6

389 89 14
                                    








Jennie duduk anteng di dalam bus. Ia mencoba fokus pada novelnya,walaupun konsentrasinya sedikit terganggu oleh sekelompok siswa dari sekolah lain yang jaraknya cukup dekat dengannya.




Jennie merasa seseorang duduk disampingnya.


"Hai! Boleh kenalan gak?" ucap pria yang duduk di Jennie samping,salah satu dari ketiga pria yang sedari tadi bergosip di depannya.

"Nggak!!" singkat Jennie tanpa niat menatap lawan bicaranya.

Jinu,pria itu terkekeh sembari menatap kedua temannya yang duduk di depan.

Jinu kembali terfokus pada gadis yang masih sibuk dengan novelnya.

"Kalau gw liat dari seragam lo,keknya lo dari Briliant High School"

Tak ada tanggapan dari Jennie. Gadis itu malah mengambil earphone untuk menyumpal telinganya. Dan tindakannya itu membuat Jinu kesal terlebih kedua temannya sedang menertawai nya.

Jinu menarik tangan Jennie agar lebih dekat dengannya. "Sok jual mahal banget sih lo jadi cewek!!"

Jennie mendorong pria itu sehingga membuat Jinu terjungkal.

"Lo kali yang murah. Banyak cowok diluar sana yang sama murahan nya kayak lo,cuma ke tutup gender aja" semprot Jennie.

"Seharusnya dari sikap gw tadi bisa bikin lo ngerti kalau gw gak mau di ganggu"lanjut Jennie berapi-api.

"Songong banget lo!!" sulut salah satu teman Jinu.

"Perlu di kasi pelajaran nih cewek" timpal teman Jinu yang lain.

Jennie tertawa mengejek. "Kalian pikir gw takut. Kalau pacar gw tau,habis kalian semua"

Jinu mendengus geli. "Emang pacar lo siapa hah? Bawa sini,gw pites pala nya" mereka tertawa puas.






"Park Chaeyoung! Kenal gak?"



Mendengar nama itu,sontak membuat ketiganya terdiam. Bukan hanya mereka bertiga,tapi seisi bus terdiam menatap terkejut ke arah Jennie.

Mereka tentu tahu siapa Park Chaeyoung. Siswa Briliant High School yang pernah terjerat kasus pembunuhan.

Jinu berdehem. "Dan lo pikir kita bakalan percaya?"

"Gak usah ngaku-ngaku" ucap cewek yang duduknya paling depan. Dilihat dari seragamnya,sepertinya cewek itu satu sekolah dengan ketiga pria sinting ini.

Jennie memutar otak,dia harus apa sekarang.





"Gw pacarnya!! Kenapa emang?"

Sontak semuanya kompak menoleh pada seseorang yang duduk paling belakang pojok kanan,memakai hoodie berwarna hitam yang dibalut jaket denim,menambah kesan misterius padanya.

Ia membuka tudung hoodie nya,membuat ketiga pria tadi saling bertukar pandang.

Chaeyoung mengambil dua buah permen karet di sakunya lalu ia masukkan ke mulut.

Chaeyoung melangkah pelan menghampiri ketiga pria tadi. Chaeyoung melirik Jennie lalu kembali fokus pada Jinu dan antek-anteknya.

Sedangkan Jennie,ia seperti orang dongo sekarang. Diam bak patung dengan pipi yang merona.

Astaga malu,cok!

"Apalagi yang kalian tunggu? Apa gw harus nunjukin pintunya dimana?" tutur Chaeyoung dengan tangan yang ia masukkan ke saku jaketnya.

Ketiganya saling dorong ke pintu bus. Tapi sebelum itu,Chaeyoung menarik seragam Jinu membuat pria terjungkal untuk kedua kalinya.

"Liat dia!!" tunjuk Chaeyoung pada Jennie.

Reflek Jinu menatap Jennie yang terdiam dengan mata yang melotot.

"Kalian juga"pinta Chaeyoung pada kedua teman Jinu.

"Udah ingatkan mukanya? Kalau sampai lo ataupun teman-teman lo ini gangguin cewek gw lagi,siap-siap aja orang tua lo nangis-nangis didepan jasad anaknya" ucap Chaeyoung dengan seringai di wajahnya.

"Ngerti sekarang? Ngerti dong masa gak ngerti" masih Chaeyoung.

Jinu dan kedua temannya cepat-cepat pergi dari sana. Berhadapan dengan Chaeyoung membuat mereka ingin pipis celana.

Chaeyoung duduk di samping Jennie. Jennie curi-curi pandang kearahnya,Chaeyoung bisa melihat itu dari ujung matanya.

"Cie pacar_..kiw...kiw..."itu suara Jennie,menggoda Chaeyoung.

"Bukannya lo duluan yang ngaku-ngaku pacar gw" Chaeyoung dengan tatapan tengil nya.

Jennie menerawang. "Iya sih. Tapi kan di dunia ini ada yang namanya mimpi ya,dan kamu udah nyempurnain mimpi aku itu"

Chaeyoung menyelami mata kucing itu,ia sedikit kagum karenanya.








"Kenapa lo gak bangun untuk mewujudkan mimpi itu"

Kesempatan kah?


***




Joy buka pintu utama disusul Irene dibelakang.

"Masuk Rene,anggap aja rumah gw!!" ucap joy menjatuhkan dirinya disofa.

"Kan emang rumah lu,dongo" balas Irene.

Joy hanya memperlihatkan cengingirannya.

Irene duduk di single sofa,matanya menyusuri rumah yang tampak sepi itu.

"Bokap lo mana?"

"Bersama para betina nya" jawab Joy enteng.

"Bokap lo kek kucing aja,kawin mulu" ucap Irene tertawa.

Joy mendelik. "Daripada lo,nanam bapak. Yang ditanam itu ubi,lo malah nanam bapak!!"

Mereka saling tukar pandang,di detik selanjutnya tawa renyah pun terdengar dari keduanya.





***


Jennie sampai di depan gerbang rumahnya.

"Makasih ya pacar,udah nganterin pulang!!" ucap Jennie malu-malu.

"Gak usah kegeeran. Gw cuma gabut aja nganterin lo" Chaeyoung mengeratkan jaketnya.

"Apapun itu alasannya,makasih ya_Rosie"

Chaeyoung tertegun. Bagaimana bisa_

"Aku tau nama itu dari komik yang selalu kamu bawa"

"Di bagian depan,ada tulisan,'untuk Rosie'dan aku berkesimpulan kalau Rosie itu kamu. Maaf,aku gak izin dulu nyentuh barang kamu" Jennie gak enak kan jadinya.

Chaeyoung terdiam lalu menghela napas panjang.

"Gw pulang ya!!" Chaeyoung sentil pelan kening gadis itu,membuat Jennie sedikit terkejut.







"Dah boncel"



Jennie mematung,namun tak lama__








"Chaeyoung__!!!"



Yang dipanggil menoleh.



"Aku boleh panggil kamu Rosie kan?"




Chaeyoung terhenyak,kemudian tersenyum tipis. Ia memakai tudung hoodie dan kembali melanjutkan langkahnya.

Chaeyoung tidak berkata apa-apa,namun Jennie sudah mendapatkan jawabannya.














TBC....


















Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang