𝗘𝗡𝗗

468 44 17
                                    

I

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I.. I'm going to be a big sister!!!
꒰꒰𝂅۪۫┉۪۫┉۪۫┉۪۫┉𝂅꒱꒱ ꒰꒰𝂅۪۫┉┉۪۫┉۪۫┉𝂅꒱꒱ ꒰꒰𝂅۪۫┉۪۫┉۪۫┉۪۫┉𝂅꒱꒱































































































꒰꒰𝂅۪۫┉۪۫┉۪۫┉۪۫┉𝂅꒱꒱ ꒰꒰𝂅۪۫┉┉۪۫┉۪۫┉𝂅꒱꒱ ꒰꒰𝂅۪۫┉۪۫┉۪۫┉۪۫┉𝂅꒱꒱

[M/N] masih belum menyadari bahwa sebentar lagi ia akan memiliki anak lainnya "tunggu.. bagaimana bisa!??" Tanyanya dengan bingung

"Tentu saja bisa, anda kan selalu menanam benih." Mendengar pernyataan tersebut [M/N] tertohok dan lekas menjawab "Anu.. ahahaha.." ia hanya menjawabnya dengan tawa canggung

Tak lama pintu kamar terbuka, menampakkan seorang anak dengan surai hitam dan mata merahnya "Vox, kau butuh sesuatu?" Tanya [M/N] sembari melihat ke arah anaknya

Sang anak kemudian menggeleng dan lekas mendekat ke arah sofa dan merebahkan dirinya disana sembari terdiam, hal tersebut membuat roxanna dan [M/N] saling memandang dengan wajah kebingungan

Roxanna mendekat ke arah anaknya yang kemudian duduk di sebelah Vox sembari mengusap surai hitamnya lembut "Ada sesuatu yang mengganggumu?"

Vox kembali menggeleng yang kemudian bangkit dari posisinya, dan lekas menidurkan tubuhnya di paha sang ibu "Kau kenapa, Vox?" Tanya [M/N] kembali

"caya- uhm-" sebelum berucap Vox menutup mulutnya malu dikarenakan suaranya yang agak cadel "tidak apa-apa katakanlah" lembut roxanna sembari mengusap surai hitam milik anaknya

"gigi caya cakit.." ujarnya kembali sembari menunjuk ke arah mulutnya yang tertutup dengan mata berkaca-kaca

Roxanna tersenyum yang kemudian menggendong vox dan menepuk-nepuk punggungnya "hiks.. ibu.. cakit.. hiks" tangisnya di saat roxanna menepuk-nepuk punggungnya

beberapa menit kemudian Vox kembali tenang dan saat ini ketiganya tengah berjalan menuju ruangan untuk makan bersama

-( 🦋 )-

"Kasihan sekali~ Vox dimana yang sakit?? Beritahu pada nenek!" ujar maria sembari memegang pipi vox "Anu.. maria, aku rasa kamu jangan terlalu erat memegang pipinya.." Maria kemudian menoleh ke arah Sierra "ehhh kenapa??"

"Anu.. nenek, gigi caya.. hiks" ujar Vox sembari menahan sakit di saat pipinya di pegang dengan erat, dengan cepat maria melepaskan pegangannya dan memeluk vox erat "maafkan nenek, aaa vox kamu tidak apa!?" Panik maria

𝐃𝐑𝐄𝐀𝐌𝐈𝐍𝐆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang