⚠️ masih lanjutan dari chapter sebelumnya, flashback dari 2 tahun yang lalu ⚠️
Keduanya bergelung di dalam selimut, saling memeluk di sofa bed ruang TV selepas makan malam. Xiaozhan masih menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Yibo, dia masih malu karena mereka nyaris saja kelepasan bercinta.
"Ge."
"Ya?"
"Maaf soal yang tadi. Aku hampir melakukannya dan___
"Jangan di bahas lagiii... Aku malu!"
Yibo tersenyum, mengusap kepala Xiaozhan lembut. "Maaf."
"Tapi___
Xiaozhan diam sesaat, meyakinkan diri sendiri bahwa Yibo berhak mendengar dan mendapatkan ini.
___ tapi kalau kamu mau, aku tidak keberatan."
"Aku tidak berani." Jawab Yibo dengan suara pelan, nyaris tidak terdengar.
"Kenapa? Kalau kamu takut merusak, aku tidak keberatan soal itu. Kita sudah dewasa dan boleh melakukannya."
"Bukan itu, masalahnya__
"Kamu tidak mau?"
"Bukan."
"Lalu?"
Yibo mengeratkan pelukan, mencari kehangatan dan kenyamanan serta keberanian. Sudah saatnya Xiaozhan tau tentang hal kelam yang ia pendam.
"Ge."
"Hm?"
"Aku penderita sadomasokisme."
Flashback dari 2 tahun lalu end.
****
Masa sekarang
Hari kesepuluh dan tubuh itu masih tetap sama, terbaring. Di dukung alat-alat penunjang hidup yang sejujurnya Xiaozhan sudah muak melihatnya. Semua orang terus bicara soal keikhlasan sementara mereka bahkan tidak tau apa arti kehilangan.
Sepuluh persen harapan hidup itu akan ia perjuangkan bagaimanapun caranya, siang berganti malam, minggu berganti bulan, berganti tahun dan musim, ia akan tetap menunggu.
"Kukumu sudah mulai panjang, sebentar ya, aku ambil pemotong kuku dulu." Ucapnya riang setelah membersihkan tubuh si kesayangan dengan handuk dan air hangat.
Xiaozhan mencari di nakas sebelah ranjang tapi tidak menemukan apapun lalu memutuskan untuk pergi mengambil di ruangannya sendiri. Saat keluar ruangan, lorong tampak sepi, hal biasa di bangsal VVIP.
"Wang Yibo akan tetap melalui proses pengadilan saat sudah sadar." Samar terdengar seseorang menyebut nama yang akhir-akhir ini menjadi sangat sensitif di telinganya.
Xiaozhan berhenti, menajamkan pendengaran, menyiapkan hati sebab yang ada disana adalah ayahnya.
"Tidak ada akan bisa mengadilinya, Sir. Kamu tau darimana keluarganya berasal." Tegas seseorang di balik tembok.
"Tidak peduli siapa ayahnya, darimana keluarganya berasal, dia harus tetap di adili."
"Kamu bisa mencobanya, tapi jangan kecewa pada hasil akhirnya karena siapapun tidak akan bisa menyentuh keluarga itu bahkan jika itu hanya permukaannya saja. Dan ini putra semata wayangnya, itu jelas tidak mungkin."
Ayahnya terlihat frustasi, memijat pelipisnya lalu kembali keukeuh pada argumen bahwa ia akan tetap memenjarakan Wang Yibo. "Keputusan ku tetap sama, anak itu harus di adili."
KAMU SEDANG MEMBACA
-UNTITLED 1 - End
FanfictionYizhan fanfic BxB 🚨 Sepenglihatan orang awam mungkin hubungan keduanya tampak normal seperti orang kebanyakan. Hanya hubungan seorang dokter dan pewaris dari keluarga kaya raya. Xiaozhan terlihat sangat beruntung karena bisa berada di sisi Wang Yi...