10

371 27 10
                                    

Dalam perjalanan kencan buta hanya ada keheningan. Luoyi dengan pikirannya dan Xiao Zhan yang fokus menyetir.

Merasa tidak nyaman dalam keheningan akhirnya Xiao Zhan membuka suara.
"A-yi!" Namun tidak ada respon dari pemilik nama. Membuat Zhan menoleh ke samping.

Side Profil yang terpahat indah itu tengah menatap lurus, seperti ada kekosongan di tatapan itu.

'kenapa dengan bocah ini?' batin Zhan.

"A-yi..!" Zhan memanggilnya lagi.
Membuat Luoyi terkejut.

"Ah maaf, apa kau mengatakan sesuatu? Aku melamun jadi tidak menangkap jelas!" Luoyi dengan panik menanggapi panggilan Zhan.

"Tidak, hanya tidak begitu suka keheningan. Aku tidak mengatakan apapun, hanya memanggilmu saja!"

"Oh begitu, maafkan aku!"

"Tidak perlu minta maaf, apa yang kau pikirkan hingga melamun?"

"Tidak ada! Hanya terlalu fokus melihat pemandangan!" Jelas Luoyi.

"Kau seperti bukan bocah blonde yang ku temui di lorong rumah sakit" Xiao Zhan terkekeh .

"Aku? Apa pernah bertemu?"
Luoyi bertanya bingung.

"Kau menabrak ku dan mengatakan untuk tidak menjadi detektif Conan!"

"Oh, ahahaa.. maaf untuk waktu itu. Aku tidak berniat mengejek. Hanya kau menyebalkan!" Luoyi tersenyum.

Setelahnya kembali hening. Perjalanan kencan berakhir di restoran. Luoyi masih setia dengan paper bag di tangannya membuat Zhan mau tak mau merasa penasaran isi paper bag itu.

"Kau membawa apa?"
Zhan menunjuk paper bag di tangan Luoyi.

"Ah ini tugas kuliah!"
"Sebanyak itu?"
Luoyi menjadi sedikit gugup untuk menanggapi pertanyaan Zhan.
"E- aku, itu memang tugas kuliah ku!"
Luoyi meremas tangannya gugup.

'gugup? Aku mencium bau bau kebohongan! Apa dia di bully?' Zhan menaikan satu alisnya.

"Aku tidak bertanya itu tugas siapa, kenapa kau seperti menyembunyikan sesuatu!" Zhan condong ke depan dimana Luoyi sibuk menunduk dengan dunianya sendiri.

"Eh, ya.. aku hanya mengatakannya. Lagi pula tugas kuliah banyak itu wajar!" Luoyi tersenyum canggung.

Xiao Zhan mengangguk, tangannya menggapai buku menu dan mulai memesan makanan. Xiao Zhan mengamati gerak gerik Luoyi yang sedikit berbeda setelah turun dari mobil.

'Bukankah sebelumnya dia mempunyai reaksi berlebihan saat bersentuhan dengan orang lain? Lalu tadi? Bahkan aku menggenggam tangannya!?' Xiao Zhan masih menatap Luoyi sambil membuka buku menu asal.

"Ge! Kenapa menatap ku? Bukankah harus segera memesan?" Luoyi menatap Xiao Zhan heran.

"Benar, kau juga pesan A-yi!"
Ujar Zhan diangguki oleh Luoyi.

Menunggu pesanan siap, Zhan dan Luoyi hanya saling diam tanpa suara. Bukankah tujuan mereka bertemu untuk membahas sesuatu? Kenapa sekarang malah diam?

'semoga tidak terjadi, aku benar benar merasa tidak nyaman dengan tubuhku!' batin Luoyi.

Xiao Zhan sejak awal hanya menatap Luoyi, tanpa mau membuka suara. Mengamati setiap gerak gerik Luoyi yang terkesan gelisah dan ceroboh. Contohnya seorang ini, bocah itu sedang meremas tangannya sendiri. Bahkan kuku kuku pendeknya sesekali menekan punggung tangannya.

Xiao Zhan bukan psikiater atau psikolog. Dia hanya khawatir dengan kondisi mental bocah itu. Pertemuan pertamanya saja di lorong rumah sakit. Apa bocah itu baru saja menemui psikolog saat itu?

Xiao Zhan menyandarkan punggungnya pada kursi restoran dan mendesah panjang. Membuat Luoyi yang sejak tadi melamun menjadi buyar ketika mendengar deru nafas kasar itu.

"Ap-apa kau bosan Zhan ge?"
Luoyi dengan gestur seperti orang nervous.

"Tidak ada, A-yi.. aku ingin bertanya sesuatu padamu!" Xiao Zhan mencondongkan tubuhnya pada Luoyi.

"Ya-ya... Katakan!"
Luoyi tersenyum canggung.

"Sebenarnya ada apa denganmu? Kadang kau seperti orang panik, kadang dingin, kadang takut, kadang kau terlihat gugup. Ceritakan apa yang kau alami!"
Xiao Zhan dengan mode dokternya membuat Luoyi menelan ludah dengan susah payah.

"..." Luoyi diam tanpa merespon.

"Kenapa hanya diam? Apa kau tidak ingin membagikan masalahmu dengan kekasihmu? Anggaplah aku benar-benar kekasih mu. Jika tidak mau maka anggap aku Gege atau temanmu! Jadi... Ingin cerita?"

Luoyi mendengar penuturan Xiao Zhan mendadak merasa nyaman, tapi juga gelisah secara bersamaan. Tangannya terangkat random, gigi kecilnya mulai menggigit bibir dalamnya bahkan pupil matanya bergerak tidak fokus.

"Hmmm lupakan, pesanan sudah siap. Sebaiknya segera makan siang! Jangan lupa bernafas dengan benar a-Yi!" Zhan menatap khawatir wajah mungil itu saat mendapati nafasnya mulai memburu.

Luoyi memejamkan matanya mencoba menetralkan nafasnya. Tapi semua bayangan bayangan buruk memenuhi pikirannya. Hingga ia sulit mengendalikan detak jantungnya.

Zhan menyaksikannya, dimana Luoyi kembali seperti saat bertemu di mansion. Raut muka penuh rasa takut.

"A-yi..?"
"Huff....huuffff!!" Luoyi masih sibuk mengatur nafasnya tanpa perduli panggilan Zhan.
"A-Yi tarik nafas panjang, hembuskan perlahan!!" Zhan bangkit dan berjalan ke kursi Luoyi. Menarik bahu yang lebih kecil darinya untuk bersandar pada pinggangnya. Tangan kekarnya mengusap kepalanya Luoyi dengan tenang. Sampai tangan putih itu melingkupi tubuhnya dan meremas punggungnya dengan kencang, baru Zhan menyadari jika Luoyi butuh dokter spesialis bukan hanya sekedar kalimat penenang.

Zhan meraih ponsel di seberang meja dan menelfon supir untuk datang bersama asistennya ke restoran tempatnya berada. Setelah itu tubuh kecil Luoyi di gendong dan di bawa ke mobil.

"Huuufff... Jangan ... Ja-jangan lagi!! Hhaaahh...!"

"A-yi.. kau mendengar Gege? Hei... Bernafas lah dengan benar sayang!" Entah sadar atau tidak panggilan sayang keluar begitu saja.

"Haaaaah... Sa-sakit... Berhenti!! Aku- ti-tidak bisah berna-fass!!"

"Ssst.... Tenanglah A-Yi. Sebentar lagi tidak akan sakit. Tolonglah kau ini kenapa?" Zhan sangat khawatir sekarang. Pertemuan ke empat tidak berjalan dengan baik.

Zhan menyetir dengan wajah merah karena khawatir.

TBC......




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Abolished Hate _Zhanyi (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang