4

401 88 17
                                    




Chaeyoung memasuki pekarangan rumah yang begitu luas dengan pagar yang tinggi mengelilinginya. Chaeyoung memarkir vespa abu-abu miliknya di garasi yang dipenuhi mobil-mobil mewah di sana.

Seorang pria berbaju hitam datang menghampiri. Chaeyoung melempar kunci motornya dan ditangkap mulus oleh pria itu.

"Bagaimana hari mu?,apa semuanya baik-baik saja?" tanya pria itu menyadari wajah kusut Chaeyoung.

Chaeyoung menatapnya malas. "Kepo lu" ucapnya kemudian masuk melewati pintu utama.

Beberapa maid datang menghampirinya. Salah satu dari mereka tiba-tiba saja mengambil alih tas Chaeyoung,berniat untuk membawa ke kamar.

"Apaan sih Lo?" sentak Chaeyoung menjauhkan tasnya dari jangkauan gadis itu. Chaeyoung nampak tak suka.

Maid yang memiliki umur yang terbilang muda itu membungkuk.

"Maafkan aku! Aku hanya_"

"Bibi Jiun!!!!" teriaknya menggelegar di ruang tamu.

Wanita yang berumur 40 tahun itu keluar dari arah dapur.

"Dia pekerja baru disini?" tanya Chaeyoung datar.

Wanita yang sudah bekerja dengan keluarganya lebih dari 15 tahun itu mengangguk.

"Iya chaeng. Dia baru bekerja hari ini" jawab bibi Jiun pelan.

Chaeyoung beralih menatap gadis itu yang sedari tadi menunduk.

"Beritahu dia apa saja peraturan d irumah ini. Aku tidak suka jika milikku disentuh oleh orang asing" ucapnya penuh penekanan. Kemudian berjalan menuju lift yang terletak diruang tengah. Ia sedang malas menggunakan tangga sekarang.

Chaeyoung berasal dari keluarga berada. Tak banyak yang tahu,disekolah hanya kepala sekolah dan beberapa guru yang mengetahuinya. Dan juga mantan kekasihnya,Kim Jisoo.

Chaeyoung tahu di jaman sekarang semua orang mendekat jika hanya kau memiliki uang. Sebelum ada kasus waktu itu,sudah banyak yang mendekatinya,yaa_karena wajah Chaeyoung mendukung apalagi setelah mereka tahu jika ia memiliki kekuasaan.

Yap!sekolah yang ia tempati menimbah ilmu itu adalah milik mendiang ayahnya,yang meninggal karena kecelakaan pesawat setahun yang lalu.

Publik tidak banyak tahu tentang identitas anak tunggal Park Seojun dan Sandara Park,karena mereka menutup rapat-rapat informasi tentang anak mereka. Dikarenakan banyak pesaing Seojun diluar sana yang mengincar putrinya.

Salah satu paparazi pernah memotret foto mereka bertiga sedang berada di restoran,namun pewaris tunggal keluarga Park itu mengenakan pakaian yang sangat tertutup. Hanya rambutnya yang terlihat berwarna blonde. Dan pada saat foto itu tersebar,Seojun meminta putrinya untuk segera mengganti warna rambutnya. Walau di kota ini banyak yang memiliki warna rambut seperti itu tetapi Seojun dan dara tidak ingin mengambil resiko,jadilah rambut Chaeyoung berwarna silver sampai sekarang.

Chaeyoung tidak masalah,karena dia memang tidak suka menjadi pusat perhatian.



*

"Nini pulang!!!"

Gadis yang tingginya hampir menyamai Jennie itu terlonjak. Ia melempar bantalan sofa mengenai wajah sang kakak.

"Dosa ya kamu begitu" ucapnya melempar bantal itu kearah adiknya.

"Lagian kak Jen norak banget tau nggak. Pulang itu bawa oleh-oleh malah teriak gak jelas. Ella kaget tau" wajahnya cemberut.

Jennie menghampiri adiknya dengan wajah garangnya. "Kamu pikir kakak habis keluar negri jalan-jalan,hah!!" ucapnya tanpa aba-aba menjewer telinga Ella.

"Aakkhh kak Jen ampun!! Mama!!!!" Ella nangis kejer,Jennie ngejewer gak nanggung-nanggung emang.

"Hmmm nangis. Dikit-dikit nangis,dikit-dikit nangis. Nangis kok dikit-dikit"

"Mama!!!"

"Cih,dasar tukang ngadu!!"

Sohyun yang berada di dapur berlari keluar mendengar teriakan membahana putri bungsunya.

"Astaga Jennie,itu telinga adik kamu nanti copot" kaget Sohyun melihat Ella berteriak kesakitan dijewer Jennie.

"Biarin mah,biarin. Durhaka dia jadi adik" setelah mengatakan itu Jennie lari ke kamar nya yang ada dilantai dua disusul Ella yang mengejarnya dengan sapu ditangannya.

Ibu dua anak itu geleng-geleng kepala melihat kelakuan kedua putrinya yang sangat amat jarang akur.


*

Chaeyoung melangkah menyusuri lorong rumah sakit. Dengan hanya memakai kaos putih oversize dipadukan dengan celana training abu-abu dan sepatu putih. Koridor itu dipenuhi oleh orang-orang yang memiliki gangguan kejiwaan.

"Silahkan masuk!!" Kata salah satu petugas.

Chaeyoung menarik nafas panjang lalu membuangnya perlahan.

Pintu itu terbuka,menampilkan sosok wanita paruh baya yang sedang bermain dengan sebuah boneka. Wajahnya terlihat bahagia,ia terus mengajak boneka itu berbicara. Namun di detik kemudian ekspresi ketakutannya muncul. Dara bersandar pada dinding dan memeluk dirinya sendiri.

"Jangan menyentuhku!!" ia berteriak histeris. Petugas di sana mencoba menenangkan nya. Namun Sandara semakin memberontak,ia tidak ingin disentuh. Kejadian beberapa bulan yang lalu kembali membayanginya.

Sadar atau tidak,petugas pria itu menarik Sandara agar berhenti memberontak. Melihatnya,tangan Chaeyoung terkepal.
Chaeyoung menarik bahu pria itu dan melayangkan satu pukulannya.

"Beraninya kau menarik ibuku seperti itu!!! Kau pikir kau siapa,hah!!" ia hendak memukul kembali pria itu namun ditahan oleh petugas di sana.

"Tenanglah,Tuan. Maafkan atas tindakan salah satu petugas kami. Kami hanya ingin melakukan yang terbaik"kepala petugas meminta semua nya meninggalkan ruangan,memberikan ruang Chaeyoung bersama ibunya.

Chaeyoung bersimpuh di hadapan bundanya. Raut ketakutan itu masih terlihat jelas.

Chaeyoung meraih tangan kurus Dara untuk ia genggam. Wanita itu ingin melepasnya,namun Chaeyoung semakin mengeratkan genggamannya.

"Ini Rosie,Bunda!!" lirihnya yang membuat Sandara terdiam lalu menatapnya lama.

"Rosie?"

Chaeyoung mengangguk lemah. Air matanya berderai melihat kondisi wanita yang sudah melahirkannya itu. Sandara seakan lupa,padahal  ia baru berkunjung dua hari yang lalu.

"Iya. Rosie anaknya Bunda,anak nakalnya Bunda" tangan Sandara terangkat meraba wajah putrinya.

Sandara memeluk erat tubuh putrinya,ia menangis ketakutan.

"Tidak apa-apa Bunda. Rosie ada di sini,Rosie tidak akan membiarkan siapapun menyakiti Bunda,hmmm!!" Chaeyoung mengusap pelan punggung bundanya,berharap itu bisa membuatnya lebih baik.

Mata Chaeyoung memerah,rahangnya mengeras,mengingat pria yang sudah membuat bundanya hancur dan mendekap ditempat ini. Chaeyoung tidak akan menyesal membunuh pria itu,dia bahkan puas melihat tubuhnya dipenuhi darah pria menjijikkan itu.

Saat itu,dipikiran Chaeyoung tidak adalagi aturan dan hukum. Di pikiran nya hanya membuat pria itu mati.

Tepat tiga bulan yang lalu,sepulang sekolah,Chaeyoung mendapati seorang pria yang sudah merendahkan ibunya dengan cara memperkosanya. Tanpa berpikir panjang,Chaeyoung melenyapkannya saat itu juga dengan menikam nya tepat di jantung menggunakan pisau dapur. Tidak puas sampai disitu,Chaeyoung mengeluarkan semua isi perut pria tersebut bahkan ia juga memisahkan kepala,tangan dan kaki pria itu.

Dan Pelakunya tak lain adalah paman nya sendiri,adik dari mendiang ayahnya yang sangat terobsesi dengan ibunya.





TBC....















Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang