#2 kencan studio

292 44 11
                                    

I think one of the greatest feelings in the world is when someone openly tells you how much you mean to them.

.

.

.

Mada yang kebetulan lagi sibuk di studio, menghela nafas pelan saat dirinya sibuk merevisi lirik yang ditulisnya, yang kemudian coba Mada gabungan dengan nada demi nada agar terbentuk sebuah lagu. Berjam-jam sudah Mada habiskan hanya untuk lagu ini saja, tapi masih tak Mada temukan melodi yang dapat menggetarkan dirinya. Rasanya selalu masih ada yang kurang, entah pada chorus atau yang lainnya.

"Aku disuruh bikin rundown acara kantor sekarang." tiba-tiba Gantari muncul, membuat Mada segera memutar kursi untuk menghadap ke Gantari. "Kenapa suka tiba-tiba sih." omel Gantari membawa dirinya untuk duduk disofa.

Mada tidak menanggapi Omelan Gantari, fokusnya kini teralihkan sepenuhnya pada sosok kekasih. "Kamu butuh apa?" tanya Mada menarik kembali kursinya menuju meja yang terdapat laci.

"Pulpen sama kertas dong, mas tolong. Ini mau susun dulu sebelum nanti aku rapiin dirumah." jawab Gantari santai.

Mada mengambil pulpen dan buku catatan yang biasa Mada gunakan untuk menulis lirik-lirik lagunya. Memberikan buku miliknya kepada Gantari lalu kembali membawa kursinya menuju meja, mengambil botol minum miliknya yang tersisa setengah untuk diberikan kepada Gantari.

"Capek sebenarnya aku, padahal hari libur tapi aku masih aja disuruh kerja." keluh Gantari, yang hanya ditanggapi Mada dengan seulas senyum tipis.

Gantari melirik botol minum Mada, yang dengan sigap Mada membuka botolnya kemudian diberikan ke Gantari. Dengan segaris senyum, Gantari menerimanya lalu menenggak abis minuman itu.

"Makasih, mas." ucap Gantari, kembali memfokuskan diri untuk menyusun acara.

Mada mengelus lembut surai milik Gantari, selanjutnya kursi Mada dorong lagi ke hadapan komputer untuk kembali menyelesaikan lagu-lagunya.

Hampir dua jam studio hanya diisi dengan alunan demi alunan lembut milik Mada, ditambah suara gitar dan musik lainnya. Kemudian Mada menghela nafas lega saat lagu yang diciptakannya tersusun rapi sesuai dengan keinginan Mada. Senyumnya tercetak jelas, kini Mada bisa berleha-leha dengan tenang.

Mada putar kursi untuk melihat Gantari. Namun, kekehan renyah terdengar saat pandangan Mada melihat Gantari sudah tertidur dengan posisi duduk. Menyandarkan punggungnya pada sofa dengan kedua tangan yang terlipat diatas perut, jangan lupakan buku catatan milik Mada yang diletakkan tepat diatas paha Gantari. Ternyata, lelah yang Mada rasakan tidak sebanding dengan lelah yang kekasihnya rasakan. Rasanya tidak adil saat waktu istirahat Gantari harus diganggu dengan pekerjaan tambahan. Siapa kiranya bos Gantari? Ingin sekali Mada ajak bicara karena sudah membuat kekasihnya kelelahan.

"Seharusnya kamu nolak, libur kerja kok masih diganggu." omel Mada, sembari membuka kemejanya lalu berjalan ke arah Gantari.

Mada membaringkan tubuh Gantari dengan perlahan, sembari menyanyikan lagu anak-anak sebagai pengantar tidur yang kemudian menyelimuti tubuh Gantari dengan kemeja miliknya. Mada pandangi wajah yang terlihat damai itu dengan penuh teliti. Ternyata, maksud bahwa sang pencipta menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya bentuk itu karena ini. Dilihat dari segi manapun Gantari— kekasihnya memang selalu terlihat cantik, bahkan dalam keadaan tertidur sekalipun. Memikirkannya membuat Mada teringat pesan ibu saat Mada membicarakan sosok Gantari.

"Mas, kalau kamu memang begitu mencintai Gantari mu ini, jangan hanya dipuji terus, tapi pastikan bahwa Gantari mu ini bahagia bersamamu. Tunjukkan kalau mas serius mencintai Gantari. Atau nggak langsung aja kita ketemu orangtuanya. Toh, rezeki setelah menikah itu pasti ada."

HAPPY ENDING WITH YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang