04 - The Next it's You

536 73 4
                                    

Halo halo halooo we meet again in chapter 4, gimana kabarnya?? Baik-baik aja kann, kalo kurang baik istirahat yang cukup jangan begadang/tidur malem, ga sehat.
Btw ada apa ini dengan judulnya🤨 mencurigakan? Tentu soalnya ada sesuatu yang secret!! Pokoknya jangan lupa vote deh, follow juga boleh biar ga ketinggalan notif update dari aku.

(n.) ·-&-· = di tempat lain.

Happy reading!!




Bugh!

Bugh!

Brak!

"Akhh, shh." Desis seorang gadis yang sudah berkali-kali dipukuli.

Minggu pagi seharusnya dinikmati dengan bersantai-santai dengan ponsel yang selalu digenggam, tetapi dia menikmati Minggu dengan berbeda. Berlatih bela diri atau berlatih senjata api dan tajam. Walaupun ia melakukannya tanpa paksaan sama sekali.

"Kau kenapa? Mengapa kau sedikit lengah Minggu ini?" Tanya sang Papa. Ya, yang bertanya adalah Papa Nerezza, Papa Valdis. "Untuk Minggu ini sampai disini saja, kamu sepertinya sedikit kelelahan." Lanjutnya.

Nerezza hanya mengangguk dengan memegangi lengan kirinya yang mungkin terdapat memar. Tak mau berlama-lama di ruang pelatihan bela diri, Nerezza segera mengganti pakaiannya dan keluar dari ruangan menuju ruang makan untuk sarapan.

Di sana terdapat Christopher, Mama dan Papanya serta Donovan. Untuk apa Donovan datang?

Nerezza menduduki kursi kosong di sebelah kanan Christopher yang tepat berhadapan langsung dengan Donovan.

"Nanti malam, aunty Becca dan Rana akan berkunjung." Ucapan sang Papa menghilangkan keheningan yang melanda sedari tadi.

"Jwam bwerapwa Pwa?" Nerezza bertanya dengan mulutnya yang sibuk mengunyah.

"Telan terlebih dahulu makananmu." Sang Papa memperingati putrinya itu, Nerezza memang sering bertanya dengan mulutnya yang masih mengunyah.

Nerezza dengan cepat menelan makanannya. "Maaf Pa, lalu aunty akan datang jam berapa?"

"Setelah jam makan malam." Nerezza hanya mengangguk mendengar jawaban sang Papa.

Sesudah menyelesaikan sarapannya, Nerezza memilih untuk berdiam diri di kamarnya. Rasanya rumahnya sangat sepi saat kakak keduanya meninggal dunia, ditambah lagi kakak pertamanya pindah ke rumahnya bersama suaminya. Tak ada lagi yang bisa Nerezza jahili sekarang.

Sesampainya di kamar, Nerezza langsung merebahkan tubuhnya dan memilih untuk mendengarkan musik sembari membaca novel online yang belum terselesaikan.

Ia mengambil airpods dan langsung menghubungkannya ke ponsel. Ia pun menyalakan playlist nya, bahkan lagu Weapon dari Itzy terselip diantara western song yang berada di playlist.

Ditengah keseriusannya dalam membaca, pintu kamarnya terbuka menampakkan seorang lelaki berbadan tegap dengan kemeja biru gelap tengah memandangnya. Nerezza menghela napasnya lalu mengacuhkannya, ia lebih tertarik membaca novel ketimbang meladeni pemuda tersebut.

Pemuda itu merasa kedatangannya diacuhkan, ia masuk kedalam kamar, menutup pintu dan menguncinya.

Lalu sang pemuda membuka kancing kemejanya yang membuat Nerezza segera menoleh dengan cepat.

"Heh! Kamu ngapain?! Kancingin ga! KANCINGIN CEPET!" Nerezza berteriak dari dalam selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Ia mengintip sedikit dan masih mendapati pemuda tersebut hanya terdiam, "kancingin wahai tuan Donovan Luca Cessair Mort yang terhormat." Ujarnya memohon. Pikirannya menjadi memikirkan yang tidak-tidak saat ini.

One Kiss Away from Killing[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang