"Mau?" tawar Yedam yang sekarang duduk di samping Jihoon sambil membawa semangkuk potongan buah apel dari dapur.
Jihoon hanya menggeleng, padahal dia belum melihat apa yang ditawarkan oleh Yedam.
Batas waktu untuk mengikuti sidang akhir semakin dekat, sementara Jihoon masih harus memperbaiki skripsinya dari awal.
Dan itu artinya, Jihoon harus mengerahkan seluruh tenaganya yang tersisa dengan harapan tugas akhirnya dapat selesai tepat waktu.
Untuk yang kesekian kalinya, Jihoon menghela napas lalu menjatuhkan kepalanya ke atas meja, dengan laptopnya yang masih dalam keadaan menyala di hadapannya.
"Jangan terlalu keras sama diri sendiri, Ji."
Kalimat sederhana memang, tapi mampu membuat Jihoon mengangkat kepalanya untuk menatap Yedam. "Aku nggak--"
"Istirahat dulu kalo emang cape." Yedam mungkin belum tahu rasanya mengerjakan tugas akhir, tapi satu hal yang dia tahu pasti bahwa Skripsi adalah tugas yang paling menguras tenaga, waktu dan pikiran.
"Aku mau peluk, boleh?" pinta Jihoon tiba-tiba.
Dengan senang hati, Yedam langsung menaruh mangkuknya di atas meja kemudian membuka kedua tangannya cukup lebar.
Jihoon merapatkan tubuhnya untuk memeluk pinggang Yedam sambil mengusakkan hidung mencari kenyamanan di ceruk lehernya.
Sementara itu, Yedam menumpukan dagunya pada puncak kepala Jihoon sebelum merengkuhnya erat.
"Aku takut gagal." gumam Jihoon lirih. "Gimana kalo akhirnya cuma kegagalan yang nungguin aku setelah semua ini selesai?"
Setidaknya yang bisa Yedam lakukan sekarang adalah menjadi support system untuk Jihoon. "Terus kenapa kalo kamu gagal? Semua orang juga pasti pernah gagal. Kamu boleh gagal, itu wajar. Yang nggak boleh itu kalo kamu nyerah gitu aja."
Yedam tersenyum kemudian mengusap lembut rambutnya, membuat Jihoon lambat laun menyandarkan kepalanya pada bahu Yedam.
"Inget nggak sih pas kamu mau pergi KKN? Kamu juga sempet gloomy berhari-hari. Tapi apa kenyataannya? KKN kamu lancar, kamu punya tim yang solid, bahkan temen-temen yang loyal. See? Ketakutan kamu itu muncul karena kamu lagi nggak percaya diri, terlalu mikirin hal-hal abstrak yang belum tentu terjadi."
Jihoon tidak pernah menduga bahwa kata-kata dari Yedam mampu mengangkat separuh beban yang tengah dirasakannya. "Jadi menurut kamu, aku bisa nih ngejar deadline?"
"Bisa." jawab Yedam mantap.
Jihoon menggeleng heran. "Kamu kok yakin banget? Padahal aku aja nggak yakin sama diri sendiri."
"Justru karena kamu nggak yakin, biar aku yang yakinin kamu." Yedam meyakinkannya sekali lagi, membuat Jihoon perlahan mengulas senyum.
Hening menyelimuti mereka, untuk beberapa saat keduanya terus diam sambil menatap mata satu sama lain hingga akhirnya Yedam berbicara lagi. "No matter what happens, kamu tetep pacar aku yang paling hebat."
Berkali-kali Jihoon mengedipkan matanya dengan cepat, mencegah air mata yang ingin melesak keluar dari kedua matanya. Sedikit gengsi, karena dia tidak ingin terlihat cengeng di hadapan Yedam.
"You're doing better than you think, and I'm very proud of you." ucap Yedam tulus, tapi tanpa disangka membuat isakan Jihoon semakin terdengar.
"Kamu kenapa harus bilang gitu pas aku lagi cape, sih?" Jihoon segera mengusap kasar kedua matanya untuk menghentikan air matanya yang jatuh. "Kan aku jadi nangis beneran!"
Mengabaikan tawa geli yang sudah jelas ditujukan untuknya, Jihoon memilih menikmati usapan lembut Yedam di kedua matanya.
Jihoon refleks memejamkan matanya ketika Yedam mencondongkan tubuhnya untuk menghapus jarak di antara mereka. Dan tidak lama kemudian, Jihoon merasakan bibir Yedam yang melumat bibirnya dengan lembut.
"Sayang, you did well." ucap Yedam setelah melepaskan ciumannya, kali ini kedua tangannya mencubit gemas pipi Jihoon. "So, please don't use your energy to worry."
Terkadang Jihoon menyesal, mengapa dia harus selalu memendam semuanya terlebih dahulu ketika masalah bisa dengan mudah diselesaikan hanya dengan mengungkapkannya pada Yedam.
tbc..
~~~^^~~~

KAMU SEDANG MEMBACA
Little Things - [hoondam]
أدب الهواة[COMPLETED]✔ Sedikit banyak, Jihoon dan Yedam mulai paham tentang hal-hal kecil yang disukai satu sama lain. Atau mungkin, isinya cuma cerita antara Yedam sama Jihoon yang pacaran. bxb short story harsh word bahasa non-baku attempt humor fiksi only...