"Widih, udah ganteng aja, kak"goda Juan kala ia membuka pintu rumah Sean.
Ingat kan kalau Juan menginap di rumah Sean? Nah, pagi ini Ethan bertamu dan kebetulan Juan lah yang membukakan pintu.
"Bunda mana?"tanya Ethan.
"Udah berangkat, dari tadi"
"Sean mana?"
"Mandi, kak. Habis masak dia"
"Terus kenapa Lo belum pulang?"
"Nggak suka ah, pocecip"
"Emang dasar fotokopian nya Juna. Nggak heran gue, nggak heran"ujar Ethan gemas.Juan membuka pintu lebih lebar, mempersilahkan Ethan untuk masuk. Tak berselang lama, Sean keluar dari kamarnya dengan handuk yang masih melingkar di leher nya.
"Mas Ethan kapan dateng?"tanya Sean.
"Barusan. Kamu kenapa keluar kamar tapi rambutnya masih basah?"
"Laper banget. Mau makan"
"Sini"Menurut. Sean mendekat pada Ethan yang segera meminta nya duduk di karpet, tangan besar itu mengambil alih handuk Sean lalu mulai membantu mengeringkan rambut si manis.
"Udah pantes jadi pembantu belum? Silahkan den minum nya"ujar Juan dengan nada yang di buat-buat, mengundang tawa Sean dan Ethan yang tidak habis pikir dengan kelakuan Juan yang selalu ada saja.
"Makasih ya, Juan"ucap Ethan yang kembali dengan rambut Sean meskipun masih ada sisa tawa di bibirnya.Juan mengamati bagaimana Ethan memperlakukan Sean dengan lembut dan penuh kehati-hatian.
"Kak, gue ini masih punya rasa cemburu ya. Lo kalo mau sayang-sayangan sama sayangnya gue ya nggak di depan gue juga dong"protes Juan.
"Siapa yang sayang Lo?"tanya Ethan.
"Dih serem bener tanya nya"Sean masih terdiam, ia mengantuk jika kepala nya di usap selembut itu. Rasanya ingin tidur lagi.
"Nggak boleh tidur ya, udah siang. Tadi bilang nya laper"kata Ethan setelah menyudahi acara mengeringkan rambut Sean.
"Iya. Mas, udah makan?"
"Udah tadi"
"Se, gue juga mau di ajak makan"rengek Juan.
"Juan, ayo makan. Udah mau siang"ajak Sean.
"Makan disini aja ya? Kasian tamu kesayangan muka nya jelek banget"olok Juan yang kini tertawa melihat wajah Ethan.Mengenai Ethan, Juan sudah tau semuanya. Dari yang paling awal sampai sekarang. Semua Sean ceritakan atas ijin dari Ethan juga. Jadi ya sekarang mereka semua sama-sama tau saja.
"Padahal aku masak ayam mentega, mas. Nggak mau makan lagi?"tawar Sean setelah membawa piring makan nya mendekat.
"Nanti aja. Kamu sama Juan makan dulu, udah mau siang"Juan datang dengan piringnya serta 2 botol minuman di pelukan nya yang ia letakkan di atas meja lalu duduk di sebelah Sean di atas karpet.
"Maaf Juan, lupa. Makasih ya"
"Habis ini gue ada kelas, Lo gimana?"
"Libur. Besok kelas siang"
"Senang nya jadi Sean!"protes Juan kesal.
"Dih, kamu kan udah libur 2 hari lalu. Gantian dong"kata Sean tak terima.Tok tok
"Paket!!"
"Udah biarin aja, nggak usah di buka. Kalo capek pasti masuk sendiri"larang Ethan pada Sean dan Juan yang hendak berdiri.Bukan apa-apa, tapi dia tau sekali suara siapa itu. Sagara. Pasti datang bersama Jarves.
"Sialan bener nggak di bukain"omel Sagara setelah sampai di ruang tamu.
"Nggak boleh sama kak Ethan"adu Juan.
"Emang dasar cepu"rutuk Ethan kesal.
"Than, kok Lo ada disini?"tanya Sagara kebingungan.
"Oh iya, barusan dateng"jawab Ethan, kepalanya sedang mencari alasan paling masuk akal.
"Gue yang suruh, kan emang rencananya kita mau ngumpul kan?"kata Jarves sebelum yang lain kembali bersuara.
"Tau gitu tadi gue nebeng Lo aja"gumam Sagara.
"Udah sama gue kenapa sih? Telat bentar doang elah"omel Jarves tak terima karna Sagara masih kesal di jemput telat olehnya.Jarves mendekat pada Sean yang masih sibuk makan, meminta sesuap lalu setelah nya duduk tegak karna Sean justru beralih menyuapi nya.
"Makan sendiri kek, adek nya lagi makan itu"Ethan menendang paha Jarves pelan.
"Galak banget sih, mas Ethan"kata Jarves menirukan nada bicara Sean.
"Mas mending ambil nasi sama lauk nya lagi kalo mau Sean suapin"titah Sean sembari menyodorkan piring yang hampir kosong.
"Oke!!"
"Nggak ada malu nya sama umur"kata Sagara.
"Kenapa? Kakak mau dedek suapin?"tawar Juan dengan wajah menggelikan.
"Mending cuci piring aja deh, Ju. Dari pada gue murka"
"Kak Saga, kalo mau makan ambil sendiri ya? Masih banyak banget"tawar Sean.
"Siapa yang masak, Se?"tanya Sagara.
"Sean. Ayam mentega, kak. Makan gih"
"Asik. Makan ah~"