel yang pemuda itu genggam.

"A-Yi!"
Tidak ada sahutan dari Luoyi.

"A-YIII!" Lixi berseru pada Luoyi yang nampaknya sedang melamun.

"Ah_ ya? Maaf!?" Luoyi tersentak dan refleks berdiri dengan gugup.

"Kau melamun, ada apa?" Lixi mendekati Luoyi lalu menyentuh dahi Luoyi penuh perhatian. Pemandangan itu tak luput dari Xiao Zhan. Entah mengapa itu sangat memuakan. Pemandangan apa ini? Bahkan lebih menjengkelkan dari pada anak sekolah dasar yang saling mengirim pesan cinta. Ck!.

"sudah?" Xiao Zhan menyela kegiatan dua sejoli itu.

"Apa? Gege bicara saja apa yang ingin Gege bicarakan, tidak perlu mengganggu urusanku!" Lixi masih sibuk membenahi rambut Luoyi setelah mengecek suhu dahi bayi besarnya.

"Langsung saja!! Jika kau setuju, mari bertemu di kafe seberang rumah sakit XIAO." Jelas Xiao Zhan.

"Jika tidak?" Luoyi menatap netra Xiao Zhan. Seketika gugup menerjang pupil matanya, membuat pupil matanya membesar juga tidak bisa fokus.

"Jika tidak maka kau harus setuju, memang kau berharap apa? Kau berharap aku memberikan pilihan untuk menolak? Tidak ada" Xiao Zhan menatap datar wajah Luoyi yang sedang kesal.

"Ya baiklah! Jika sudah aku pergi!" Ucap Luoyi.

"A-Yi lebih baik kau makan malam dulu. Ini masih sore untuk pulang! Bukankah biasanya kau akan pulang ke rumah saat sudah gelap?" Penuturan Lixi membuat Xiao Zhan menatap Luoyi penuh selidik.

"Bukan urusanmu Lixi, aku akan pergi sekarang. Lagipula urusan kita sudah selesai!" Luoyi menatap Lixi dan Xiao Zhan bergantian.

Lalu melangkah keluar kamar Lixi. Namun belum sampai ambang pintu, Xiao Zhan meraih pergelangan tangan Luoyi yang sangat pas berada dalam genggamannya.

"Turuti saja mau Lixi, juga kau mau kemana jika kembali saat petang?" Luoyi berbalik dan menghempaskan genggaman itu, tidakkah Xiao Zhan menyadari perubahan Luoyi saat dia menyentuhnya? Jangan lupa jika dirinya dokter.

"Ti-tidak perlu! A-aku pu-pu-pulang saja?" Dengan langkah tergesa gesa Luoyi keluar meninggalkan kamar xiao Lihua atau Lixi.

Xiao Zhan menatap punggung Luoyi yang menjauh.

"Kenapa?" Tanya xiao Zhan pada Lixi setelah Luoyi pergi.
Lixi hanya mengangkat kedua bahunya sebagai jawaban.

"Kau melihatnya Lixi?"

"Apa? Kalau bicara yang jelas!" Lixi kesal dengan pertanyaan Xiao Zhan.

"Kau melihat kan respon Yibo saat ku pegang tangannya? Seperti ketakutan!"
Mendengar itu Lixi manggut manggut dan membenarkan apa yang Xiao Zhan tanyakan.

"Lixi! Gege minta tolong padamu untuk memantau dia di kampus, bukankah kau satu universitas dengannya?"

Mulai... Lixi akan menjadi bodyguard Luoyi setelah ini. Padahal dia berharap jika Xiao Zhan menerima tawaran pacar palsu itu Lixi bisa sepuasnya pergi kemanapun.

Abolished Hate _Zhanyi (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang