6. Tuna Onigiri

4.2K 566 13
                                    

⚠️ Penting ⚠️

Alur maju mundur masih berlaku gak tau sampe chapter berapa.




- Delapan tahun yang lalu -

"Masuk administrasi bisnis, tidak ada protes dan lainnya."

"Aku ingin masuk fakultas seni."

"Keluarga ini adalah salah satu pemilik kerajaan bisnis yang ikut mendorong perekonomian negara, mau tidak mau kamu harus mempelajari itu. Seni apanya, mereka hanya berakhir menjadi badut!"

"Kalau begitu aku punya permintaan."

"Apapun. Apartemen, mobil, motor? Semua akan kamu dapatkan."

"Aku ingin bertemu ibu."

Hari itu Wang Yibo mendapat satu tamparan di pipi hanya karena permintaan kecil yang menurutnya sepele. Sang ayah akan sangat marah jika dirinya mengungkit perihal wanita yang melahirkannya. Bahkan untuk melihat fotonya saja Yibo tidak pernah di izinkan.

Melawan rasanya percuma, Yibo akhirnya masuk ke universitas unggulan dengan jurusan sesuai titah ayahnya, menjadi mahasiswa baru dan populer saat itu juga karena dia adalah putera dari Dynamite grup.

Bukan hanya itu, Yibo menjadi sangat populer karena wajah tampan serta aura dingin dan misterius yang selalu di tampilkannya di depan publik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukan hanya itu, Yibo menjadi sangat populer karena wajah tampan serta aura dingin dan misterius yang selalu di tampilkannya di depan publik.

Tidak punya teman, enggan menyapa siapapun jika tidak terlalu penting, hingga image sombong yang kembali termaafkan karena dia adalah Wang Yibo, si anak tunggal Dynamite grup serta pangeran kampus idola banyak mahasiswa.

Hari itu di bulan Mei di semester pertamanya, Yibo terlalu malas untuk mengikuti mata kuliah hingga akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke salah satu tempat favoritnya di kampus dan menemukan seseorang tengah menangis meski suaranya tidak begitu terdengar, hanya ada suara ingus yang di tarik paksa, mendadak Yibo tersenyum untuk pertama kalinya setelah ia masuk universitas.

"Berisik." Tidak berniat kasar, Yibo hanya ingin menyapa tapi tidak tau bagaimana caranya.

"Uh? Ah maaf, aku akan pergi."

"Siapa yang menyuruhmu pergi?"

"Kukira kamu terganggu, jadi sebaiknya aku pergi."

"Aku hanya bilang berisik."

"Itu artinya kamu terganggu, aku pergi saja."

Orang itu, berdiri lalu membereskan buku-buku yang dibawanya, sebagian masuk ke dalam tas, sisanya dibawa dengan tangan. Terlihat repot dan Yibo masih memperhatikan. Saat akan beranjak, Yibo menarik tangan yang terlihat kurus itu cukup kasar hingga si mahasiswa kembali jatuh dan terduduk.

"Disini saja. Kalau mau menangis, lanjutkan. Anggap aku tidak ada."

"Aku tidak menangis."

"Iya, katakan itu pada mata sembab dan hidung merah lmu." Tunjuk Yibo pada mata serta hidung si mahasiswa.

-UNTITLED 1 -  EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang